2.7 Libur

11.8K 2K 60
                                    

"Ngghhh." Gue menggeliat ketika menyadari ada lengan yang memeluk pinggang gue sedari tadi.

Mata gue mengerjap ketika gue membuka mata dan menyadari bahwa Renjun tengah memeluk gue.

"Udah bangun?" Tanya Renjun tanpa membuka mata tetapi ia malah mengeratkan pelukannya dan meletakkan wajahnya di leher gue.

"Njun, ba-bangun dong. Kita gak sekolah?" Tanya gue gugup.

Renjun menggelengkan kepalanya, "Kamu lupa hari ini tanggal merah?"

Oh iya. Tapi tolong ini gimana kalau Renjun denger suara detak jantung gue yang diskoan?

Tiba-tiba Renjun manggil gue tanpa melepas pagutanya, "Yang."

"Hmm?"

"Laper," Ucap Renjun yang kini menatap gue.

"Ya udah lepas dong, biar aku yang bikin sarapan."

Renjun menggelengkan kepalanya kemudian dia memeluk gue lagi, "Gak mau. Masih ngantuk."

Gue cuma bisa menggelengkan kepala seraya mengelus pelan rambut Renjun, "Katanya lapar?"

"Nanti aja makannya." Renjun kini menatap gue seraya tersenyum, "Aku suka wangi kamu, jadi pengen meluk terus."

Gue memalingkan wajah karena malu, "A-apaan sih. Sana kamu cuci muka sama gosok gigi, aku mau ke dapur."

Akhirnya Renjun menganggukkan kepalanya malas dan berjalan ke arah kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.

Sedangkan gue merapikan tempat tidur dan langsung ke dapur. Sesampainya di dapur gue langsung membuka kulkas dan melihat bahan makanan apa saja yang bisa gue jadiin sarapan.

Dan pilihan gue adalah nasi goreng, untung tadi pagi pas jam duaan gue sempat masak nasi. Memang bahan makanan di dalam kulkas Renjun terbilang cukup lengkap kalau untuk satu orang yang menepati apartemen seperti ini.

Setelah selesai memasak gue langsung menghidangkannya di atas meja makan. Renjun yang selesai mandi langsung datang ke dapur dan duduk dihadapan gue dengan tangan sibuk memegang handuk dan mengeringkan rambutnya yang basah.

"Bisa masak ya kamu?" Tanya Renjun sambil memperhatikan masakan gue.

Gue cuma bisa ngeroll mata males, "Ya bisa lah, kalo gak bisa itu siapa yang masakin?"

Mendengar apa yang gue ucapkan membuat Renjun terkekeh, "Ah iya. Kan calon ibu dari anak-anakku harus pinter masak. Eh tapi kamu mau kan jadi ibu dari anakku, yang?"

Terserah jun, terserah. Nikah sekarang juga boleh.

Drippin | Huang Renjun (✓) [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang