Hidup itu indah, bukan? Tapi tidak semua orang merasakan indahnya kehidupan. Karena kita tahu bahwa hidup bagaikan roda yang berputar. Ada kalanya hidup berada di titik terendah, dan ada kalanya Tuhan mengangkat kita ke titik tertinggi. Tinggal menjalani dan mensyukuri setiap nikmat yang diberikan oleh-Nya dan memotivasi diri sendiri untuk bangkit dari keterpurukan yang ada.
Langkahnya lemas. Matanya sembab. Raut wajahnya sulit ditebak. Gadis itu hanya mengikuti langkah kakinya yang entah menuju ke mana. Tanpa tujuan dan merasa sesuatu telah menghantam dadanya sangat keras.
Langkahnya terhenti. Seseorang dengan motor besar berwarna biru berhenti tepat di hadapannya. Dibukanya helm full face, nampak pria bak dewa yang selalu menjadi tempat di mana gadis itu merasa aman jika berada di samping prianya.
Pria berparas tampan itu turun dari motor besarnya, dan berdiri tepat di hadapan Sang gadis. Tatapannya lekat, menatap manik gadis itu dengan dalam.
Hening.
Hanya sebuah tatapan yang mendominasi dua insan tersebut. Semilir angin sore yang seakan membelai pipi mereka masing-masing membuat suasana kian tenang.
Tanpa membuang waktu, pria itu dengan cepat mendekap gadis di hadapannya. Memeluk erat, seakan memberi kekuatan.
Sama halnya dengan Sang gadis, kini ia menangis tersedu-sedu di dada pria itu. Dia menumpahkan segala pemicu terpuruk kehidupannya. Nyaman. Tak bergerak sedikitpun. Berusaha menumpahkan segala amarahnya, sampai buliran hangat keluar dari indra penglihatannya. Berharap tangisan itu adalah tangisan yang terakhir ia keluarkan selama hidupnya.
Mereka bungkam. Menikmati suasana sore menjelang malam yang tampak hancur ini. Dunia seakan menyaksikan dua remaja yang saling membutuhkan benteng kuat bagi dirinya masing-masing.
Merasa tangisnya reda, gadis itu melepas pelukan dari Sang pemilik dada. Tatapannya beralih, manik mereka berdua bertemu.
Gadis itu menghembuskan napasnya pelan, "Gue butuh lo ..." lirihnya.
"Lo menderita, gue juga menderita. Karena kita ditakdirkan untuk berjuang bersama," timpal pria itu sembari melempar senyum terbaiknya-senyum yang tulus.
Sang gadis membalas senyum prianya, dan tanpa disadari buliran hangat kembali menetes. Dengan sigap, pria bak dewa itu menghapus jejak air mata yang menjalar di pipi Si gadis. Lalu, ia membisikkan sesuatu di telinga gadisnya, membuat Sang pemilik telinga tenang mendengarkannya.
"I'm here. I always here in your side."
-Querencia-Salam hangat,
Hanna Shimi, penulis amatir yang sayang kalian tanpa akhir.

KAMU SEDANG MEMBACA
Querencia [END]
Teen FictionPART MASIH LENGKAP, BELUM DIREVISI. [Follow sebelum membaca, don't copy my story]. Highest rank🥇 #1 in highschoolseries #1 in spirit #1 in together #2 in best couple Dia khayal dalam nyata. Dia imajinasi dalam realita. Rasa itu hadir tanpa disadari...