Gagal untuk yang kesekian kalinya.
-Querencia-
"Lo tahu kak, gue udah paham masa lalu kakak. Gue, Keisya Mahardika, cewe kelas sepuluh, yang cantik jelita ini, lebih tahu masa lalu Kak Alby dibanding diri lo sendiri. Dan yang pasti kalo lo mau tahu, temuin gue. Gue di taman belakang sekolah. Sekarang."
Rahang Alby mengeras. Urat-uratnya muncul seketika. Emosi gadis itu mulai naik setelah membaca chat dari seseorang. Keisya Mahardika. Si adik kelas yang dengan mudah memporak-porandakan kehidupan Alby.
Koridor sekolah sudah mulai sepi. Tinggal beberapa siswa yang masih di sana. Termasuk Alby. Gadis itu mulai jengah, bosan, karena sedaritadi menunggu Arga yang belum datang juga. Rupanya, meskipun Arga sangat muak dengan permintaannya tadi siang, pria itu menepatinya. Tapi tak kunjung datang sampai sekarang.
Alby beranjak dari tempat. Kakinya melangkab menuju ke taman belakang sekolah. Ingin menemui seseorang yang sudah berjanji untuk ketemuan.
Tak lama, Alby sampai ke tempat itu, sepi. Hanya semilir angin yang menyertai. Alby berdecih sesaat, lalu duduk di kursi yang ada di sana.
"Sok jagoan, nyali aja nyiut. Adik kelas nggak tahu diri!"
Alby geram sendiri. Mengapa ia dengan mudah ditipu oleh gadis bernama Keisya Mahardika itu?
"Woi, lo ngapain di sini?"
Pertanyaan dari balik punggungnya membuat Alby memutar kepala. Setelahnya ia berdiri, dan menghadap ke lawan bicara.
"Dari mana aja lo? Gue nungguin lo dari tadi," balas Alby dengan raut wajah yang murung.
Arga memutar bola matanya malas. "Siapa suruh nungguin? Bego."
Kaki Alby menginjak-injak tanah dengan perasaan kesal.
"Pulang cepetan!" seru Alby yang sudah bosan setengah mati.
Arga menghela napas. Tatapannya beralih menatap lingkungan sekitar. Sudah sangat sepi. Sepertinya ia terlalu lama latihan basket untuk perlombaan besok.
Tanpa memberitahu, Arga melesat pergi. Meninggalkan Alby yang sudah naik pitam.
"Tungguin gue!" Alby berlari mengejar Arga. Namun, yang dikejar malah mempercepat langkah. Arga juga sangat lelah. Ia butuh istirahat. Tak ada waktu untuk mengayomi umpatan Alby hari ini.
Arga mengambil motornya di area parkir. Menancap gas menuju ke gadis yang sudah menunggunya di gerbang sekolah.
"Buruan."
Alby hanya menggerutu kesal. Akhirnya, gadis itu mengalah. Menaiki jok belakang motor Arga dengan tidak kalem, alias petakilan. Membuat si pemilik motor mengelus dadanya, sabar.
Hampir saja Arga menancapkan gas, namun seseorang berseru memanggil nama mereka, tepatnya nama Alby.
Arga dan Alby sontak menoleh. Mendapati Devon dengan mobil putihnya. Devon membuka kaca mobil, dan menatap dua remaja di hadapannya dengan tatapan tidak suka.
"Alby, sama gue aja, yuk," ajak Devon.
Alby mengalihkan perhatian. Sepertinya ia mempunyai ide bagus. Perlahan, kedua tangannya melingkar di pinggang Arga. Arga yang tidak pernah diperlakukan seperti itu hanya meronta, tak terima dan ingin dilepaskan. Namun, Alby dengan picik mencubit pinggang Arga seraya membisikkan sesuatu, hal itu membuat Arga pasrah.
"Sorry. Gue udah sama dia, Von. Lo pulang sendiri, ya," jawab Alby dengan tangan yang masih melingkar di pinggang Arga.
Tatapan Devon berubah drastis sangat tajam. Lebih tepatnya menatap Arga yang dengan santai merebut 'kepemilikannya'. Hatinya mulai terasa terbakar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Querencia [END]
Teen FictionPART MASIH LENGKAP, BELUM DIREVISI. [Follow sebelum membaca, don't copy my story]. Highest rank🥇 #1 in highschoolseries #1 in spirit #1 in together #2 in best couple Dia khayal dalam nyata. Dia imajinasi dalam realita. Rasa itu hadir tanpa disadari...