Setidaknya jadilah orang tua yang bisa mengerti keadaan anaknya. Bukan menuntut sebuah ketidakmauan dengan paksaan.-Querencia-
Langit mulai memekatkan tubuhnya. Beribu bintang bertebaran, menghiasi kelamnya malam. Sinar bulan sesekali mengintip di balik awan hitam. Udara malam terasa menusuk, dingin, bercengkrama dengan pori-pori setiap insan.
Deru mesin mobil mulai terdengar. Kendaraan beroda empat itu membelah jalanan. Melintasi beberapa kendaraan yang sejenis dengannya. Sampai tak sadar bahwa dirinya telah sampai di tempat tujuan. Rumahnya.
Devon Vincent. Pria berbalut jaket hitam andalannya itu memasuki rumah besarnya. Sebenarnya ia malas jika menginjakkan kakinya di tempat ini. Hawa panas nan memuakkan, itu yang Devon rasakan saat memasuki rumahnya.
Rumah pria itu dikategorikan sebagai rumah mewah. Pasalnya, beberapa pilar yang dibangun rapi itu terbuat dari pecahan emas, ditambah lima mobil milik orang tuanya, juga harta yang sangat berlimpah. Orang tuanya memiliki bisnis besar yang tidak hanya di dalam negeri, namun di luar pun tak dapat dihitung jumlahnya.
Siapa yang tidak mengenal Bisma Vincent? Pria berumur sekitar tiga puluh lima tahun itu memegang usaha di luar negeri. Seorang CEO itu sukses mengambil alih perusahaan yang bercabang di mana-mana. Mempunyai lahan yang tak terhitung, dan beberapa usaha sampingan pun ia jalankan, salah satunya adalah restoran. Restoran yang Bisma punya banyak diminati oleh masyarakat, terlebih makanan itu kebanyakan impor dari Jepang.
Tak lupa dengan istrinya yang bernama Angela Fradany Vincent, yang kerap dipanggil Angela itu tak kalah dermawannya. Angela memegang beberapa restoran yang ia buat atas usahanya sendiri, juga memegang punya Bisma. Tak bisa dibayangkan, betapa tajirnya keluarga Vincent.
Namun, hal itu tak membuat hidup Devon sempurna. Pria delapan belas tahun itu benci akan hidupnya. Karena yang ia mau hanya bertemu dengan Mamah kandungnya. Hanya itu. Karena sebenarnya, Angela hanyalah Mamah tirinya. Sungguh, Devon sangat merindukan Mamahnya yang dulu. Mamah yang selalu ada memberikan dekapan hangat kepada anaknya. Tapi hanya karena wanita lain, yaitu Angela, Bisma yang menjabat sebagai Papah kandung Devon malah tergoda dengan wanita itu.
Ini yang Devon benci. Kala sang Papah lebih memilih orang lain dibanding anggota keluarganya sendiri. Alhasil Papah dan Mah kandung Devon bercerai pada waktu Devon umur lima tahun. Sudah lama ia belum merasakan kasih sayang lagi. Ditambah sang Papah-Bisma, pria gagah itu lebih mementingkan karir dibanding kebersamaan keluarga. Miris.
Angela. Wanita itu juga tak memperhatikan Devon. Meskipun wanita itu dalam posisi Mamah tiri Devon, tapi sama sekali Devon tak pernah mendapatkan hal manis darinya. Ini yang membuat Devon muak.
"Gimana, Von? Lancar?"
Pertanyaan dari Bisma saat Devon baru saja memasuki pintu depan membuat Devon menghembuskan napasnya kasar.
"Hm."
Meski selalu seperti itu jawaban Devon, namun Bisma tetap membalasnya dengan senyuman. Malam ini, Bisma dan Angela nampak tak sesibuk biasanya. Sepasang suami istri itu tengah menonton film bersama. Entah apa yang mereka tonton, yang pasti Devon tak ingin tahu.
"Devon, ke sini dulu bentar, boleh?"
Pertanyaan itu berasal dari Angela. Membuat Devon yang sudah menaiki anak tangga menuju tangga ke kamarnya pun berbalik. Tanpa berniat menghampiri kedua orang tuanya. Pria itu hanya sekedar memutar kepalanya ke belakang.
"Apa?"
Kedua orang tuanya mengulum senyum. "Sini."
Akhirnya Devon mengalah. Ia menghampiri Bisma dan Angela yang berada di depan tv.
KAMU SEDANG MEMBACA
Querencia [END]
Teen FictionPART MASIH LENGKAP, BELUM DIREVISI. [Follow sebelum membaca, don't copy my story]. Highest rank🥇 #1 in highschoolseries #1 in spirit #1 in together #2 in best couple Dia khayal dalam nyata. Dia imajinasi dalam realita. Rasa itu hadir tanpa disadari...