Happy Reading!
-----•••-----Sunny mengerjap beberapa kali, berusaha mengumpulkan kembali kesadarannya dijam 05.15 saat itu. Gadis itu sedikit memandang ke samping, ada Rowena, May dan Queen yang sedang tertidur pulas.
Gadis itu berencana akan lari pagi sebelum pergi ke sekolah. Ia butuh sedikit olahraga untuk meregangkan ototnya setelah semalaman maraton drama dan karaoke bersama Rowena, May dan Queen dirumahnya. Untuk pertama kalinya Sunny berencana demikian, karena biasanya Ia akan memilih untuk melanjutkan tidurnya ketimbang harus bangun menerpa udara dingin pagi hari.
Sunny sengaja tidak membangunkan sahabat-sahabatnya yang masih terlelap, biarkan mereka melanjutkan mimpi indah mereka. Lagi pula akan butuh perjuangan keras untuk membangunkan tiga manusia itu sekarang.
Sunny perlahan turun dari kasur, menuju ke kamar mandi untuk bersiap-siap.
Selesai bersiap, gadis itu segera menuju taman kota yang hanya berjarak beberapa meter dari rumahnya. Taman itulah yang akan menjadi tempatnya berolahraga pagi ini.
Sunny berlari kecil menyusuri taman kota yang masih remang. Dia tidak sendiri, beberapa orang juga berolahraga disana, berlari kecil sepertinya, mengendarai sepeda atau sekedar berjalan santai menikmati udara segar pagi itu.
Sebuah earphone putih dengan beberapa lagu yang berputar menemani lari kecil Sunny.
15 menit berlalu dan taman kota itu mulai cerah. Taman itu juga semakin ramai dengan banyak orang yang berolahraga. Sunny menyekah keringat dipelipisnya setelah berlari beberapa putaran. Dada gadis itu naik turun dengan napasnya yang memburu.
Netra coklat itu menyapu sekelilingnya, mencari tempat yang tepat untuk beristirahat. Butuh beberapa saat untuk Sunny menemukan sebuah kursi taman yang tidak terisi.
“Aish,” Sunny memutar bola matanya dengan malas melihat tali sepatunya yang entah sejak kapan terlepas. Meski mulutnya mencibir kesal, gadis itu tetap merendahkan tubuhnya lalu menggapai tali sepatunya untuk diikat.
“Untung ya istri Sehun peka, kalau gak udah rontok gigi cantik ini.” cicit Sunny sambil mengikat tali sepatunya.
"Sun, coba bayangin kalau gigi lo rontok terus lo nyengir didepan Sehun." Sunny terbahak dengan ucapannya sendiri.
“Minggir.”
Sunny menghentikan tawanya kemudian mendongkak. Mata gadis itu langsung menyipit lantaran wajah orang didepannya terpantul cahaya matahari hingga terlihat silau.
“Lewat aja, jalan masih luas.” sahut gadis itu.
“Minggir.” tegas orang itu lagi.
Tak asing dengan suara itu, Sunny segera menegakkan tubuhnya. Ia kenal betul suara menjengkelkan itu, suara yang akan selalu dan senantiasa merusak mood-nya.
Mata Sunny melebar “Demi Chanyeol yang gak pernah peka sama gue, kenapa lo ada disini? Lo ngikutin gue ya? Sejak kapan lo ngikutin gue hah?”
Cowok didepannya nampak mendengus kasar “Gak.”
“Ngaku lo animers sensian,” dengan geram gadis itu menunjuk wajah Rayn.
“Gak.”
“Mau apa lo ngikutin gue?”
“Kurang kerjaan gue ngikutin lo.”
“Terus?”
“Gue mau lewat.”
"Gak, lo ngikutin gue dari tadi kan? iya kan? gue kira fans ternyata manusia gak jelas kayak lo."
"Minggir."
KAMU SEDANG MEMBACA
KPOPERS VS. ANIMERS [END]
Подростковая литератураBertemu seorang cowok dingin di koridor kelas 11 merupakan hal yang tak pernah di inginkan oleh seorang Kanaya Sunny Arabella. Apalagi pertemuan mereka harus berawal dengan Sunny yang tak sengaja menampar wajah cowok dingin itu. Gelagat cowok itu b...