Happy Reading
-----•••-----“Iya gue suka Sunny, kalau itu yang lo pikirin.”
“Maksud-…” ucapan Karel terpotong saat ponsel milik Rayn berdering.
Rayn segera mengeluarkan benda itu dari saku celananya, sedikit menjauh dari Karel untuk menerima panggilan itu.
"Iya bunda Rayn kesana.”
“Iya bunda.”
Rayn kembali menaruh ponsel dalam saku celananya. Cowok itu melihat Karel sekilas kemudian melesat pergi tanpa peduli pada Karel yang sedang melihatnya dengan napas memburu.
Akan semakin rumit masalahnya jika Rayn tetap disana. Karel pasti akan sangat membencinya lantaran pengakuannya tadi. Ya, Karel pasti sudah membencinya.
Tapi Rayn tak peduli, Ia masih dalam batas wajar menyukai Sunny. Lagi pula tak ada secuilpun niat dalam hatinya untuk merebut Sunny dari Karel.
Rayn cukup sadar kalau Sunny tak mungkin menyukainya, karena hanya ada Karel dihatinya. Rayn juga tak dapat memaksa karena sedari awal gadis itu sudah memilih Karel.
Rayn sedang mencoba mengiklaskan, namun semakin Ia menjauh, keadaan seakan menariknya untuk kembali dekat dengan gadis itu.Karel menatap punggung Rayn yang semakin jauhinya dalam diam. Meski sedikti berat, Karel harus menerima kalau Rayn juga menyukai Sunny. Hanya perasaanya seketika memberontak, rasa takut gadisnya direbut orang lain seakan memenuhi pikirannya sekarang.
Karel menarik napas berat kemudian kembali melangkah, namun belum jauh dari kamar Sunny, seseorang memanggilnya membuat cowok itu menghentikan langkahnya kemudian berbalik kearah suara itu , mendapati Zia sedang berlari kecil kearahnya.
“Jangan lari Zia.” tegur Karel saat Zia sudah berdiri didepannya
Ziat tersenyum kikuk “Maaf, takutnya kamu keburu pergi.”
“Kan bisa manggil,”
“Gak bisa, napas aku udah mau habis.” ucap Zia dengan napas memburu
Karel tersenyum geli “Ya udah, ada apa?”
Zia menggeleng “Cuma mau masti’in kamu baik-baik aja.”
Karel tersenyum simpul kemudian tangannya terangkat kekepala Zia, membelai lembut surai hitam itu.
“Aku baik-baik saja, jangan khawatir.”“Benaran? Dria gak datang kan?”
Karel mengangguk “ Iya, memangnya dia mau datang?”
“Gak tahu juga, tapi biasanya kayak difilm gitu Ka-…”
“Stttt, kebanyak nonton film action jadinya gini nih.”
Zia tertawa samar “Sunny gimana Ka? dia baik-baik aja kan?”
Karel menggeleng “Sunny belum sadar, mungkin butuh beberapa hari lagi.”
Zia mengangguk, dia juga sempat mendengar penjelasan dokter tadi kalau Sunny belum bisa sadar dengan cepat karena ada beberapa masalah di kepalanya.
“Karel?”
“Apa?”
“Aku nginap dirumah kamu ya? Papa lagi bawa banyak rekannya kerumah, berisik, aku gak bisa tidur.”
“Udah izin belum?”
“Udah dong Ka, telpon mama aja kalau gak percaya.”
“Percaya kok.” Karel menggapai tangan Zia, kemudian keduanya segera meninggalkan rumah sakit itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KPOPERS VS. ANIMERS [END]
Novela JuvenilBertemu seorang cowok dingin di koridor kelas 11 merupakan hal yang tak pernah di inginkan oleh seorang Kanaya Sunny Arabella. Apalagi pertemuan mereka harus berawal dengan Sunny yang tak sengaja menampar wajah cowok dingin itu. Gelagat cowok itu b...