Happy Reading!
------•••------Pukul 16.00 dan disinilah Sunny sekarang. Berdiri didepan rumah berlantai dua dengan cat putih, rumah yang selalu Ia kunjungi sejak minggu lalu, mencari sosok sahabatnya yang tak kunjung menampakkan kabarnya.
Sunny memandang pintu yang setengah tertutup didepannya. Ada sedikit rasa ragu dalam diri gadis itu, Ia takut akan kembali pulang dengan hasil yang nihil. Ditangannya ada raport Rowena, salah satu alasan Ia kembali menginjakkan kaki ditempat itu.
Lama gadis itu berdiri disana sambil mengetuk pintu dan menekan bel, namun tak ada satupun jawaban dari dalam. Pintu masih setengah terbuka membuat Sunny bingung ada atau tidak orang dirumah itu.
Hingga akhirnya gadis itu memberanikan diri untuk masuk kedalam rumah Rowena.
Sepi, itulah yang pertama kali dirasakan gadis itu saat menapakkan kakinya di sana. Sunny mengendarakan pandangannya ke sekeliling ruangan yang tidak terlalu besar Tampak asing dan berbeda dari terakhir kali Ia melihatnya. Sunny, May dan Queen jarang kerumah Rowena. Bukannya mereka tak mau, hanya saja Rowena selalu melarang mereka kesana.
"Rowena," panggil Sunny namun suaranya menggema bebas dalam ruangan itu.
"Dia gak ada lagi." gumam Sunny lesu.
Baru saja Sunny hendak melangkah keluar, suara tangisan membuat langkahnya terhenti. Gadis itu terdiam ditempatnya, berkonsentrasi mencari darimana asal suara tangisan yang terdengar samar-samar.
Sesaat tangisan itu tak terdengar, namun kembali menggelegar dirumah itu beberapa detik kemudian.
Sunny kenal suara itu, suara Rowena.
Sunny membalikkan tubuhnya mengikuti arah suara tangisan yang terdengar dari lantai dua. Gadis itu menampakkan kakinya dengan cepat menaiki tangga lalu berhenti tepat didepan sebuah ruangan.
Suara tangisan Rowena semakin terdengar jelas. Tidak, suara itu ikut bercampur dengan suara tangisan lainnya.
Sunny memberikan diri mendekati pintu yang sedikit terbuka. Entah Ia harus senang atau sedih sekarang, karena telah menemui Rowena disana namun keadaan gadis itu sepertinya tidak baik-baik saja. Nyata dari tangisnya yang semakin menjadi dari balik ruangan itu.
Samar dicela pintu dapat Sunny melihat Rowena, gadis itu sepertinya tidak sendiri. Seorang wanita duduk diatas ranjang menghadap kearah Rowena yang kini bersandar di tembok. Sunny tahu wanita itu adalah Keyla ibu Rowena. Tak jauh berbeda dari Rowena, wanita itu juga terisak namun wajahnya menunjukkan amarah penuh.
Sunny menggeleng, Ia harus menahan hasratnya untuk bertemu Rowena saat ini. Ia hanya sebatas sahabat yang tak punya hak untuk ikut campur dalam urusan Rowena. Cukup dengan melihat Rowena saat ini membuatnya lega. Sunny berjanji akan datang besok dan menemui gadis itu. Gadis itu banyak berharap bisa kembali mendapati gadis itu besok.
Sunny hendak berbalik meninggalkan tempat itu tapi ucapan Rowena dari dalam sana berhasil membuat langkah berhenti.
"Jelasin sama Rowena, mama ada hubungan apa dengan orang tua Sunny?" desak Rowena.
Sunny terlonjak bingung mendengar orang tuanya disebut. Gadis itu langsung membeku di tempatnya.
"Cukup Rowena. Cukup kamu tahu aku ibumu, tidak lebih." nada suara Keyla semakin meninggi
"Lalu kenapa bisa ada nama ayah dan ibu Sunny disana ma? diberkas pengadilan itu kenapa bisa ada nama Rowena dan orang tua Sunny?" Rowena kembali mendesak ditengah tangisnya.
Keyla sejenak tak berucap apa-apa, wanita itu nampak kesal memandang Rowena yang tak kunjung berhenti mendesaknya.
"Sudah kubilang berhenti bertanya." Keyla meninggikan nadanya
KAMU SEDANG MEMBACA
KPOPERS VS. ANIMERS [END]
Fiksi RemajaBertemu seorang cowok dingin di koridor kelas 11 merupakan hal yang tak pernah di inginkan oleh seorang Kanaya Sunny Arabella. Apalagi pertemuan mereka harus berawal dengan Sunny yang tak sengaja menampar wajah cowok dingin itu. Gelagat cowok itu b...