Happy Reading!
------•••-----Edward nampak ragu untuk berucap. Beberapa kali mulutnya terbuka ingin berbicara namun pria itu kembali membungkam.
“Ada apa bang?”
Edward masih tak menjawab, menatap ragu gadis didepannya.
""Ada bang? kenapa wajahnya kayak gitu?" tanya Sunny lagi, hatinya semakin mencelos melihat ekspresi Edward yang tak seperti biasanya.
Edward menarik napas gusar sebelum akhirnya kembali menatap wajah adiknya.
“Rowena ada dibawah, dia nangis.” .
Edward menarik napas panjang sebelum akhirnya kembali menatap wajah adiknya.
“Rowena ada dibawah, dia nangis.”
“Apa?” Sunny terlonjak ditempatnya, masih mencari kebenaran di wajah kakaknya. Tak ada yang berubah wajah Edward masih terlihat khawatir seperti beberapa saat yang lalu.
“Udah cepatan sana.” Edward menarik tangan Sunny keluar dari kamar.
Sunny menuruni tangga dengan tergesah, hingga langkah gadis itu berhenti dianak tangga paling bawah, matanya melirik nanar Rowena yang sedang terduduk lesu didepannya.
Rowena terlihat kacau. Kantong matanya membengkak, wajahnya memerah dan rambutnya terlihat berantakan. Gadis itu bahkan hanya menggunakan pakaian rumahnya saat ini.
“Maaf ya gangguin lo.” suara Rowena bergetar, gadis itu bahkan hanya melihat Sunny sekalis kemudian kembali menundukkan kepalanya.
Rowena berusaha menyembunyikan wajahnya yang kacau, meski Ia sendiri tahu kalau Sunny sudah lebih dahulu melihatnya.
“Gak apa-apa .” Sunny mengusap lembut punggung Rowena
“Gue gak tahu mau kemana, akhirnya gue datang kesini. Maaf gue buat lo khawatir.”
“Masih sempatnya lo mikir kayak gitu? Gue sahabat lo, lo bisa datang kapanpun lo mau. Gue akan selalu nerima lo.” tutur Sunny.
Dengan wajahnya yang kacau Rowena tersenyum samar.
“Makasih ya Sun”
Sunny mengangguk.
“Ada masalah apa, kasih tau ke gue, jangan dipendam sendiri. Bila perlu gue telpon yang lain biar datang juga.” Sunny hendak beranjak untuk mengambil handphone-nya namun secepat mungkin dicekal Rowena.
Rowena menggeleng “Gak Sun. Jangan. Gue gak mau yang lainnya khawatir.”
Sunny bergeming sesaat sebelum akhirnya mengangguk setuju. Gadis itu kembali mengambil tempat disamping Rowena, memandang lekat wajah sahabatnya itu.
“Sun.” panggil Rowena
"Kenapa na?”
“Ibu gue jahat banget tahu gak. Bisa-bisanya dia lebih milih pria pemabuk itu daripada gue.” Rowena tersenyum kecut.
“Gue gak pernah nyangka dikhiantin sama Ibu sendiri. Terakhir tahun lalu dia janji gak bakalan ada hubungan lagi sama pria itu, tapi lo tahu Sun? Tadi dia bilang kalau mereka akan menikah tiga bulan depan.” mata Rowena mulai berkaca-kaca.
![](https://img.wattpad.com/cover/170154644-288-k10658.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KPOPERS VS. ANIMERS [END]
Teen FictionBertemu seorang cowok dingin di koridor kelas 11 merupakan hal yang tak pernah di inginkan oleh seorang Kanaya Sunny Arabella. Apalagi pertemuan mereka harus berawal dengan Sunny yang tak sengaja menampar wajah cowok dingin itu. Gelagat cowok itu b...