Happy Reading!
-----•••-----Rayn melepas helmnya, sedikit membenarkan rambutnya yang terlihat acak-acakkan di spion motor.
Cowok itu kembali mendengus pelan saat mendengar ocehan lewat ponselnya yang sedari tadi Ia letakan disaku jaketnya.
"Iya bunda, Rayn udah dirumah sakit." ucapnya datar.
"Kasih ke Sunny ya, awas aja kalau kamu buang." ancam wanita itu untuk kesekian kalinya kemudian memutuskan sambungan sepihak.
Sekali lagi Rayn menarik napas kesal, merutuki dirinya yang nampak sangat payah di situasi saat ini.
Tadi Rayn baru saja akan melanjutkan tidurnya setelah bangun pagi dan membantu bunda Soya membersihkan rumah. Namun belum juga dirinya terlelap, wanita itu menarik selimutnya dan menyuruhnya segera bagun untuk mengantar makanan.
Rayn yang agak malas hanya mampu mengangguk pasrah. Sebelum berangkat Rayn masih sempat menghampiri bunda Soya dan menanyakan kemana makanan itu harus Ia antar. Mata cowok itu sukses dibuat melotot kaget saat bunda Soya mengatakan kalau makanan itu untuk Sunny dirumah sakit.
Rayn langsung menolak namun wanita itu terus saja memaksanya. Bagaimana bisa move on kalau begini terus?
Dan sinilah dia sekarang, berjalan ragu menyusuri halaman depan rumah sakit. Berulang kali Rayn menarik napas panjang, berusaha meyakinkan dirinya untuk tetap baik-baik saja. Tapi pada akhirnya cowok itu kembali menciut, apa kata Sunny pada dirinya yang tiba-tiba muncul tanpa diundang.
Sudah pasti mereka akan berakhir dengan sebuah pertengkaran atau Rayn yang harus kembali pulang tanpa sempat memberikan makanan bundanya.
Masih setengah ragu, Rayn tetap memaksa kakinya untuk berjalan ke pitu masuk. Namun Langkah panjang itu tiba-tiba berhenti.
Rayn membatu ditempatnya menatap tak percaya apa yang dilihatnya sekarang. Tanpa sadar cowok tinggi itu mengepal kuat tangannya, napasnya memburu bersamaan dengan keringat yang mulai muncul di keningnya.
Rayn tersenyum kecut melihat dua orang didepannya. Tidak, Ia tidak akan menyesal telah datang kemari.
Tanpa pikir panjang Rayn berjalan cepat kearah dua sosok itu hingga beberapa saat kemudian cowok itu sudah berdiri samping mereka yang masih sibuk dengan aktivitasnya.
Tanpa aba-aba, Rayn langsung menarik kerah baju Karel.
Bugh...
Satu hantaman mendarat mulus dipipi Karel. Zia langsung memekik kaget melihat Karel yang terhuyung beberapa langkah kebelakang.
Seakan belum cukup untuk menuntaskan amarahnya, Rayn kembali melayangkan satu hantaman keras diwajah Karel.
"Beraninya lo lakuin itu sementara pacar lo lagi sakit?" dada Rayn naik turun, tak ada lagi intonasi bersahabat atau tatapan datar seperti biasanya. Semua telah tertutupi amarah Rayn yang memuncak. Perasaannya begitu menggebu saat melihat Karel yang tanpa rasa bersalah melakukan hal tadi.
Karel menyentuh pipinya yang terasa perih. Ada sedikit bercak darah di sana. Cowok itu menatap tajam Rayn didepannya dan tanpa berucap, Karel langsung melayangkan satu tinju ke wajah Rayn. Sangat kuat, membuat Rayn berhasil mundur beberapa langkah.
![](https://img.wattpad.com/cover/170154644-288-k10658.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KPOPERS VS. ANIMERS [END]
Novela JuvenilBertemu seorang cowok dingin di koridor kelas 11 merupakan hal yang tak pernah di inginkan oleh seorang Kanaya Sunny Arabella. Apalagi pertemuan mereka harus berawal dengan Sunny yang tak sengaja menampar wajah cowok dingin itu. Gelagat cowok itu b...