07. Dalam Diam

213 48 12
                                    

Happy Reading!
-----•••-----

Karel duduk didepan Sunny, menggenggam lembut tangan gadis itu kemudian membersihkan goresan lukanya dengan alkohol.

Sunny hanya membisu, sengaja menatap ke sekeliling ruangan untuk menghindari kontak mata dengan Karel.

“Sakit Sun?” tanya Karel saat Sunny meringis perih.

Gadis itu menggeleng pelan “Gak kak, cuma perih.” lirih Sunny

“Tahan ya, dikit lagi udah selesai.” Sunny mengangguk.

Dengan telaten Karel mengobati luka ditangan Sunny dan segera membalutnya dengan perban.

Kedatangan Karel tadi membuat Dria, Airin dan Fannya bergegas meninggalkan Sunny tanpa sedikitpun membantah. Mereka hanya melirik sinis gadis itu sesaat, sebelum akhirnya berlari meninggalkan tempat itu.

Karel terdiam setelah kepergian Dria dan teman-temanya. Matanya menatap lurus pada Sunny yang berdiri beberapa langkah didepannya. Sesaat cowok itu mendekat dan tanpa peduli dengan Rayn yang masih ada disana, Karel langsung menarik gadis itu kedalam pelukannya.

Jantung Sunny berdetak kecang, napasnya tertahan ditenggorokan, Sunny langsung membeku ditempatnya saat mendapatkan pelukkan tiba-tiba itu. Namun rasa perih ditelapak tangan dan lengan membuat Sunny meringis hingga Karel segera menguraikan pelukannya dan  membawa gadis itu ke UKS.

Itulah mengapa sedari tadi Sunny hanya membugkam dan tak berani menunjukkan wajahnya yang merona pada Karel.

“Selesai.” Karel meletakan sisa perban dan obat kedalam kotak P3K kemudian menaruhnya diatas meja.

“Makasih kak.” ucap Sunny tulus.

“Maaf ya gara-gara aku kamu dibully sama Dria.” Karel mengusap lembut rambut Sunny. Dia sempat mendengar ancaman Dria tadi, tentang Sunny yang harus segera menjauhinya. Namun Karel tak sedikitpun berniat untuk menanyakan hal itu pada Sunny.

Karel memilih untuk memikirkannya sendiri. Tentang alasan dibalik ketidaksukaan Dria pada Sunny.

“Gak apa-apa kak, Sunny baik- baik aja kok.”

“Aku janji Dria gak bakalan ganggu kamu lagi.” lagi-lagi Sunny hanya bisa mengangguk. Jika itu sudah keputusan Karel, gadis itu tak punya hak untuk membantah.

“Gak usah khawatir kak, Sunny bisa lawan Dria.”

Karel menaikan satu alisnya “Memangnya bisa?”

“Bisa lho Kak. Tadi Sunny udah siap buat lawan Dria tapi kakak tiba-tiba datang, ya udah gak jadi deh.”

Karel tertawa kecil mendengar tuturan Sunny.

Cowok itu meraih tangan Sunny “Cepat sembuh.” Karel mengusap lembut telapak tangan Sunny yang sudah diperban.

Beberapa saat mereka sama-sama membuangkam, sampai akhirnya cowok itu melirik jam tangannya kemudian menarik napas berat.

“Sun aku balik ke ruang OSIS dulu ya, ada rapat dengan pembina OSIS.”

"Iya kak, semangat."

"Gak apa-apa aku tinggalin sekarang?"

Sunny mengangguk "Gak apa-apa kak, Sunny juga mau balik ke kelas."

Karel masih ragu dengan keputusan Sunny, namun cowok itu hanya bisa mengangguk pasrah.

Karel mengalihkan tatapannya ke samping.

“Aku titip Sunny, jaga dia baik-baik.” titah Karel pada Rayn yang tengah sibuk dengan ponselnya.

KPOPERS VS. ANIMERS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang