Happy Reading!
-----•••-----17.00 dan matahari perlahan bergeser kearah barat bersamaan dengan awan hitam yang entah sejak kapan mulai membendung langit sore itu. Meski waktu perlahan berjalan kearah malam, namun tidak bagi ratusan remaja dalam gedung seluas lapangan sepak bola itu.
Diantara penyinaran yang remang, ada nyanyian dan sorakan disertai lambaian tangan. Semuanya nampak bahagia.
'Festival Nyanyian Remaja' begitulah yang tertulis pada baliho besar diatas panggung. Bukan kegiatan wajib, hanya sebuah kegiatan untuk mempererat hubungan sekolah-sekolah swasta yang ada di Yogyakarta.
Acara perlahan mencapai puncaknya, namun penghuni ruangan itu seperti enggan untuk meninggalkan tempatnya. Mereka bahkan berseru dengan suara nyaring meminta dinyanyikan satu lagu lagi oleh penyanyi diatas panggung.
"SIALAN LO!" teriakan itu berhasil mengguncang perhatian semua orang yang ada dalam ruangan.
"GAK ADA MATA LO? SEENAKNYA NABRAK GUE?"
Kerumunan itu langsung menepi kepinggir ruangan, meninggalkan tiga orang gadis yang berhasil menjadi pusat perhatian sekarang.
"M-Maaf kak," seorang gadis menundukkan kepalanya dengan mata yang mulai berair, pasalnya kini Ia harus berurusan dengan dua orang gadis yang tak tahu dari sekolah mana, ditambah lagi dengan gaya mereka yang jelas-jelas adalah para senior yang berkuasa.
Ratusan pasang mata kini memandang kearahnya, sungguh suatu keadaan yang menyedihkan.
"MAAF? LO GAK LIHAT BAJU GUE
JADI BERNODA KARENA ULAH LO?""M-Maaf kak, aku gak sengaja." air mata gadis itu berhasil lolos ke pipinya. Tak ada menolongnya seakan-akan apa yang dia alami sekarang adalah tontonan asik yang rugi kalau dihentikan.
"Gak sengaja? lo nabrak gue dan lo bilang itu gak sengaja? pangkat binatang memang cocok buat lo sialan." satu dorongan kuat berhasil membuat punggung gadis yang sedang terisak itu menghantam lantai dengan keras.
Semua yang ada disana langsung menjerit histeris, namun tak ada seorangpun yang berani untuk menghentikan pertengkaran itu. Mereka takut pada dua gadis yang kini sedang berapi-api dengan amarahnya. Agatha dan Dasa, dua senior SMA Kartika sekaligus anak direktur utama dan ketua geng paling berpengaruh di sekolahnya.
"M-maaf kak mereka yang dorong aku makanya-..."
"DIAM LO BINATANG! UDAH SALAH MASIH BANYAK NGOMONG." potong Agatha.
"JANGAN BANYAK ALASAN LO!" Dasa ikut membentak seakan tak terima Agatha didorong gadis itu tadi.
Agatha merendahkan tubuhnya, menggapai dagu gadis dibawahnya lalu menghempaskannya dengan kasar. Sepersekian detik kemudian satu tamparan langsung mendarat dipipi gadis itu membuat seisi ruangan kembali menjerit histeris. Dasa hanya berdiri dibelakang Agatha sambil menyeringai puas.
"Lo harus diajar biar gak macam-macam sama gue." Agatha menerima segelas starbuck yang disodorkan Dasa kemudian melayangkannya keatas kepala gadis yang kini sedang tersungkur lemah didepannya.
Keadaan semakin mejadi tegang, karena beberapa detik kemudian kejadian yang bisa ditebak itu akan terjadi. Tubuh gadis dibawah Agatha akan penuh dengan siraman kopi.
"Ini peringatan keras buat lo binatang, biar setelah itu lo gak berani lagi berurusan sama gue." Agatha semakin memiringkan tangannya.
"YAA! GEUMANHAE!" teriakan itu berhasil mengalihkan perhatian seisi ruangan, bahkan Agatha ikut memadang kearah suara itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
KPOPERS VS. ANIMERS [END]
Fiksi RemajaBertemu seorang cowok dingin di koridor kelas 11 merupakan hal yang tak pernah di inginkan oleh seorang Kanaya Sunny Arabella. Apalagi pertemuan mereka harus berawal dengan Sunny yang tak sengaja menampar wajah cowok dingin itu. Gelagat cowok itu b...