54. Ternyata Dia

33 9 0
                                    

Happy Reading!
Semoga suka dengan part ini😊
-----•••-----

Seperti biasa gadis berambut sebahu itu akan selalu mejadi korban keteledoran kakaknya. Waktu sekarang sudah menunjukkan pukul 12.40, itu artinya sudah lewat 30 menit sejak jam pulang sekolah hari ini. Memang karena tidak lagi ada jam pelajaran setelah ulangan semester membuat jam pulang sekolah lebih awal dari biasanya.

Sunny sudah menghubungi Edward di detik-detik terakhir sebelum ponselnya mati. Namun sampai saat ini tak ada sedikipun tanda-tanda pria itu akan memunculkan batang hidungnya.

Rasa khawatir Sunny semakin menjadi saat melihat awan hitam diatasnya yang semakin berat.

Rowena langsung ketempat les saat saat jam sekolah usai. Itulah mengapa hanya Sunny sendiri menunggu Edward sekarang. Rayn juga sedang memberikan bimbingan untuk beberapa junior anggota basket yang akan mewakili Galaksi High School untuk turnamen basket dua hari kedepan, itulah mengapa Sunny lebih memilih untuk tidak mengusik Rayn saat ini. Biarlah kapten basket itu menyelesaikan bimbingannya.

“Iya, gue tahu lo lagi jalan sama gebetan lo, tapi ge juga adik lo kali.” kembali gadis itu berdecak sebal, menyentak kecil udah kosong didepannya sambil sesekali menatap pada awan hitam yang semakin menggantung berat diatasnya.

“Belum pulang? Dikit lagi hujan.” suara berat itu sukses membuat Sunny mendongak. Gadis itu langsung tersenyum pada Rayn yang kini berdiri sampingnya. Cowok itu nampak mengenakan pakaian basketnya dengan balutan hoodie hitam sebagai atasannya.

Sunny lasung bakit dari duduknya.
“Masih tunggu abang dajal.  Lo udah selesai bimbingannya?”

Rayn mengangguk singkat “Ayo pulang udah mau-…”

Gyurrr…

Hujan tiba-tiba menguyur sebelum Rayn selesai berucap. Tanpa berbicara lagi cowok itu segera menggapai tangan Sunny kemudian membawa gadis itu berlindung di emperan post satpam yang tak jauh dari sana.

“Lihatkan gue jadi basa kuyup,” gerutu Sunny sambil mengibas titik hujan yang menempel di jas almamaternya.

“Lo kira lo doang?” Rayn juga melakukan hal yang sama, membersihkan almamaternya yang sedikit basah kemudian menyadarkan punggungnya ke tembok.

Tak ada lagi yang berucap, Rayn dan Sunny sama-sama menatap lurus kedepan, memperhatikan tetesan air hujan yang mengalir dari atap.

“Rayn,” panggil Sunny

“Kenapa?”

“Gak kerasa udah kelas 12 ya, udah gede.”

“Hmm.”

Sunny sedikit memiringkan tubunya kearah Rayn “Dingin amat lo.”

“Kan lagi hujan.”

Sunny mendengus sabar “Bukan itu maksud gue animers alay.”

“Terserah.”

Sunny hanya berdecak kesal kemudian kembali menatap kedepan.

“Rayn gue dingin." Sunny sengaja menyapu lengannya. Gadis itu hanya ingin tahu bagaimana reaksi Rayn setelah ini.

“Sekalian mati aja sana.”

Ucapan cowok itu sukses membuat Sunny menghentikan aksinya. Gadis itu kembali mengarahkan tubuhnya pada Rayn “Lo tahu manusia paling jahat didunia Rayn?”

“Siapa?”

“Lo, Rayn Briliant Samudra.” Sunny menekan ucapannya dengan raut kesal

Rayn tersenyum geli kemudian sedikit memiringkan tubuhnya kearah Sunny. Tanpa sepatah katapun cowok itu segera membuka hoodie-nya kemudian menyodorkannya pada Sunny.

KPOPERS VS. ANIMERS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang