Volume 1 chapter 10

2K 207 3
                                    

Para serangga telah lama menghilang untuk tidur panjang karena sekarang sudah masuk malam musim dingin. Bulan sabit di atas awan, memancarkan aura dingin, malam yang pucat.

Ia merasa gusar selama berjalan menuju penjara bawah tanah.

Berdasarkan pengamatannya selama beberapa hari terakhir ini, ia menyadari bahwa melewati para penjaga seperti menjadi agak mudah. Sementara Pingting berjalan, ia melihat beberapa pelayan, mereka melambai padanya lalu dengan cepat menghilang.

Sekitar pergi ke sekitar gunung buatan dan pohon bambu, dan akhirnya ia tiba dipintu masuk penjara bawah tanah.

Penjaga penjara melihat seseorang menghampirinya dari kejauhan dan ia terkejut melihat bahwa itu Pingting. Ia menyapanya dengan senyuman.

“Mengapa Nona Yangfeng memutuskan untuk mengunjungi kami? Saat ini udara sangat dingin.”

“Aku kehilangan tusuk konde, aku sedang mencarinya.”

“Sebuah tusuk konde?” Penjaga merasa ragu, “Apakah tidak tertinggal di kamar Nona?”

“Aku sudah mencarinya, tapi tidak ada. Sepertinya hilang saat aku berada di sini.” Pingting memelankan suaranya, “Aku mendapatkannya dari Tuan Besar pagi ini dan aku baru memakainya sekali. Bagaimana aku akan menjelaskan pada Tuan besok pagi? Tolong, Tolong bantu aku mencarinya.”

“Itu...” Penjaga merasa ragu-ragu. “Penjara ini tempat yang penting, dan biasanya terlarang untuk dimasuki.”

“Bukankah aku sudah masuk pagi ini?”

Si penjaga mengatupkan mulutnya tapi ia berpura-pura riang. “Nona, apakah kau sedang menilai pekerjaanku? Kalau Tuan Besar bertanya....”

Pingting segera menyelanya, dan berpura-pura anggun. “Kalau begitu bisakah kau masuk kedalam dan mencarinya untukku? Cari pelan-pelan ditanah dan di ruangan. Aku akan menunggu disini.” Lalu ia mulai batuk, berpura-pura sakit karena udara dingin.

Angin utara sangat menusuk. Bahkan si penjaga merasa kedinginan, dan sekarang ketika mendengar Pingting terbatuk batuk, membuatnya gelisah. “Nona, tolong kembalilah ke kamar. Nanti ketika aku sudah menemukannya, aku sendiri yang akan mengantarkannya kepada Nona.”

“Tidak, tidak, menunggu lebih baik. Uhuk, uhuk, uhuk....uhuk.... Aku...uhuk.... dadaku terasa sesak, kepalaku serasa seperti terbakar, tapi aku tidak kedinginan.”

Kata-katanya membuat si penjaga terkejut.

Si Penjaga tahu kalau Tuan Besar sangat menyayangi gadis ini. Untuk merawat sakitnya, Tuannya memilih tabib terkenal Chen Guanzhi. Dan sangat bisa dipastikan kalau nantinya akan menjadi istri resmi disini, Nyonya Besar mereka. Kalau ia sakit karena berdiri diluar penjaranya, maka....

Setelah beberapa kali mempertimbangkan, kepala penjara sambil mengertakan gigi berkata, “Setelah kupikirkan matang-matang, kau boleh masuk. Didalam lebih hangat. Dan kau akan lebih yakin kalau mencarinya sendiri.”

Lalu ia membuka pintu penjara yang besar, membiarkan Pingting masuk dan dengan hati-hati menutup pintu dibelakangnya.

Di ujung lain ruangan hitam dan gelap, disana berbaring Dongzhuo.

Ia tidak merasa dingin. Darah kering menutupi tubuhnya rasanya seperti neraka seribu tahun. Begitu lekatnya, sehingga sedikit gerakan saja bisa membuka lukanya.

Ia bersandar di dinding, berusaha menyimpan tenaga sebanyak mungkin.

Creak....

Suara pintu penjara dibuka memecah kesunyian. Sebuah cahaya api mendekat.

Gu Fang Bu Zi Shang (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang