Volume 2 chapter 44 --
Sebuah kereta kuda yang indah, dikelilingi para penjaga berjalan dari ibukota Yun Chang menuju perbatasan. Beberapa pembawa pesan menghampiri untuk menyampaikan berita kepada orang yang berada di dalamnya.
Dua kabar yang diterimanya sangat tidak baik.
Kabar dari Pejabat Senior datang bertubi-tubi. Yang pertama Bai Pingting menghilang dari ibukota, yang selanjutnya sekelompok orang dikirim ke jalan gunung dengan alasan yang aneh dan hasilnya sungguh mengherankan mereka terkena penyakit aneh. Gui Changqing telah mengirim hampir seluruh orang-orangnya untuk menyamar dan memasang perangkap di rute menuju ibukota Bei Mo, tapi semua itu sama sekali tidak memberikan hasil.
Bai Pingting dan pelayannya telah melewati semua penghambat, dan sama sekali tidak meninggalkan jejak. Kepala naga menunjukan pergerakannya tapi tubuh dan ekornya benar-benar menghilang. Surat terakhir mengatakan bahwa mereka telah terlihat. Seharusnya mereka segera bisa ditangkap, tapi mereka malah menyebar obat aneh yang membuat pengejarnya kehilangan kekuatan. Para pria itu hanya bisa duduk dan menyaksikan dua wanita itu menyelinap pergi.
“Bai Pingting yang itu.” Yaotiang membaca surat Gui Changqing sambil membakar kertas pesannya, menyaksikan isi suratnya berangsur-angsur menjadi abu. Ia merendahkan suaranya, “Kapan mereka akan muncul?”
“Menjawab Putri, semua orang telah di peringatkan berkali-kali oleh Pejabat Senior. Mereka semua menyamar sebagai perampok dan tidak pernah membocorkan apapun pada Pingting.” Si pengirim pesan berlutut di depan Yaotian. “Seharusnya Pingting tidak tahu kalau mereka orang kita.”
“Sulit dikatakan.” Yaotian menghela napas. “Meskipun Pingting tahu, apa yang bisa ia lakukan? Ia tidak terluka, dan tidak punya bukti. Tidak akan ada yang percaya padanya meski ia melapor. Baiklah, pergi dan katakan pada Pejabat Senior tidak perlu membuang-buang tenaga untuk Bai Pingting lagi. Kita sudah gagal terlalu sering. Langit tidak setuju dengan tindakan kita. Untuk apa memaksa kematiannya ketika mereka sudah begitu jauh?”
Si pengirim pesan menjawab dengan hati-hati. “Aku akan mengingat kata-kata Putri dan menyampaikannya pada Pejabat Senior.”
“Pergilah.”
Melihat si pengirim pesan menghilang dari balik tirai, Yaotian merasa kesepian di dalam kereta mewah itu. Yaotian menghela napas pelan. Perhiasan yang mengkilau dan indah yang merupakan seleranya telah diletakan di dalam kereta agar ia merasa lebih nyaman ketika berada di dalamnya. Tapi Yaotian sama sekali tidak menghiraukannya.
Ada berita buruk yang sudah menantinya.
Setelah menerima surat dari Bai Pingting yang ditulis sendiri olehnya, Yaotian segera memanggil kurir untuk mengantarkan surat itu pada Gui Changqing. Lalu Yaotian memerintahkan semua orang untuk melewatkan segala tata cara bagi seorang Tuan Putri yang akan meninggalkan ibukota, ia secepatnya menuju perbatasan. Daripada memikirkan nyawa para prajurit yang akan hilang di pertempuran yang sia-sia, memikirkan pertikaian yang akan terjadi antara dua Jendral, Chu Beijie dan He Xia jauh lebih penting.
Sementara Yaotian masih dalam perjalanan, dua pasukan sudah saling berhadapan.
Pertempuran pertama terjadi di dataran Yang. Chu Beijie telah memukul mundur pasukan He Xia dua belas mil yang menghasilkan banyak korban dari pasukan Yun Chang.
Pertempuran kedua dimulai dari dataran Yang yang kemudian bergeser ke timur. Dan seperti yang diharapkan dari seorang Jendral terkemuka He Xia, ia tahu kalau Chu Beijie sedang terburu-buru menyerang, He Xia dengan cerdiknya menghindari bentrokan langsung dan lebih mengutamakan serangan dari sayap kanan. Ia mendorong mereka ke arah hutan lebat. Kalau saja Chu Beijie tidak segera merubah rencananya dan mengirim kurir cepat untuk segera mundur, serangan itu akan membuat pasukan Dong Lin butuh waktu lama untuk pulih kembali. Serangan ini membuat Chu Beijie menjadi lebih waspada. Selanjutnya pasukan Dong Lin tidak lagi menyerang tanpa perencanaan terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gu Fang Bu Zi Shang (End)
Historical FictionGu Fang Bu Zi Shang (A Lonesome Fragrance Waiting to be Appreciated) Drama : General and I Author : Feng Nong Bai Pingting tidak pernah percaya perkataan "Kebaikan seorang wanita adalah kebodohannya". Walaupun ia hanya seorang pelayan dari Jin Anwan...