Volume 3 chapter 70
Angin menyenth tirai-tirai, dan mengarahkan mereka kehalaman.
Di bawah sinar bulan yang sama, He Xia duduk sendirian, tetap terjaga.
Setelah semua orang berulang-ulang menghimbaunya, akhinya ia pergi ke istana Gui Li. Tembok emas mewah ini membuatnya lebih mrka dibandingkan ketika ia memandang halaman Jin Anwang yang terabaikan.
Ia sulit terlelap.
Setelah semua musuh yang berdiri dihadapannya menghilang, musuh tidak terlihat mulai tumbuh.
Empat negara hancur oleh jejak kaki kuda peperangan, dan setelah semua pejabat pemerintahan dan militer yang berani menentangnya dibasmi, sebuah negara baru akan segera dibentuk.
Kabar sudah disebar ke setiap pejuru.
Pasukan Yun Chang sudah tidak ada pekerjaan, karena telah kehabisan musuh. Akan lebih sulit mengendalikan mereka mulai saat ini dan para Jendral mereka menjadi lebih serakah dan sulit dipuaskan.
He Xia bersandar menghadap jendela. Ia mencoba mengendalikan amarahnya, ia perlahan mempelajari doumen-dokumen di atas meja.
Benar-benar tidak ada kabar sama sekali dari orang-orang yang ditugaskannya melacak Chu Bejie, dan sama sekali tidak ada petunjuk dimana mereka bersembunyi. Seperti yang diharapkan dari seorang Chu Beijie, ia benar-benar bisa menahan dirinya dengan baik. Ia tidak menggunakan kesempatan ketika pasukan Yun Chang menyerang Gui Li, atau menggunakannya untuk menggumpulkan prajurit secara besar-besaran. Ia tidak mengumumkan peperangan atas nama dirinya untuk mengumpulkan semua pemberontak agar melakukan serangan.
He Xia sudah menerka beberapa hal ini, dan memberika kesempatan pada Chu Beijie untuk bisa melakukannya, tapi Chu Bejie sama sekali tidak melakukan semua hal itu.
Sungguh diluar dugaan.
Orang itu seperti angin berhembus, tiba-tiba muncul di timur setelah sebelumnya muncul di barat. Hanya dengan beberapa tipuan, mereka membuat sepuluh ribu pasukan Yun Chang kacau balau.
Tapi di Bei Mo, ada kabar kalau Panglima Bei Mo sebelumnya, Jendral Ruohan secara diam-diam merekrut prajurit.
“Seseorang kemarilah.”
Dua penjaga dan dua pelayan yang bertugas malam, muncul dari balik tirai. Mereka berdiri berbaris dan membungkuk. “Siap.”
He Xia bertanya, “Bagaimana perekrutan prajurit baru di Bei Mo?”
“Ada beberapa pemuda yang melarikan diri dari desa-desa Bei Mo, sekitar seribu dua ratus setiap harinya entah dari mana saja. Aku telah menurunkan perintah hukuman, tapi sepertinya para penduduk Bei Mo itu telah terbiasa melihat darah segar. Mereka tidak takut lagi dengan hukuman kejam dan tetap melarikan diri tanpa takut mati. Aku mendengar kabar Ruo Han telah membentuk beberapa perkemahan untuk perekrutan. Aku juga telah mengirim beberapa mata-mata dan mereka berhasil menghancurkan sekitar dua sampai tiga perkemahan itu, tapi….”
“Aku tidak menanyakan sisa-sisa pasukan Bei Mo.” He Xia menjawab dingin, “Aku bertanya sudah berapa banyak yang kita rekrut setelah pengumuman?”
Orang yang berdiri di depan menundukan kepalanya semakin ke bawah. He Xia mengerutu, orang itu ragu sejenak lalu berkata lagi, “Sejauh ini, sekitar…. Sekitar…. Empat ratus, mungkin?”
He Xia sangat geram, ia ingin memukul tinjunya ke meja. Tapi ia bersusah payah menahan emosinya, dan berkata dengan sangat pelan, “Bukankah sudah kubilang padamu untuk melakukan perekrutan dengan sikap baik?”
Si petugas itu menjawab dengan hati-hati, “Aku sudah menyampaikan perintah Tuan Jin Anwang dengan sebenarnya, para penduduk Bei Mo yang bergabung menjadi prajurit akan di beri hadiah besar dan pajak keluarga akan dikurangi sampai setengah…” ia ketakutan dan menghentikan kata-katanya ketika He Xia menatapnya dengan mengerikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gu Fang Bu Zi Shang (End)
Historical FictionGu Fang Bu Zi Shang (A Lonesome Fragrance Waiting to be Appreciated) Drama : General and I Author : Feng Nong Bai Pingting tidak pernah percaya perkataan "Kebaikan seorang wanita adalah kebodohannya". Walaupun ia hanya seorang pelayan dari Jin Anwan...