Volume 2 chapter 38

1.5K 134 1
                                    

Yun Chang.

He Xia berdiri di belakang meja, dengan tenang membuka laporan terbaru dari pasukan. Ia berbalik, menoleh pada istrinya.

“Jangan khawatir Tuan Putri. Pasukan Dong Lin telah melakukan peperangan cukup lama dan telah kehilangan kekuatannya. Yun Chang sebaliknya masih segar dan sudah bersiap sejak lama.” Suara He Xia sangat tenang. Ia tersenyum sedikit.

Putri Yaotian duduk dengan sopan, memperhatikan suaminya yang telah lama pergi. Wajahnya masih setampan ketika ia melihatnya pertama kali. Sikapnya yang tenang juga masih sama kecuali rasa ketidakpuasan yang tidak ditunjukannya di wajahnya.

“Apa kita sungguh akan berperang? Selama bersekutu dengan Bei Mo, kau bilang itu hanya untuk menekan musuh agar mereka mengetahui kekuatan Yun Chang sehingga bisa menghindari pertempuran fisik dengan pasukan musuh.”

He Xia dengan hati-hati mempelajari ekspresi wajah Yaotian. Suaranya melembut, “Apa Tuan Putri takut?”

Yaotian mengeluh kecil, “Chu Beijie adalah seorang Jendral terkenal dan pasukan Dong Lin sungguh kuat. Bagaimana mungkin aku tidak takut, melihat pasukan Dong Lin begitu banyak berkemah di depan perbatasan kita sejak beberapa hari lalu. Meskipun Bei Mo bersekutu dengan Yun Chang, bagaimana kalau mereka tidak menepati janji dan menyerang kita, sementara kita sedang bertempur di perbatasan Dong Lin ?”

“He Xia meminta maaf telah membuat Putri begitu khawatir.” He Xia maju dan dengan lembut menyentuh wajah istrinya. Suaranya sangat memikat seperti magnet ketika ia berbisik, “Tolong letakan semua kekhawatiran dan ketakutan Putri pada He Xia. He Xia berjanji tidak akan membiarkan sedikitpun kerisauan melanda Putri.”

Anting-anting dari tusuk konde yang dipakai di kepalanya menyembunyikan sebagian sinar mata Yaotian. Ia meluruskan lehernya dan memperhatikan ke dalam mata He Xia. Sebuah cahaya bersinar di matanya ketika ia tersenyum manis, “Dengan kau berada disini, kekhawatiran berada jauh dariku.” Ia menundukan kepalanya tapi segera dihentikan oleh tangan He Xia yang menahan dagunya.

Yaotian dengan sedikit pasrah menaikan kepalanya sedikit demi sedikit mengikuti keinginan tangan He Xia. Sebuah kehangatan mendarat di bibirnya dan rasa panas segera menjalar ke seluruh tubuhnya. Dengan satu hembusan napas hangat, He Xia menciumnya dengan membara.

Yaotian merasa pusing dengan ciuman itu, rona merah merambat melewati kedua telinganya. Yaotian mengeliat melepaskan diri dari He Xia, jantungnya serasa ingin melompat dari tempatnya. Ia mengangkat tangannya merapikan rambutnya yang menjuntai keluar, lalu menoleh pada cermin di pojok dan menyadari kalau telinganya sudah memerah. Ia memandang He Xia mengejek dengan bergaya marah dan mengerutu, “Seriuslah suamiku, Kita di istana kerajaan, bukan di kediaman Suami Ratu. Kalau pelayan melihat, bagaimana aku menatap mereka.”

He Xia terkekeh, “Maklumi aku Putri. He Xia meninggalkan Yun Chang terlalu lama dan sangat merindukan Putri sehingga, aku sulit mengendalikan diriku.” Lalu He Xia berbisik, “Maukah kau datang malam ini, ke kediaman suamimu? Pasukan Dong Lin saat ini sedang berkumpul, aku akan segera berangkat ke perbatasan beberapa hari lagi untuk menghadapi Chu Beijie. Aku tidak tahu peperangan ini akan memakan waktu berapa lama, dan aku juga tidak tahu kapan akan bisa kembali untuk menemui Putri lagi.”

Gu Fang Bu Zi Shang (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang