Volume 1 chapter 5

2.3K 224 0
                                    

Diluar jendela, seekor kucing mengeong dan Pingting bangun. Ia membuka matanya yang enerjik dan bercahaya dan melihat ke jendela, tertawa kecil. “Kau kucing yang menyebalkan, besok aku akan mencari sesuatu untuk membalasmu.” Tiba-tiba ia kembali teringat kalau Kediaman Jin Anwang masih berada dalam bahaya, dan senyumnya menghilang.

“Apa yang harus kulakukan?” Diluar masih gelap dan mereka semua masih terlelap, ketika ia bangun dan meraba-raba meja. Ia meminum secangkir teh dingin dan terus khawatir.

Kalau saja aku tidak tertangkap penculik itu, aku masih berada di sisi Tuan dan tidak perlu mengkhawatirkannya. Dongzhuo kurang peka dan terlalu enerjik, kuharap ia takkan terlalu membuat Tuan kesal.

Kalau aku pergi besok, kemana aku akan pergi untuk menemukan Tuan?

Walaupun ia sangat cerdas, ia masih sangat muda dan merasa tak berdaya tanpa bantuan yang lainnya. Tiba-tiba, wajah Chu BeiJie terlintas di pikirannya, matanya seperti bisa melihat kedalam jiwa seseorang.

“Apakah aku harus mengundang Tuan Dong paslsu kesini dan meminta kabar terbaru?” Tapi dalam hatinya ia yakin kalau si 'Dong Dingnan' adalah Chu BeiJie sendiri, dan berada di dekatnya membuatnya merasa tidak nyaman.“Jika aku mengacaukan...”

Dia memikirkan ketika pertama kali menerima kecapi Fong Tong – ia merasakan perasaan gelisah yang sama. Tapi ketika ia memikirkan 'Dong Dingnan' dan caranya membicarakan pengalamannya, sikap percaya dirinya... wajahnya tiba-tiba tersipu.

Pingting memukul pipinya dan berkata, “Pingting, apa yang kau pikirikan? Menemukan Tuan adalah hal yang paling penting saat ini!”

Ketika ia memikirkan banyak kemungkinan dan bermimpi disiang hari, matahari sudah tinggi.

Setelah mandi, ia masuk ke dalam kamar Nona Hua untuk melayaninya. Ketka Nona Hua melihatnya, ia bertepuk tangan dan tertawa kecil. “Kau sudah pergi tidur sebelum kau sempat makan malam, jadi kenapa ada lingkaran hitam dimatamu ? Aku yakin kau memikirkannya sepanjang malam, benar kan ?”

Pingting berputar dan melihat ke cermin. Seperti yang di katakan, ada lingkaran unggu gelap di bawah matanya. Ia tersipu sedikit, “Apa maksud Nona? Bicara seperti itu lagi dan aku takkan mau melayani Nona lagi.”

Ia selalu bicara seperti itu kepada Tuannya di Kediaman Jin Anwang, dan tidak dianggap tidak sopan. Beruntung Nona Hua selalu disanjung sepanjang hidupnya dan ia menyukai watak Pingting. Mencoba menahan tawanya, ia berkata, “Jangan marah, aku sepenuhnya mengerti. Ketika pertama kali aku bertemu pria yang kuimpikan, aku juga tak bisa tidur untuk beberapa malam juga.”

Pingting sebernarnya tidak memikirkan hal itu, tapi perkataan Nona Hua membuat hatinya berdebar dan ia menundukkan kepala. “Biar aku membantumu mandi, airnya mulai dingin.”

“Aku tak butuh bantuanmu, gadis kikuk. Aku bisa mandi sendiri.” Ia mengambil handuk kering dari Pingting, “Kau sama sekali tidak cocok untuk melayani.”

“Aku, tidak cocok untuk melayani?” mata Pinting membelak. Ia selalu melayani orang lain, terutama Tuannya yang nakal, dan tak seorangpun berani mengatakan ia telah melakukan hal yang buruk. Ia mampu bermain kecapi dan catur dengan sangat baik. Ia berbakat dengan puisi dan seni. Ia juga dikenal sebagai orang yang jenaka dan menghibur dan enak diajak berbincang. Dan ia juga dikenal sangat lembut. Bagaimana mungkin ia tidak cocok melayani? Pingting membantah, “Tapi ketika aku membantumu mandi kemarin, aku hanya mematahkan beberapa helai rambutmu.”

“Tentu saja, karena kau tidak pernah membantu orang lain mencuci rambut mereka sebelum ini.”

Nona Hua berkata benar. Di kediamannya, ia punya pelayan sendiri untuk membantunya mandi. Ia sangat kesulitan untuk mencuci rambutnya sendiri, jadi ia tidak pernah memikirkan untuk membantu orang lain mencuci rambut mereka. Sekali atau dua kali, ia mencoba mencuci rambut Tuannya, tapi He Xia menjerit kesakitan setelah beberapa detik dan ia akhirnya menyerah.

Gu Fang Bu Zi Shang (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang