Volume 2 chapter 46 --
Di pagi hari sekali, cahaya kekuningan muncul di balik lapisan awan tipis.
Suara langkah kaki kuda memecah kesunyian, berlari cepat di jalan bersalju.
Bada, bada, bada bump….
Seekor kuda muncul dari kejauhan dan bendera darurat militer dipasang di belakangnya untuk memastikan ia tidak dihadang dalam perjalanannya.
“Buka gerbang! Cepatlah, buka gerbang kota! Pasukan Dong Lin sudah mundur! Pasukan Dong Lin sudah mundur!”
Si pembawa pesan menoleh ke atas sambil berteriak pada gerbang yang tertutup, ada kegembiraan dalam suaranya meskipun ia sangat lelah.
Para penjaga di gerbang terkejut tidak mempercayai apa yang mereka dengar. Mereka melihat ke bawah dan bertanya, “Apa yang baru saja kau katakana?”
“Cepatlah buka gerbang! Aku harus melapor pada Pejabat Senior. Pasukan Dong Lin mundur!”
“Pasukan Dong Lin sudah mundur! Pasukan Dong Lin mundur! Perang sudah selesai!”
Pintu gerbang yang berat mengeluarkan suara gemuruh ketika perlahan mulai terbuka. Berita tentang pasukan Dong Lin yang mundur segera menyebar melalui udara ke seluruh ibukota Yun Chang, menyirami hati setiap orang.
“Pejabat Senior, Pejabat Senior! Pasukan Dong Lin sudah mundur!”
Meskipun ia telah mempersiap hati, si tua Gui Changqing langsung terburu-buru duduk di tempat tidurnya. “Mereka benar-benar telah mundur?”
“Benar, Tuan Putri sendiri yang pergi untuk bernegosiasi dengan Chu Beijie, dan setelah itu pasukan Dong Lin mundur.” Si pengirim pesan berlutut sambil melaporkan dengan jelas. “Pasukan kita sudah mengirimkan mata-mata dalam jumlah yang banyak untuk memperhatikan pergerakan di dalam pasukan Dong Lin. Tidak ada yang mencurigakan sama sekali. Mereka benar-benar mundur.”
Gui Changqing telah selesai mengenakan pakaian yang dibawakan oleh pelayannya, “Dimana Tuan Putri dan Suaminya?”
“Tuan Putri dan Suaminya dalam perjalanan, memimpin pasukan menuju ibukota.”
“Kita harus mempersiapkan penyambutan meriah.” Gui Changqin berbalik, ekspresi wajahnya sangat lembut. “Pergilah, suruh Pejabat Umum untuk segera kemari, dan semua para pejabat yang terkait urusan persediaan, upacara, dan hiburan. Tunggu…” Ia berpikir sejenak, lalu melanjutkan kembali, “Dalam pertempuran antara Dong Lin dan Yun Chang ini, tetap saja ada sejumlah anak-anak Yun Chang yang telah meninggal atau terluka. Panggil Pejabat Militer untuk membicarakan masalah pensiun dan lainnya.”
Si pelayan, yang bertugas untuk menyampaikan perintah segera mengangguk, menulis semua perintah itu dan bergegas pergi.
Suara gemuruh.
Beberapa suara gemuruh terdengar dan sebuah suara sangat kencang, menguncang debu di ujung atap. Semua orang di dalam ruagan sangat terkejut dan ekspresi Gui Changqing berubah. “Apa yang terjadi di ibukota? Segera periksa!”
Tak lama kemudian, si pelayan segera kembali. “Melapor pada Pejabat Senior, kabar pasukan Dong Lin mundur telah mencapai ibukota. Setiap orang bangun dan minum arak, bernyanyi dan berdansa di jalan-jalan. Kembang api dan petasan dinyalakan di mana-mana, toko kembang api terbesar di ibukota telah menyalakan kembang api yang paling besar untuk merayakannya. Suara barusan berasal dari kembang api itu. Apa Pejabat Senior bermaksud memenjarakan mereka?”
Gui Changqing mengerti keadaan saat ini, ia mengelengkan kepalanya dan berkata, “Memenjarakan mereka untuk alasan apa? Siapa yang tidak punya anak atau adik kecil yang bergabung menjadi prajurit? Sekarang perang sudah berakhir, rakyat bergembira, artinya kekhawatiran kita juga akhirnya bisa beristirahat.” Lalu ia memerintahkan, “Panggil seorang pelayan untuk mengelurakan seribu dua ratus koin perak untuk membeli arak. Letakan di halaman depan istana kerajaan agar rakyat bisa dengan bebas mengambilnya.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Gu Fang Bu Zi Shang (End)
Historical FictionGu Fang Bu Zi Shang (A Lonesome Fragrance Waiting to be Appreciated) Drama : General and I Author : Feng Nong Bai Pingting tidak pernah percaya perkataan "Kebaikan seorang wanita adalah kebodohannya". Walaupun ia hanya seorang pelayan dari Jin Anwan...