67

1.5K 139 0
                                    

Volume 3 chapter 67

Qierou, Yun Chang. 

Suasana di dalam kota masih tenang dan damai. Para penduduknya sama sekali tidak tahu kalau kota kecil mereka telah dijadikan sasaran utama oleh Panglima Zhen Beiwang, mereka terus melakukan kegiatan sehari-hari seperi biasanya.

Kemarahan sang Gubenur masih terus berlanjut.

Tak sulit bagi para bawahan Gubernur untuk mengetahui bahwa kedua Tamu itu sedang berusaha mencari-cari kesalahan sang Gubernur sambil mencampurnya dengan kesalahan yang mereka perbuat sendiri di dalam kota Qierou. Bahkan tanahpun memiliki batas kesabaran, kemampuan sang Gubernur untuk menoleransi mereka bisa dikatakan luar biasa hebat.

“Mereka kembali lag?”

“Benar.” Pegawainya merasa tidak nyaman. “Setelah mengantar mereka pergi, mereka kembali lagi di keesokan harinya.”

Bibir Fanlu dirapatkan dan pandangannya ke belakang.

Duijung segera melangkah maju, menunduk dan melapor dengan suara pelan, “Perak-perak telah dikirimkan sesuai perintah Tuan.”

Fanlu menghela napas, mereka berdua sungguh serakah.

Meskipun hal ini diluar dugaannya, siapa suruh ia mengikuti orang yang salah, menjadi salah satu orangnya Pejabar Senior Gui. Keluarga Gui telah jatuh, dan ia selalu di hajar oleh Pejabat lainnya. Kalau tidak, bagaimana ia bisa begitu kacau hanya karena dua orang Petugas ini.

Bahkan alis mata pegawainya sangat berkerut. Dan janggutnya pun banyak berkurang.

“Tuan.” Pegawainya melanjutkan perkataannya, “Mereka berdua tidak mau pergi karena mereka melihat kalau Qierou sangat kaya. Kudengar terakhir kali mereka berdua pergi ke kota Xian Na, Gubernur disana memberikan mereka dua batu rubi merah sebesar hati ayam, dan mereka pergi dengan gembira. Mungkin sebaiknya…”

Fanlu mengerutu, “Batu rubi sebesar hati ayam? Dimana kita bisa menemukan batu rubi sebesar hati ayam? Kita sudah memberikan mereka banyak sekali uang.”

Duijing berdiri di samping Fanlu sambil menghela napas.

Fanlu berbalik ke depan, dan pegawainya melangkah mundur.

“Tuan, sebenarnya caranya mudah saja.” Dujing melangka maju lagi, matanya menyipit ketika melanjutkan bicar, “Tuan mungkin tidak memiliki batu berharga, tapi Qierou memiliki penduduk. Meskipun Qierou hanya kota kecil, tetap ada beberapa keluarga kaya raya, jadi, mereka pasti memiliki beberapa harta berharga yang bisa memuaskan kedua Petugas itu.”

Ekspresi Fanlu berubah, “Kau ingin aku memeras harta pusaka turun temurun milik penduduk?” ia telah di latih secara militer sebagai mata-mata ahli agar ia selau siap membunuh ataupun membuat kebakaran, tapi sama sekali tak pernah terlintas di pikirannya untuk memeras penduduk.

Dujing tersenyum malu, ia menggosokkan tangannya sambil berkata, “Karena Tuan tidak akan menyetujuinya maka aku tidak pernah mengatakannya. Tapi, Tuan, mebiarkan Tuan Pu Guang dan Pu Sheng tetap disini sama sekali bukan rencana baik. Bagaiamana kalau Tuan akhirnya membuat mereka kesal lalu mereka kembali ke ibukota dan melaporkan sesuatu yang tidak benar kepada Suami Ratu. Tuan akan berada dalam situasi bahaya. Dan lagi mereka juga disukai Jendral Fei Zhaoxing, salah satu Jendral kesayangan Suami Ratu.

Fanlu merasa mulutnya seperti baru saja menelan segumpalan minyak babi. Ia mengerutu, “Siapa yang akan menyerahkan harta pusaka warisan mereka dengan sukarela? Aku juga ragu kita akan mampu membelinya.”

Dujing mengerutkan dahi, ekspesinya menunjukan kekecewaannya, “Kita tidak bermaksud menjadi jahat, hal ini benar-benar hanya untuk melindungi kita. Tuan seorang Gubernur, memegang nasib seluruh penduduk di tangan Tuan. Bukankah itu hal mudah, hanya meminjam sebuah benda. Aku hanya berniat memikirkan sesuatu untuk jalan keluar.”

Gu Fang Bu Zi Shang (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang