Volume 2 chapter 52
Sangat hangat.
Setelah menghadapi angin dan salju di gunung Songsen, dan malam-malam di bawah batu dan salju, selimut katun tebal ini sangat hangat.
Tulang kakinya yang patah masih terasa sangat sakit, sakitnya bisa membuat seseorang menjadi koma.
Ia membuka matanya dan berusaha menyentuh luka di kakinya. Seseorang telah membalutnya dengan sembarangan, ia bisa mencium bau obat dari baliknya.
Tapi, ia tetap berpikir, ada sesuatu yang salah. Alis matanya tertarik ke atas sambil menarik selimutnya, tapi ia bisa merasakan kalau ia dirinya tanpa pakaian.
“Ah…” Zuiju terkejut dan segera menarik tangannya.
“Ah,” suara seorang pria mengejeknya dari pojok ruangan yang gelap.
Zuiju memelakan matanya, “Dimana pakaianku?”
“Di salju.”
Benar, salju, Yangfeng, minta bantuan…
Pingting…
Oh tidak, Pingting!
Zuiju menyentuh rambutnya tapi ia tidak menemukannya.
“Dimana tusuk rambut giokku?” Zuiju bertanya dengan gugup.
“Di salju. Aku bahkan bersusah payah mencari jasad seorang wanita dan meletakan tusuk rambut itu di kepalanya. Tapi, mungkin sebagian besar sudah masuk ke dalam perut para serigala.”
“Sudah berapa lama?”
“Berapa lama apa?”
Zuiju sangat mengkhawatirkan Pingting. Ia segera bertanya, “Sudah berapa lama sejak kau memojokanku dengan para serigala? Setengah hari? Satu hari? Kau meletakan pakaian dan tusuk rambutku di salju? Katakan dimana persisnya, karena aku harus mendapapatkan kembali.”
“Setengah bulan.”
“Apa?” Zuiju menatap pria itu dengan tidak percaya.
Fanlu melangkah dari pojokan, busur kecilnya masih di tangannya. Sudut bibirnya terangkat, “Salju di tanah sudah mencair. Kau tertidur selama setengah bulan.”
Zuiju merasa dadanya seperti di hantam palu besar. Ia sulit bernapas. Ia menggelengkan kepalanya, “Mustahil, itu mustahil.”
Tiga hari, Pingting berkata ia akan menunggunya selama tiga hari.”
Pingting masih menunggunya di gunung Songseng dan nadinya sangat lemah.
“Kurasa sudah cukup untuk pertanyaanmu. Bagaimana aku bisa membawamu keliling kalau kau masih tidak sadar?”
“Kau…”
Fanlu menyelanya dan bertanya, “Aku sudah menyelamatkan nyawamu, mengapa kau tidak berterima kasih?”
Zuiju menatap tajam pada pria itu. Ia diam sebentar sebelum berteriak dari balik giginya yang dirapatkan, “Kau berengsek! Dasar bajingan! Pergilah ke neraka! Mengapa kau menyakitiku? Kenapa kau menyelamatkanku? Aku akan membunuhmu! Membunuhmu!”
Zuiju mengutuknya selama sekitar setengah jam, sampai akhirnya ia terengah-engah, kelelahan. Luka di kakinya mulai terasa lagi, jadi ia harus berhenti bicara karena menahan sakit. Ia memeluk selimutnya sambil berusaha bernapas tenang.
Siapa yang tahu seberapa tebal kulitnya Fanlu. Melihat Zuiju begitu kesakitan, ia hanya berdiri diam mendengarkan tanpa ekspresi. Setelah melihat Zuiju bisa bernapas teratur, ia berkata, “Sudah cukup?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Gu Fang Bu Zi Shang (End)
Historical FictionGu Fang Bu Zi Shang (A Lonesome Fragrance Waiting to be Appreciated) Drama : General and I Author : Feng Nong Bai Pingting tidak pernah percaya perkataan "Kebaikan seorang wanita adalah kebodohannya". Walaupun ia hanya seorang pelayan dari Jin Anwan...