74

1.7K 149 1
                                    

Volume 3 chapter 74

Kemasyran Tuan Besar Jin Anwang sungguh singkat, ia dikalahkan disebuah kota kecil kerajaan kuno.

Yun Chang sudah kehilangan keluarga kerajaan mereka, Bei Mo dan Gui Li juga tak berbeda. Pasukan yang ditinggalkan tidak memiliki pemimpin, setelah beberapa tahun berperang, para penduduk sangat mendambakan kehidupan damai dan tenang.

Penyatuan empat negara sebenarnya sudah siap, yang dibutuhkan hanya seorang Raja yang diterima semua pihak.

Siap lagi yang lebih pantas selain Tuan Besar Zhen Beiwan untuk melakukan pekerjaan penting ini?

Semua perjuangan yang dilakukan He Xia sepanjang hidupnya, pada akhirnya menjadi pencapaian terbesar musuh satu-satunya.

“Pisau! Pisau!”

“Pedang!”

“Pisau! Pisau!”

“Pedang!” Ze Qing menggaruk kepalanya dengan putus asa, ia membetulkan ucapak Changxiao untuk kesekian kalinya.

Cangxiao tetap keras kepala juga untuk kesekian kalinya. “Pisau! Pisau!”

Ze Qing berbalik dan memohon, “Ayah angkat, ayah angka, katakanlah pada Changxiao kalau ini pedang berharga bukan sebuah pisau.”

“Kau, bodoh, kalau ia senang mengatakan pisau, biarkan ia mengucapkanya. Lagi pula, sebutan diciptakan oleh manusia.” Suara Fanlu terdengar keras ketika ia menyingkap tirai, memasuki ruangan bersama Zuiju. “Panglima Ze Yin, hari ini aku datang untuk meminum secangkir teh yang paling penting.”

Zuiju memicingkan matannya pada Fanlu, “Lupakan, kau seharusnya malu dengan tingkahmu itu.”

“Mengapa harus malu? Aku seorang pahlawan?”

“Pahlawan macam apa yang memaksa seseorang untuk membiarkan anak mereka menjadi anak angkatnya?”

Fanlu mengerutu, “Apa salahnya menjadi anak angkatku? Dengan anak Ze Yin, itu sesuatu yang menguntungkan.”

Zuiju megerutu juga, “Mengapa menguntungkan?”

“Bukankah mendapatkan ibu angkat secantik bunga sesuatu yang menguntungkan?” dengan perkataannya ini, Zuiju tak bisa membalasnya.

Kedua anak itu menyaksikan percekcokan mereka dengan bingung. Ze Yin di samping mereka menyaksikan dengan tersenyum.

Karena telah menyelamatkan Ze Yin, Yangfeng merasa sangat berterima kasih pada Fanlu dan telah memikirkan dengan lama dan seksama, untuk menjadikan Ze Qing sebagai anak angkat Fanlu. Begitu ia mendengar kabar kedatangan Fanlu dan Zuiju ia segera datang untuk menyambut mereka, dan ia sempat mendengar ucapan terakhir Fanlu. Ia berdiri di muka pintu sambil tertawa kecil, “Benar sekali, anak itu, Ze Qing sungguh mendapatkan keberuntungan.”

Setelah mendengar perkataan Yangfeng, semua orang tertawa.

Meskipun Fanlu masih merasa agak asing, tapi ia bisa berbaur dengan baik dengan semuanya. Fanlu menganggap masalah pengakuan anak angkat ini sebagai urusan resmi. Ia menyebarkan undangan resmi kepada beberapa teman dan koleganya. Begitu hari menjelang siang, semua orang datang dari arah pintu utama. Ruo Han yang petama tiba, lalu diikuti oleh Moran dan Luo Shang dan yang lainnya, dan yang terakhir tiba adalah Chu Beijie.

Setelah kematian He Xia, semua orang sibuk membenahi masalah yang menumpuk, karena jatuhnya sebuah negara. Hari inilah pertama kalinya mereka semua berkumpul kembali, setelah upacara pengangkatan anak selesai, mereka tidak membubarkan diri.

Fanlu mengambil beberapa kendi arak bagus dan membukanya untuk mereka, ia membiarkan aroma arak memenuhi ruangan.

Begitu tercium aroma arak, tempat itu menjadi lebih hidup. Mereka semua datang dari tempat berbeda, dan mereka mulai berbincang, topik yang yang tak bisa dicuhkan adalah tentang He Xia. Huo Yunan yang telah meneguk beberapa cangkir tiba-tiba menghela napas, “Situasi saat itu sangat mengerikan. Siapa menyangka kalau He Xia tiba-tiba akan menyerang Qierou? Kita sungguh benar-benar beruntung.”

Gu Fang Bu Zi Shang (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang