Chu Beijie tiba di ibukota dengan lusuh, pagi dini hari.
Di kejauhan, berdiri gerbang masuk yang menjulang, megah dan mengesankan, terlihat akrab tapi juga terasa asing. Beijie memandangnya untuk beberapa lama sampai akhirnya mengarahkan kudanya maju, menuju pesta penyambutannya.
“Tuan!”
“Tuan Zhen Bei Wang kita sudah kembali!”
“Tuan Besar Zhen Bei Wang akhirnya kembali!”
Yang datang menyambutnya tidak hanya para pejabat pemerintahan tapi banyak juga rakyat yang tinggal di ibukota yang berkerumun memenuhi dua sisi jalan. Jendral perkasa mereka akhirnya kembali.
Mata mereka memancarkan kegembiraan. Hanya beberapa pejabat tinggi yang tahu tentang kedatangannya kembali dan mereka tetap bersikap tenang, memperhatikan dengan diam dan berusaha mati-matian menyembunyikan kegelisahan yang terpancar di mata mereka.
Kepala acara penyambutan ini adalah Chu Zairan, seorang pejabat senior pengadilan yang sangat di hormati di Dong Lin. Ia berdiri di depan, memimpin tak terhitung jumlahnya para pejabat di belakangnya dan memberikan hormatnya pada Chu Beijie, “Tuan akhirnya kembali pada kami.” Tak ada yang bisa menyembunyikan kegembiraan di mata tuanya yang bijaksana.
“Pejabat Senior.” Chu Beijie bergerak mendekat pada pejabat setia yang telah memberikan hidupnya untuk melayani negaranya, memintanya untuk berdiri. Dan menyerahkan tali kekang kudanya pada pelayan di belakangnya, Chu Beijie melangkah maju dan berkata, “Bagaimana situasinya ?”
“Tidak baik.” Chu Zairan dan Chu Beijie berjalan menuju istana, dan mengangguk untuk menjawab sorakan rakyat yang berkumpul, “Raja jatuh sakit.”
“Kakak ?” Chu Beijie berhenti dan terdiam sejenak kemudian melanjutkan perjalanannya. Dengan kening berkerut ia bertanya dengan sopan, “Bagaimana ini terjadi ?”“Sejak Tuan pergi untuk hidup di pengasingan, kesehatan Raja memburuk. Sakit di dadanya menjadi semakin tidak tertahankan. Ia bahkan tidak bisa tidur di malam hari. Sudah beberapa hari ini ia hanya terbaring di tempat tidur.” Suara Chu Zairan penuh penderitaan, “Bahkan tanpa bayangan peperangan dengan Yun Chang dan Bei Mo serta pasukan mereka yang sedang menekan perbatasan kita, aku akan memohon pada Tuan untuk kembali.”
Chu Beijie merasa hatinya tengelam.
Sementara itu, kabar keberangkatan Chu Beijie dari kediamannya di pengasingan telah sampai di sebuah kediaman yang berada jauh di dalam gunung dekat perbatasan Bei Mo.
Yangfeng tiba-tiba mengangkat kepalanya dan memandang pada Ze Yin dengan menusuk. “Pasukan He Xia telah menekan perbatasan tapi Chu Beijie malah menuju ibukota dan meninggalkan Pingting sendirian.”
Ze Yin mengangguk dengan tenang dan menjawab, “Benar.”
“Oh Tidak!” Yangfeng berseru sedih, terjatuh di kursi mahogany di belakangnya, menyengkram pegangan kursi dengan putus asa dan menyembunyikan wajahnya. “Pingting pasti belum memberitahu Chu Beijie yang sebenarnya, kalau tidak ia pasti tidak meninggalkannya disana untuk menghadapi kerusuhan yang mungkin terjadi. Ia pasti masih berpikir kalau He Xia dan Pingting masih menjaga hubungan Tuan dan Majikan dan sama sekali tidak menduga apa yang telah He Xia lakukan padanya.”
Ze Yin memperhatikan, hatinya sakit melihat istrinya menderita, lalu meminta pelayan untuk membawa anak mereka yang masih bayi dan periang. Dengan lembut meletakan bayi itu ke pangkuan Yangfeng, dan mengayun mereka, “Chu Beijie adalah seorang pahlawan dan seorang pria sejati; ia pasti akan melindungi wanita yang dicintanya.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Gu Fang Bu Zi Shang (End)
Historical FictionGu Fang Bu Zi Shang (A Lonesome Fragrance Waiting to be Appreciated) Drama : General and I Author : Feng Nong Bai Pingting tidak pernah percaya perkataan "Kebaikan seorang wanita adalah kebodohannya". Walaupun ia hanya seorang pelayan dari Jin Anwan...