56

1.4K 124 0
                                    

Volume 3 chapter 56

Begitu kuda-kuda mulai menggemuk, begitu juga para domba. Hujan di tahun ini sangat baik, rerumputan tumbuh tanpa henti. Domba, sapi dan kuda tidak kekurangan makanan. Mengembala mereka tidak sulit untuk dilakukan karena mudah sekali menemukan tempat untuk mereka makan.

Ze Yin adalah seorang pria yang pernah memimpin pasukan di pertempuran, maka ia sangat kuat dan tidak takut hidup susah. Ia bersama Weiting menanam sayuran dan mencari kebutuhan hidup, sementara Yangfeng menenun kain di waktu bebasnya. Mereka mencukupi kebutuhan dengan mandiri dan melewatkan hari-hari dengan santai.

“Changxiao sudah bisa berjalan sekarang.”

“Berjalan? Kupikir ia akan berlari begitu kakinya bisa menyentuh tanah. Ia tidak bisa diam, kau tidak tahu betapa sulitnya menahannya.”

Pingting telah memberikan anak ini nama yang pas dan anak itu sungguh senang tertawa.

Yangfeng sangat gembira menyaksikan anak itu setiap harinya. “Anak itu selalu gembira, aku heran apa yang membuatnya selalu tertawa.”

Pingting menahan tubuh CHangxiao dan menunju hidungnya, sambil mengomelinya, “Cara berjalanmu belum benar, jangan berlari. Berapa kali kau harus jatuh dan merasakan sakit?”

Ze Qing menyentuh ujung pakaian Pingting. “Gendong.”

Yangfeng segera menarik anaknya ke samping, dan menahan tawanya. “Kau masih begitu kecil, belum waktunya. Bagaimana kalau kau menjatuhkannya?” ia menggelengkan kepalanya dan menoleh pada Pingting. “Aku menyarankan sebaiknya kau membiarkan Changxiao dan Qing Er menjadi saudara. Ia sungguh menyukai dan sangat lengket pada Chanxiao.”

“Mengapa saudara? Mereka selalu bersama dan terlihat seperti saudara kandung bagi orang lain.”

“Bagaimana bisa mereka terlihat seperti saudara kandung? Qing Er berwajah biasa dan terlihat bodoh sedangkan Changxiao terlahir dengan bakat seorang penguasa. Lihat saja mata dan hidungnya, benar-benar jiplakan sempurna dari ….” Nama Zhen Beiwang tersangkut di leher Yangfeng. Ia tahu ia telah mengatakan hal yang tidak seharusnya, hatinya menjadi tidak enak dan ia menatap Pingting.

Pingting sedang bercanda dengan anakknya tapi wajahnya menjadi muram. Tapi akhirnya ia berkata dengan masam. “Bukan hanya mata dan hidungnya, tapi ekspresi wajahnya juga.” Ia mencubit hidung anaknya dan berkata dengan sedikit kesal, “Apa salahnya mirip aku? Mengapa harus mengambil wajah orang itu?”

Anakku apa kau tahu nama Zhen Beiwang?

Panglima Zhen Beiwang yang bernama Chu Beijie.

Ia mampu menggunakan Pedang yang berat, menangkap Jendral musuh yang berada di tengah ribuan prajuritnya, dan bisa menggunakan kekuasaannya untuk menaklukan dunia. Keberadaannya saja bisa membuat semua orang gemetar.

Ia sangat pintar, berani dan tidak terkalahkan dari seluruh Jendral hebat di dalam medan perang.

Ia seharusnya berada di istana Dong Lin saat ini. Begitu musim gugur berlalu dan musim dingin tiba, akan ada perayaan besar untuk hari kelahirannya.

Tanggal enam, aku masih ingat.

Ulang tahunnya di tanggal enam.

--

Prajurit Yun Chang mengepung perbatasan Dong Lin, membuat istana Dong Lin terbangun dari mimpi indahnya. Mereka akhirnya menyadari, betapa tidak berdayanya mereka tanpa Chu Beijie. Ratu Dong Lin segera menyerahkan bendera komando pada Chen Mu, untuk memimpin pasukan menghadapi He Xia.

Pemimpin pasukan musuh adalah He Xia, Ratu dan juga Chen Mu sangat mengerti, kalau peperangan ini tanpa harapan kemenangan.

Begitu He Xia tiba di perbatasan Dong Lin, ia segera menggumpulkan seluruh Jendral dan memberikan tugas pertama mereka.

Gu Fang Bu Zi Shang (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang