50

1.4K 145 0
                                    

Volume 2 chapter 50

Pasukan Bei Mo telah bergerak menuju rumah.

Dalam perjalannya, Ruohan menerima surat dari Ze Yin yang di sampaikan oleh kurir yang kembali.

Pertempuran yang telah menyala di hatinya telah redup oleh berita yang diterimanya.

Surat tipis itu digenggamnya dengan sangat berat. Ia menghela napas dan menoleh pada Sen Rong, “Nona Bai, telah meninggal.” Orang yang paling tinggi jabatannya di militer itu, sekarang wajahnya tertumpuk lapisan es tipis.

Hilang, penasihat wanita yang anggun itu telah menghilang.

Ia telah meninggal di pegunungan Songsen yang sangat dingin, tulang-tulangnya yang tersisa telah berceceran di segala arah karena para serigala. Hanya tersisa tusuk rambut giok bersinar di salju.

Siapa yang bisa menebak, wanita yang kuat itu yang telah mengatur pergerakan pasukan di Kanbu, dengna sukarela menghadapi pasukan Dong Lin memiliki nasib seperti itu?

Sen Rong merasa ragu agak lama, tapi akhirnya ia bertanya, “Apakah itu benar?”

Sungguh tak bisa dipercaya, benar-benar tak bisa dipercaya.

Bai Pingting, ia pernah menggunakan satu lagu untuk membuat ratusan ribu prajurit menjauh dari tembok Kanbu.

Hanya satu lagu.

“Istri Panglima Ze Yin juga jatuh sakit.” Ruohan merasa menyesal ketika bertanya, “Kita semua telah bersalah.”

Sen Rong menjadi pusing.

Ruohan menjelaskan, “Ini semua karena Chu Beijie tidak tahu lokasi persisnya kendiaman Ze Yin, maka ia membuat keributan di perkemahan, mengatakan kebohongan untuk mengancam kita. Ia mengikuti kurir kita untuk menemukan Ze Yin.”

Ekspresi Sen Rong berubah, “Bukankah itu berarti…”

“Ia tidak berniat membunuh siapapun melainkan ingin menemukan seseorang. Ia mencari istrinya, Bai Pingting.”

“Mempertaruhkan nyawanya, menyelinap masuk perkemahan bukan untuk kepentingan negara tapi untuk cinta?” Sen Rong membeku agak lama, ia lalu menarik napas panjang. “Jadi Chu Beijie menyerang Yun Chang untuk Nona Bai, bukan alasan yang sepele, tapi sebuah keinginan yang sebenarnya.”

Ruohan mengangguk. “Benar, Sekarang Nona Bai telah memberikan nyawanya pada gunung Songsen, sepertinya ambisi Chu Bejie telah kacau. Meskipun Bei Mo sangat membencinya, ia tetap seorang pahlawan sesungguhnya bagi dunia ini.”

Sungguh disayangkan dan sangat disesalkan.

Yang satu seorang pahlawan dan yang lainya seorang wanita cantik.

Sungguh sebuah lelucon dari langit.

Mereka berdua telah menemani Pingting di pertempuran Kanbu dan sangat mengaguminya. Setelah diam beberapa saat, Sen Rong berkata dengan nada rendah, “Tak peduli apa yang dipikirkan orang lain, aku akan menemukan sebuah tempat untuk mendoakan Bai Pingting malam ini, aku harus mencari seseorang yang menangani masalah perbekalan kita agar menyediakan arak yang bagus dan makanan. Kuharap arak yang bagus masih tersisa di barak. Panglima, aku tahu kalau militer tidak mengijinkan minuman beralkohol, tapi bolehkan kita minum dengan bebas malam ini dibawah sinar bulan?”

“Mengapa tidak?” Ruohan berguman sambil menghela. “Malam ini, semua Jendral yang ikut serta dalam pertempuran Kanbu seharusnya minum untuk kesedihan atas kehilangan Nona Bai.”

Bagaimana mungkin mereka tidak minum, minum untuk melupakan rasa sakit mereka?

--

Mengapa dunia ini tidak bisa menampung seseorang seperti Bai Pingting?

Gu Fang Bu Zi Shang (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang