62

1.5K 153 5
                                    

Volume 3 chapter 62

Di istana Yun Chang, pavilium itu masih tetap sama.

Matahari sudah tinggi.

Yaotian duduk di kursi, memperhatikan keadaan sekitarnya. Ia menyibak tirai yang bergoyang oleh angin. Ia baru mengenakan separuh pemerah pipi ketika ia berdiri di depan cermin, kesepian.

He Xia melewati banyak penjaga di jalan utama istana dan berbelok di lorong dalam. Jalurnya menjadi semakin sempit semakin ia jauh melangkah, dan akhirnya ia tiba di pojok tersunyi. Sebuah pintu kayu besar terkunci erat di sebuah bangunan kecil di depannya.

Putri Yaotian dan pelayan pribadinya Luyi, dikurung disana.

“Suami Ratu.” Hanya orang kepercayaan He Xia yang ditugaskan menjaga pintu itu. Kepala penjaga datang mendekat, memberi hormat pada He Xia. Lalu ia bertanya dengan hati-hati, “Apa Suami Ratu ingin kami membukakan pintu untuk masuk ke dalam?”

Mata hitam He Xia perlahan beralih pada kunci di pintu.

Yaotian berada di dalam.

Ia istrinya, ibu dari anak yang belum lahir, sangat lembut, baik dan senang tersenyum, Putri yang elegan. Penguasa Yun Chang yang menulis sendiri perintah untuk membunuhnya dengan alasan penghianatan.

Ia menatap kunci, seakan kunci itu bukan hanya mengunci pintu itu tapi juga hatinya. Ia berdiri disana, dan terdiam lama sekali, sampai akhirnya ia menggelengkan kepalanya, “Aku tidak ingin masuk ke dalam. Jangan katakan pada siapapun aku datang. berikan ini pada Putri dan katakan padanya aku sudah melihat suratnya. Zhang Yin sudah dibereskan dengan baik. Ini hadiah, balasan dariku. Nona Fengyin, wanita yang diberikan Putri padaku, membantuku membuatnya.”

Si penjaga mengangguk dan menerima kotak itu dengan hati-hati dari tangan He Xia. Si penjaga berjalan ke depan pintu dan mengeluarkan anak kunci, ia membuka pintu dan masuk ke dalam.

Begitu pintu terbuka, He Xia menoleh ke dalamnya. Dalam waktu yang begitu singkat, ia tidak bisa melihat apapun.

Tak lama kemudian, pintu terbuka lagi dari dalam. Kepala penjaga keluar, dan dengan hati-hati menutup dan menguncinya kembali. Ia menghampiri He Xia untuk melaporkan, “Hadiah telah diberikan. Dan setiap ucapan Suami Ratu juga telah disampaikan, tidak ada satu katapun…”

“Ahhhhh!” suara jeritan ketakutan terdengar dari dalam ruangan.

Suara jeritan itu sangat mengerikan. Para penjaga yang sudah agak lama bertugas tahu persis kalau itu suara Tuan Putri Yaotian.

Mereka yang berjaga bukanlah orang biasa, tapi hampir semuanya termasuk kepala penjaga sendiri turut gemetar mendengarnya.

Setelah jeritan berhenti, terdengar seperti ada yang benda berat yang jatuh ke lantai berwarna ungu emas itu.

Semua orang berpikir kalah Putri Yaotian telah membuka kotak hadiah dari Suami Ratu dan terkejut dengan isinya. Tapi apa yang berada di dalam kotak itu yang membuat Tuan Putri begitu ketakutan luar biasa.

Wajah para penjaga menjadi ketakutan, tapi melihat wajah tenang He Xia, jauh lebih menakutkan.

Hanya He Xia yang tahu isi kotaknya.

Kotak itu berisi harta berharga. Setidaknya pernah sekali menjadi sesuatu yang berharga bagi Tuan Putri dan Gui Changqing.

Mereka pikir wanita itu bisa bermain kecapi sepandai Pingting, cukup hebat untuk bisa menyentuh segala benda yang telah dipersiapkan He Xia untuk Pingting. Ia menggunakan sisir Pingting, tidur di atas kain seprai yang telah ditiduri Pingting, dan menyentuh kecapi yang dimainkan Pingting.

Gu Fang Bu Zi Shang (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang