Volume 3 chapter 58
Perang semakin meluas, bahkan desa terpencilpun tidak terlewatkan.
Kedukaan atas kematian Raja tidak bertahan lama, dilibas berita penaklukan He Xia yang semakin luas, membuat khawatir orang-orang yang masih bertahan hidup.
“Aku mengumumkan, Suami Ratu dari Yun Chang telah menurunkan titahnya. Rakyat dari setiap desa akan didata dan setiap orang harus menyerahkan tiga karung beras, beras itu akan diambil dalam dua hari kedepan, tidak boleh kurang.”
Rakyat yang berkumpul menjadi panik.
“Tiga karung beras, bagaimana kita akan menghadapi musim dingin?”
“Dia tidak membiarkan kita hidup!”
“Tuan petugas,” seseorang menarik jubah si prajurit yang baru saja selesai membacakan pengumuman. Orang itu menangis, “Kau tahu bagaimana kehidupan keluargaku. Istriku sakit, semua beras sudah dijual untuk membeli obat. Aku bahkan tidak mungkin menyerahkan satu karung apalagi tiga.”
Si petugas juga menjadi pucat. Ia berkata pelan, “Apa yang bisa kulakukan? Anak-anakku juga dihitung, aku juga pusing memikirkannya. Luo, kita harus membayar, sebagai upeti untuk militer. Kalau terlambat atau kurang, mereka akan mengambil nyawamu. Para prajurit Yun Chang itu, membunuh tanpa berkedip.”
Luo menjadi pucat. Ia mengosok matanya yang berair dan berkata, “Ketika Raja kita masih hidup, kita tidak pernah di minta membayar tiga karung beras sekaligus. He Xia, mengapa ia harus menaklukan Bei Mo ?”
“Apa kau tidak sayang nyawamu? Berani sekali membawa nama Raja.” Si petugas melihat sekelilingnya, dan ia memberi isyarat jarinya memotong lehernya. Ia memperingatkan, “Patuhi saja, kita juga tidak tahu kemana Jendral Ruo Han melarikan diri, jadi berhati-hatilah dan jangan bertidak ceroboh.”
Selama ia bicara, langit bergetar karena suara langkah kaki kuda yang mendekat, kerumunan orang-orang melangkah mundur, dan mereka semua melihat kearah pintu masuk desa. Terlihat bendera pasukan Yun Chang dari kejauhan.
“Apa yang terjadi? Apa ada masalah?”
Para prajurit mencapai pintu masuk desa dan menghentikan kuda mereka. Rakyat desa menatap mereka, untuk sesaat dibutakan oleh sinar yang dipantulkan pedang mereka.
“Siapa yang berwenang di sini?” prajurit yang berdiri di depan memperhatikan di petugas, “Apa kau sudah tahu perintah Suami Ratu untuk mengumpulkan beras?”
“Sudah, sudah, baru saja dibacakan.”
“Apa ada yang membuat masalah?”
“Tidak, tidak, semuanya penduduk desa yang patuh.”
“Baiklah.” Si kepala prajurit menguman dan berkata, “Kalian rakyat Bei Mo seharusnya menjadi budak kami pasukan Yun Chang, tapi Suami Ratu berbaik hati, membiarkan kalian menjadi sumber pangan untuk pasukan. Kalian bertanilah dengan baik dan hasilkan kuda yang bagus. Suami Ratu juga memerintahkan untuk membuat batas daerah. Mulai hari ini, kalau kalian menemukan orang asing, harus segera melaporkannya. Kalau kalian berani menyembunyikannya, desa ini akan dimusnahkan karena pemberontakan. Apa sudah jelas?”
Si petugas sangat ketakutan. Ia segera menangguk dan memaksa tawa, “Sudah, sudah, sudah jelas. Kami semua penduduk desa yang baik, penduduk yang baik.”
Si pemimpin prajurit melihat si petugas begitu ketakutan sampai gemetar, dan ia tertawa mengejek. “Penduduk yang baik? Desa Jiaokou yang berjarak lima puluh mil dari sini mengatakan kalau mereka juga penduduk yang baik, tapi mereka menyembunyikan beberapa mantan prajurit Bei Mo. Seluruh penduduk desa yang berjumlah seratus tujuh belas orang, seluruhnya dibantai oleh kami. Hmph, kurasa aku harus meletakan beberapa kepala terputus, agar kalian ingat apa arti - penduduk yang baik. Ayo pergi.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Gu Fang Bu Zi Shang (End)
Historical FictionGu Fang Bu Zi Shang (A Lonesome Fragrance Waiting to be Appreciated) Drama : General and I Author : Feng Nong Bai Pingting tidak pernah percaya perkataan "Kebaikan seorang wanita adalah kebodohannya". Walaupun ia hanya seorang pelayan dari Jin Anwan...