Volume 2 chapter 37

1.5K 140 1
                                    

Di dalam kereta Yun Chang terasa sangat hangat dan nyaman.

Pemandangan penuh darah sudah tidak terlihat lagi.

Pingting duduk di pojok, melihat bulan dengan tanpa perasaan.

Mulai sekarang, bulan yang sangat ia sukai, sudah tidak bisa lagi memberikannya kelembutan.

Bulan tidak mau mengatakan apapun, mencerminkan orang yang sedang patah hati, ia memberikan sinarnya untuk jeritan pertempuran dan memperlihatkan ekspresi wajah para penjaga yang meninggal, sebuah kematian yang sia-sia. He Xia medorong pintu ruangan yang berat dan dengan baik hati melepaskan tali yang mengikatnya. Lalu ia pergi mengambil kotak kayu dan membawanya.

Ia harus melewati darah para penjaga muda yang basah untuk sampai ke pintu gerbang.

Sepatu sutranya yang berwarna putih sekarang semerah matahari senja, meninggalkan jejak sepatu merah di atas salju.

Hatinya seperti teriris pisau.

Kereta sudah menunggu di depan.

Jendelanya di tutupi tirai berwarna putih. Keretanya sendiri telah di lapisi kain bermutu tinggi.

Zuiju tiba-tiba muncul entah dari mana. Ada cipratan merah di lengan bajunya dan tanganya tertutup darah ketika ia menjatuhkan dirinya di kaki Pingting, berkata, “Nona! Nona! Tolong biarkan aku merawatmu selama perjalanan!”

Prajurit He Xia sudah mengangkat pedangnya, bersiap menyerang.

Pingting berputar, menatap He Xia, “Ia pelayanku.”

He Xia melihat Zuiju, yang sangat memohon dan berkata dengan suara lembut, “Baiklah.”

Zuiju, mengapa kau menyusahkan dirimu?

Pingting bersandar di jendela, mendengarkan gemuruh langkah kaki kuda. Suara roda kereta membawanya menjauh dari kediaman Chu Biejie sesenti demi sesenti.

Ia tidak merasa menderita juga tidak merasa ingin menangis.

Ia telah memutuskan untuk melupakan sakit dan airmata, jadi ia bisa melupakan suara pria itu dan juga wajahnya.

Ia akhirnya mengerti kalau cinta sejati tidaklah penting.

Kebaikan negara seperti laut dan masalah negara seperti gunung.

Bagaimana mungkin ia bisa melebihi, dalamnya laut dan beratnya gunung?

Bagaimana mungkin, bernyanyi di bawah bulan atau memainkan kecapi diantara bunga-bunga, mengalahkan seseorang yang memiliki negara?

Cinta sejati di dunia ini bukan yang terhebat, tidak sebanding dengan popularitas dan kekuasaan, tidak sebanding dengan bakti pada negara, dan benar-benar tidak sebanding dengan harga diri sebuah negara.

Gu Fang Bu Zi Shang (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang