Sore datang, angin lembut menghilang. Udara dingin menyambut.
Matahari mulai memerah dari timur, warna cerah memancar ke dalam istana Raja Bei Mo. Raja Bei Mo sudah bangun dari tidurnya. Tidurnya tidak tenang dan ia tak bisa tidur beberapa hari belakangan. Sejak pasukan Dong Lin tiba, tidurnya semakin kurang dan berkurang setiap harinya seperti halnya pasukan Dong Lin yang semakin dekat menuju ibukota. Menurut laporan kemarin, Chu Beijie sudah mulai serangan terus-menerus, dan banyak pasukan Bei Mo yang terluka atau mati. Berkat kemampuan Ze Yin, pasukan Dong Lin belum mencapai Ibukota, tapi dengan jumlah pasukan yang ada sekarang tidak akan cukup untuk bertahan dari serangan berikutnya.
Kehilangan Kanbu hanya masalah waktu.
Dan ketika pasukan Dong Lin mendapatkan Kanbu, itu akan menjadi jalan pintas untuk mencapai ibukota Bei Mo.
Bei Mo dalam bahaya besar.
Yangfeng datang untuk menemuinya di pagi hari.
“Aku ingin mengenalkanmu pada seseorang, Yang Mulia.” Ia membungkuk sebelum berkata dan mengenakan pakaian yang di berikan oleh Raja sendiri.
Raja Bei Mo memiliki kesan yang baik pada wanita kesayangan Ze Yin, dan sekarang ketika Ze Yin pergi, ia merasa lebih senang ketika melihatnya. Ia tersenyum ramah pada Yangfeng. “Oh? Siapa yang begitu penting ini, sehingga kau sendiri yang mengenalkannya kepadaku ?”
Yangfeng menjawab dengan pelan. “Yang Mulia, kau sangat pintar. Orang ini kemampuannya luar biasa dan bahkan mungkin bisa mengubah hasil peperangan.”
Yangfeng datang bersama Ze Yin ketika mereka kembali ke ibukota, dan ia telah menjadi wanita yang paling cantik di istana kerajaan. Ia terlahir dengan bentuk tulang wanita yang lembut, dan itu meninggalkan kesan yang lama pada setiap orang. Ia telah mendengar tentang kepribadiannya dari Ze Yin dan tahu bahwa ia tidak suka janji kosong. Ia tak akan mengatakan sesuatu kecuali ia yakin sekitar tujuh puluh atau delapan puluh persen. Raja terkejut. “Siapa? Bawa pria itu masuk.”
Tapi Yangfeng tidak terburu-buru. Ia berlutut dan berkata, “Yang Mulia, orang ini bermarga Bai dan namanya Pingting. Kami telah menjadi teman baik sejak kecil. Awalnya Pingting tidak bersedia melakukan ini tapi Yangfeng memohon padanya. Temanku akhirnya setuju tapi dengan tiga syarat.”
“Katakan.”
“Baik,” Yangfeng menjawab. “Pertama, pertolongan hanya diberikan ketika Bei Mo dalam masalah. Kalau Dong Lin sudah mundur, temanku akan pergi dan tidak akan terlibat dengan Bei Mo lagi.”
Raja Bei Mo tidak boleh lenggah. Lagipula daerah perbatasan sudah tidak ada yang aman. Ia mengangguk dan berkata, “Aku tidak akan memaksa seseorang melakukan yang tidak ingin mereka lakukan.”
“Kedua, tak seorangpun di Bei Mo yang akan mencari tahu tentang masa lalu Bai Pingting.”
“Ini...” Sejak empat negara mulai berperang, setiap negara memiliki mata-mata mereka sendiri. Kalau Raja memerlukan seseorang, ia akan mencari tahu latar belakang mereka secara mendetail. Kalau tidak, bukankah akan membawa kekacauan ke dalam negara mereka sendiri? Mengapa si Pingting ini begitu misterius? Raja Bei Mo merasa sungkan tapi ia tidak menunjukkannya karena Yangfeng sendiri yang telah mengenalkan orang ini.
Yangfeng melihat raut wajahnya dan menambahkan dengan pelan, “Yang Mulia tak perlu khawatir. Temanku telah melewati banyak kejadian yang menyakitkan yang ia tak mau orang lain tahu. Tidak akan ada penghianatan; aku mempertaruhkan hidupku untuk membuktikannya.”
Mendengar itu, Raja Bei Mo menjadi tenang. Kedua sudut bibirnya naik dan ia tertawa. “Keputusan tergantung pada diriku sendiri. Aku akan melihat apakah orang ini patut di percaya atau tidak. Jadi apa gunanya mempertaruhkan hidupmu sendiri hanya untuk membuktikan kesetiaan seseorang? Apa yang ketiga.”
Yangfeng menjawab, “Kalau Yang Mulia tidak ingin Bei Mo di taklukan, anda harus mendengarkan setiap perkataan. Tidak boleh ada yang di rubah.”
Ini sama saja memberikan kepemimpinan Bei Mo pada seseorang yang tidak dikenal. Raja Bei Mo segera tersenyum. Ia menjawab dengan dingin, “Kalau temanmu menginginkan kekuasaan militer, bukankah ia hanya perlu meminta jabatan Jendral ?”
Jawaban Yangfeng diluar dugaan, “Kekuasaan militer memang salah satu yang ia inginkan. Yangfeng memohon pada anda untuk memberikan Pingting wewenang sebagai komandan pasukan, ia pasti akan menyingkirkan pasukan Dong Lin.”
Wajah Raja Bei Mo berubah. Ia memaksa dirinya untuk tersenyum dan memikirkan bangaimana menyelamatkan Ze Yin dari hal yang memalukan. “Temanmu sungguh sangat sombong. Bahkan suamimu tidak berani menganggap enteng Jendral Dong Lin yang hebat itu, Chu Beijie, tapi temanmu.....” Tiba-tiba jantungnya berdegup kencang, dan ia berteriak heran, “dia seorang wanita ?”
“Benar.”
Raja Bei Mo lebih terlihat tidak senang. Ia bersandar kedepan. “Bagaimana seorang wanita memiliki kemampuan seperti itu? Baiklah, berikan ia uang dan kirim ia pulang.” Sungguh mengelikan. Musuh sudah tiba di negara ini, begitu banyak Jendral yang membutuhkan saran dari yang ahli bukannya omong kosong dari seorang wanita bodoh.
Yangfeng membungkuk, berpikir apakah sebaiknya memperjelas suatu hal, bagaimanapun ia tak berharap ini akan mudah sejak awal. Tanpa bantuan Pingting, bukankah suaminya akan mati? Ia mengigit bibirnya. “Tolong dengarkan perkataan yang terakhir Yang Mulia.”
Raja Bei Mo tak sanggup membuatnya merasa malu maka ia dengan baik hati mengangguk. “Kau boleh bicara.”
Yangfeng agak ragu sebelum akhirnya berjalan mendekatinya. Ia berbisik di telinganya. “Aku berjanji pada Pingting tidak akan mengatakannya pada siapapun, tapi memikirkan nasib rakyat Bei Mo sedang dipertaruhkan, Yangfeng harus mengatakannya. Yang Mulia tidak boleh menilai rendah Pingting. Ze Yin mungkin bukan lawan seimbang Chu Beijie tapi Pingting sudah pasti.”
“Apa maksudmu?”
“Karena Pingting berhasil memaksa Chu Beijie melakukan gencatan senjata selama lima tahun.”
Raja Bei Mo terkejut. Ia berbalik menoleh ke arah Yangfeng dan menatapnya.
Yangfeng tidak berkedip di bawah tatapan Raja Bei Mo. Ia mengangguk pelan dan berbisik, “Chu Beijie memiliki perasaan pada Pingting. Kalau ia tahu Pingting berada di Bei Mo, ia takkan begitu gencar menyerang, dan Ze Yin akan memiliki peluang untuk menang.”
“Tapi bagaimana kalau...”
“Kalau Chu Beijie tidak memaafkannya, maka....” Yangfeng merasa tersedak di tenggorokan dan wajahnya menjadi sedih. “Mengapa Yang Mulia menanyakan hal begitu kejam pada Yangfeng?” Memikirkan Pingting yang menunggu di luar membuatnya pusing. Menahan air matanya, si cantik berkata. “Yang Mulia tolong segera panggil Pingting.”
“Panggil Pingting masuk.”
“Panggil Pingting masuk !” Suara-suara saling menggema sampai akhirnya mencapai telinga Pingting yang sedang menunggu. Ia meletakan cangkir tehnya, memeriksa pakaiannya, kemudian menarik napas dalam sebelum masuk ke ruangan, ia berjalan dengan santai ke arah Raja Bei Mo.
Adakah tempat di dunia ini dimana kau bisa melarikan diri dari segala hal? Dan sekarang ia terlibat dalam urusan politik dan militer Bei Mo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gu Fang Bu Zi Shang (End)
Historical FictionGu Fang Bu Zi Shang (A Lonesome Fragrance Waiting to be Appreciated) Drama : General and I Author : Feng Nong Bai Pingting tidak pernah percaya perkataan "Kebaikan seorang wanita adalah kebodohannya". Walaupun ia hanya seorang pelayan dari Jin Anwan...