43

1.2K 149 1
                                    

Volume 2 chapter 43 --

Ketika waktu kira-kira pukul tiga pagi, dan semua orang hampir terlelap, Nanfeng terbangun karena waspada terhadap sesuatu.

“Siapa itu?” Nanfeng berteriak keras sambil melompat keluar dari semak-semak.

Mungkinkah wanita Bai itu?

Ia membuka semak-semak untuk melihat perangkap yang ia pasang disana. Perangkap memperlihatkan kondisi rusak, seperti seseorang telah terjatuh disana, tapi tidak ada yang terperangkap. Ada sesuatu yang bersinar di kegelapan, Nanfeng mengambilnya dan memperhatikan dengan seksama. Sebuah sepatu yang disulam dengan rapi.

“Bocah Gao! Lihat!”

Nanfeng berteriak, dan Gao keluar dari pepohonan. “Makanan? Untuk anak-anak anjing?”

“Seorang wanita! Lihat, sebuah sepatu!”

Dibalik rajutan sepatu, ada sebuah tulisan kecil yang terlihat dalam kegelapan – dibuat oleh Kediaman Suami Ratu.

“Ini berasal dari Kediaman Suami Ratu.”

“Pasti dari wanita Bai itu!” Nanfeng berkata dengan gembira, “Wanita itu pasti lewat sini dan hampir terperangkap. Pelacur itu.”

Pria yang berjaga di pos pemeriksaan mendengar teriakannya dan menghampiri, “Nanfeng, ada apa?”

“Boss, wanita Bai itu berada di hutan. Aku menemukan sepatunya.”

Kesabaran, rasa malas dan lelah mereka dalam sekejap menguap dengan kejadian sesaat ini, ketika mereka menemukan sebuah sepatu bersulam indah. Semua orang menjadi bersemangat, “Hehehe, sekarang mereka sudah berada di hutan. Mereka tidak bisa melarikan diri.”

Dua anjing setinggi separuh pria dewasa dibawa ke tempat itu. Mereka mengendus-endus sepatu itu dan segera bergerak gelisah, sampai tali di leher anjing-anjing itu bergemertak.

Si pemimping bandit melepaskan anjing-anjing. “Pergi.”

Ketika anjing-anjing itu bebas, mereka segera berlari menuju kedalaman hutan.

Angin malam sangat dingin, tapi semua orang sangat bersemangat.

“Heh, ayo teman-teman!”

“Jangan, biarkan di boss duluan!”

“Tangkap dua pelacur kecil itu!”

Pedang-pedang dikeluarkan dari sarungnya, besi dingin memancarkan sinar bulan. Bayangan besar bergerak menuju hutan, mengejar sosok tangkas para anjing pelancak.

“Kepung mereka!”

“Jangan biarkan mereka lolos!”

Gu Fang Bu Zi Shang (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang