Volume 2 chapter 47 --
Di kerajaan Dong Lin.
“Berita baik! Berita baik, Yang Mulia!”
Pejabat Senior Chu Zairan memegang laporan militer dan berlari ke dalam istana. Teriakan gembiranya terdengar jauh sebelum ia memasuki ruangan.
Raja Dong Lin telah sakit beberapa hari dan selalu merasa pusing. Ratu berada disisi tempat tidur, menemani Raja. Ia mendengar teriakan dan berbalik untuk melihat Chu Zairan berlari masuk, “Kabar baik apa?”
“Yang Mulia Ratu, Panglima Zhen Beiwang telah menarik mundur pasukan. Pertempuran akhir tidak terjadi.”
Ratu terkejut dengan berita ini. Ia ragu agak lama, dan akhirnya bertanya dengan tidak percaya, “Zhen Bei Wang tidak berperang dengan pasukan Yun Chang?”
Tangan Chu Zairan yang memegang laporan militer mengelengkan kepalanya dan gemetar beberapa kali kegirangan. “Hampir, kudengar ketika dua pasukan hampir saling menyerang, Tuan Putri Yun Chang tiba-tiba muncul dan menyakinkan Tuan Zhen Beiwang untuk menarik mundur pasukan. Yang Mulia Ratu, ratusan ribu nyawa prajurit Dong Lin telah selamat!”
“Ulangi apa yang kau katakana.” Suara lemah seorang pria dari tempat tidur.
“Ah, Yang Mulia Raja! Yang Mulia sudah bangun?” Ratu segera berbalik dan membantu Raja untuk duduk. “Hati-hati, Yang Mulia. Tabib bilang kau harus sembuh dengan tenang.”
Tangan Raja Dong Lin menyibakan tangan Ratu untuk membuang jauh-jauh ide itu. Tatapannya jatuh pada Chu Zairan. “Pejabat Senior, tolong ulangi lagi. Apa yang dilakukan Zhen Beiwang?”
“Melapor pada Yang Mulia, Tuan Besar Zhen Beiwang telah menarik mundur pasukan. Pasukan Dong Lin dan Yun Chang tidak bertempur.” Meskipun Chu Zairan sangat tua, ia masih ada tenaga cadangan.
“Oh?” Raja meresap kata-kata Chu Zairan, ia masih sulit untuk menerima berita luar biasa ini. Matanya agak kuning karena sakit, tapi saat ini sinar matanya sedikit bersemangat. Tangannya memegang pundak Ratu ia mengamati ke depan sebelum berkata, “Mana laporannya? Biar kulihat.”
Chu Zairan segera memberikan laporan itu dengan kedua tangannya.
Ratu sangat khawatir dengan Raja yang terlalu bersemangat. Ia membantu Raja membuka laporannya. Dan Raja membacanya sambil berbaring di bantal.
Raja membacanya dua kali sebelum menghela napas lega. Ia merasakan tubuhnya sedikit mengigil, kesakitan dan sesak yang ia rasakan beberapa hari sebelumnya seperti mengalir menghilang. Ia menyerahkan laporan itu pada Ratu, yang kemudian merapikannya kembali dan tersenyum, “Aku tahu adikku, adik masih memikirkan seluruh situasi…. Uhuk…. Uhuk uhuk uhuk….. uhuk…” Raja tiba-tiba mulai terbatuk terus menerus.
Ratu segera memijat punggungnya untuk melancarkan napasnya. Ia berkata dengan lembut, “Kau harus lebih memperhatikan tubuhmu, Yang Mulia, perang sudah berakhir, dan Tuan Besar Zhen Beiwang sudah menghentikan kegilaannya. Kalau Yang Mulia bisa sehat kembali, tentunya merupakan berkah bagi seluruh rakyat Dong Lin.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Gu Fang Bu Zi Shang (End)
Historical FictionGu Fang Bu Zi Shang (A Lonesome Fragrance Waiting to be Appreciated) Drama : General and I Author : Feng Nong Bai Pingting tidak pernah percaya perkataan "Kebaikan seorang wanita adalah kebodohannya". Walaupun ia hanya seorang pelayan dari Jin Anwan...