| 3 | Susu dan Biskuit

23.3K 2.4K 147
                                    

Sepertinya kekhawatiran yang sebelum ini Yura rasakan sama sekali tidak berarti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepertinya kekhawatiran yang sebelum ini Yura rasakan sama sekali tidak berarti. Ia pikir Taehyung butuh waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Tapi nyatanya anak itu dapat membaur dengan cepat. Bahkan setelah tiba beberapa waktu yang lalu, ia tampak sangat gembira dan sama sekali tidak menunjukan respon negatif dari tempat tinggal barunya.

Seokjin pun nampak begitu menyukai si kecil. Terlihat sekali dari perlakuan ia pada adik barunya ini. Seperti, mengajak Taehyung berkeliling misalnya, lalu memberikan banyak sekali mainan pada anak itu. Bahkan buku gambar dan crayon warna-warni kesayangan si sulung juga ia berikan pada Taehyung.

Yura hanya bisa terkekeh melihatnya. Setelah meletakan Jungkook yang tertidur lelap ke dalam box bayi, si cantik berjalan menuju dapur berniat membuat susu hangat dan biskuit coklat untuk prajurit-prajurit kecilnya yang sedang asik bermain di ruang tv. Ya walaupun hanya Seokjin dan Taehyung yang terlihat. Entahlah, dia tidak menemukan keberadaan Yoongi saat ini. Mungkin anak itu masih sibuk merajuk pada ayahnya.

Hingga tak lama terdengar pintu terbuka dari arah sudut. Itu adalah Hyungwoo yang berjalan keluar kamar di susul langkah kecil Yoongi mengikuti. Ayah muda itu mendudukkan diri di sofa. Meraih koran pagi, berniat membaca. Namun pergerakannya terhenti kala Yoongi bergerak naik ke dalam pangkuan.

Hyungwoo mengerutkan alis bingung, "Kenapa menempel terus? main sana bersama Seokjin Hyung dan Taetae,"

Sempat-sempatnya ia menggeleng tidak setuju. Namun jemari sang ayah terlebih dulu mendorong-dorong pelan tubuh si kecil untuk mendekat ke arah Seokjin dan Taehyung yang masih sangat asik bermain lego bersama.

"Jinnie Hyung, Yoongi bermain bersama boleh ya?" tutur sang ayah sembari mendudukan diri di dekat anak-anaknya yang sibuk bermain.

"Boleh, sini! kenapa bilang? biasanya langsung main saja." Seokjin menepuk-nepuk bagian kosong di samping tempat ia terduduk sembari menyodorkan beberapa lego ke hadapan adiknya.

"Habisnya prajurit es kita malu karna ada adik baru," sahut Hyungwoo sembari menyentil ujung hidung sang anak.

Yoongi mendengus kesal, "ih tidak malu kok! aku kan tidak mau bermain tapi papa paksa-paksa!"

"Tidak malu tapi mukanya merah, sudah diam. Taetae, Yoongi Hyung boleh ikut main bersama kan?"

Yang ditanya memandang polos. Sejenak terdiam, seperti bingung. Tapi tak lama raut wajahnya berubah menjadi riang, kepala anak itu mengangguk-angguk antusias sembari bertutur lucu, "boleh! cini, main cama-cama! mainan banyak-banyak, jadi dak lebut-lebut."

Merasa puas, pria setengah baya itu menepuk-nepuk puncak kepala Yoongi, mengatakan agar anak itu bermain bersama dengan kakak dan adik barunya. Lantas, ia melangkahkan kaki menuju sofa, berniat melanjutkan kegiatan membaca koran pagi yang sempat terganggu oleh ulah si kecil manis.

 Lantas, ia melangkahkan kaki menuju sofa, berniat melanjutkan kegiatan membaca koran pagi yang sempat terganggu oleh ulah si kecil manis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekitar setengah jam setelahnya, Yura datang membawa nampan berisi tiga gelas kecil dan satu piring biskuit coklat kesukaan Seokjin. Ia tersenyum melihat Yoongi bermain bersama yang lain, walau dari jauh terlihat si bocah tengah mengomel ini itu pada sang adik baru. Lucunya, Taehyung hanya mengangguk-angguk polos, jika dilihat sepertinya anak itu sedikit takut pada Yoongi.

"Tidak, bukan seperti ini. Seharusnya ditaruh di atasnya. Nah, seperti ini, baru bagus. Bisa tidak sih?!" omelnya pada Taehyung yang hanya menatap polos tanda tak mengerti, tapi menurut saja apa kata yang lebih tua.

Yura mendekat, ikut bergabung bersama mereka. Meletakkan nampan di atas karpet, lantas mengusak lembut surai pekat Yoongi. "Kenapa marah-marah? terserah Hyungie kan mau di susun bagaimana legonya, ini kan Yoongi Hyung punya sendiri. Jangan ganggu punya adik, mengerti?"

Jika sudah seperti ini Yoongi jadi kesal sendiri. Jadi intinya dia kan yang salah? padahal dirinya hanya ingin membenarkan susunan lego Taehyung agar terlihat lebih baik. Orang dewasa memang tidak pernah bisa mengerti.

"Yoongi tidak marah-marah, orang hanya mengomel saja tadi. Itu kan biar bagus, kenapa mama jadi kasih tau Yoongi? Yoongi kan sudah tau, tidak perlu diberitau lagi," tuturnya panjang lebar membuat Yura terkekeh sendiri. Wanita cantik itu menghela singkat, lantas mengangkat bahu tak acuh. Oke, terserah si prajurit es saja.

"Mama bawa biskuit dan susu omong-omong. Sini, berhenti dulu bermainnya sebentar, cuci tangan lalu makan bersama."

Mendengar kata Biskuit yang disebutkan sang mama, manik mata ketiga anak kecil itu sontak membulat antusias. Yang paling pertama beranjak, Seokjin tentu saja. Ia berlari ke arah dapur untuk mencuci tangan, diikuti si prajurit es, meninggalkan Taehyung yang menoleh bingung kesana-kemari.

"Kenapa, Sayang? ayo, cuci tangan. Ikuti Hyungmu,"

"Dak bica cuci tangan dili-dili, bibi bantu-bantu Tae, cini dak da bibi, bagaimana cuci-cuci tangan bial belcih?" 

Oh astaga imutnya. Yura hampir saja memekik gemas. Ia mengusak surai sang anak, lantas kembali berucap dengan lembut, "di sana ada kursi kecil, nanti minta bantu Seokjin Hyung kan bisa."

Taehyung mengeluarkan ekspresi seperti, 'Oh? benarkah?' lalu beranjak berdiri dan berlari kecil ke arah Seokjin dan Yoongi yang mungkin lagi-lagi tengah berdebat memilih sabun. Lagi? ya, itu kegiatan rutin mereka setiap cuci tangan atau mandi bersama. Seokjin yang suka sekali aroma jeruk dan Yoongi yang suka sekali aroma manis strawberry akan saling memaksakaan pilihan mereka. Yah walaupun selalu berakhir dengan Seokjin yang menang berdebat. Mungkin bulan depan Yura hanya akan menyediakan satu sabun untuk mereka berdua.

"Seokjinie Hyung, bantu Taehyungie cuci tangan! dan jangan berebut sabun lagi atau mama akan membuang dua-duanya!" pekik Yura dari jauh sembari menghidupkan televisi, memilih siaran khusus untuk anak-anaknya.

Di saat itu pula, suara husky Hyungwoo terdengar mengintrupsi, "Yura, besok aku sudah masuk, tidak apa di rumah sendiri? menjaga anak-anak hiperaktif sendirian sepertinya repot sekali. Apalagi ada Jungkookie sekarang, apa perlu kucarikan pengasuh untuk membantu?"

Sayangnya niat baik sang suami di respon Yura dengan tatapan tak suka. Wanita itu menoleh ke arah suaminya, lantas memberi penjelasan dengan nada penuh keyakinan.

"Untuk apa aku mengadopsi mereka jika masih saja mencari pengasuh? tidak. Biar kutangani sendiri. Dulu saja waktu Yoongi masih bayi dan Seokjin baru bisa berjalan, aku bisa kan menjaga mereka sendiri saat kau tinggal? tidak masalah, jangan khawatir."

Mendengar keputusan sang istri, Hyungwoo hanya bisa menganggukan kepala mengerti. Yah, kalau Yura inginnya seperti itu, dia bisa apa? mungkin mengurangi waktu kerja akan menjadi solusi terbaik untuk saat ini.


-
-

-

TBC

Semoga nggak bosen, enjoy terus yaa, See you in next chp ( ˘ ³˘)💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semoga nggak bosen, enjoy terus yaa, See you in next chp ( ˘ ³˘)💜

Oh iya Fyi, kalian bisa request judul buat chapter yang akan datang kok :D japri ya tapi, jangan di sini, chat aja lewat wattpad (^.^)

______________________________________

Choco ChipsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang