| 51 | Berani

8.8K 1.4K 566
                                    

Junghwa berjalan di atas daun kering melewati pagar rapuh suatu panti kecil yang terletak sangat jauh dari pusat kota Seoul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Junghwa berjalan di atas daun kering melewati pagar rapuh suatu panti kecil yang terletak sangat jauh dari pusat kota Seoul. Tentu saja bersama sang suami yang sibuk menghubungi seseorang sejak mereka sampai di sini beberapa saat yang lalu.

"Ada yang bisa kubantu?" ucap seorang wanita paruh baya yang baru saja selesai menyirami tanaman.

Mengangguk mantap Sam melangkah maju mendahului sang istri dan mendekat tepat di hadapan perempuan tua tersebut. "Ya, kita harus bicara."

Ada sedikit kecanggungan yang terjadi kemudian. Namun, tak berangsung lama karena sang lawan bicara tampak menanggapi dengan teramat ramah. Ia tersenyun sembari mengangguk kecil, "baik, ayo masuk dulu. Anak-anak sedang berwisata, jadi tempat ini sepi sekali."

Lantas mereka bertiga bergegas masuk ke dalam rumah mengikuti langkah kaki yang lebih tua. Wanita itu, tak lain adalah Bibi Min. Ia berjalan menuju dapur dan membuatkan kedua tamu asingnya masing-masing secangkir teh hangat.

"Terimakasih," ucap Junghwa begitu melihat perempuan tersebut menyediakan minuman hangat untuk mereka berdua.

"Jadi, ada apa?" tanya wanita paruh baya ini dengan sorot mata serius. Ia duduk di hadapan Junghwa dan Sam bersiap mendengarkan kalimat yang mungkin akan terlontar dari bibir masing-masing orang di hadapan.

"Kami mencari dua orang anak," sahut Sam mulai mengeluarkan suara.

"Ya, mereka kakak beradik, salah satunya bernama Kim Taehyung," lanjut Junghwa mulai memasang wajah penuh harap.

Ada sedikit keterkejutan yang tertangkap dari wajah Bibi Min di hadapan. Dia sedikit meremat kain bajunya sembari memandang sarat akan kebingungan. "Siapa kalian?"

Sedikitnya Sam tahu seberapa gugup yang Junghwa rasa saat ini. Dari pertanyaan yang ditujukan oleh pengurus panti tersebut, sudah sangat terbaca jika memang ada anak-anak yang mereka cari di tempat ini. Sam mengenggam punggung tangan sang istri dengan lembut dan mengangguk singkat tanpa sedikitpun menoleh kala wanita cantik itu memandanginya dari samping.

"A-aku ibu mereka," sedikit terbata, namun mampu membuat Bibi Min memasang raut wajah terkejut untuk kedua kali.

Kini, teramat berkaca Junghwa menatap dalam sorot mata wanita paruh baya di hadapan sembari mulai berucap lirih, "Ada sedikit permasalahan antara aku dan mantan suamiku dulu. Aku meninggalkan anak-anakku bersamanya karena kupikir dia dapat mengasuh mereka lebih baik dari pada aku. Tapi, nyatanya tidak begitu. Dia justru membuang dua buah hatiku tanpa rasa tanggung jawab. Aku sangat menyesali hal tersebut, sekarang aku benar-benar ingin membawa mereka hidup bersamaku."

Choco ChipsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang