| 26 | Adik

13.7K 1.6K 375
                                    

Namjoon adalah anak yang sangat cerdas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namjoon adalah anak yang sangat cerdas. Orang-orang bilang hidupnya sangat sempurna, dengan kedua orangtua yang selalu meyayanginya dan kehidupan yang jauh dari kata tidak layak.

Tapi, tahu kah mereka jika apa yang terlihat dari luar terkadang tak sama seperti kenyataan yang benar-benar terjadi? yah, orang lain memang hanya bisa menyimpulkan sebatas apa yang mereka lihat, menilai cukup dengan mata telanjang kendati tak tahu apa yang sesungguhnya dialami orang yang mereka bicarakan.

Sejak kecil sekali, Namjoon sudah cukup mengerti jika Junghwa bukan Ibu yang melahirkan dirinya. Dia saat itu masih berusia 2 tahun kala sang ayah pulang ke rumah dengan membawa seorang wanita cantik.Yah, wanita itu tak lain adalah Kim Junghwa, yang mengaku sebagai teman dari ayahnya.

Hampir setiap hari setelah itu, si cantik selalu datang dengan senyuman manis dan perlakuan yang teramat hangat. Namjoon merasa nyaman, tentu saja. Sejak lahir, ia sama sekali tidak pernah merasakan sentuhan seorang ibu. Jemari yang merawat dan menimangnya setelah ia merasakan dunia ini adalah jemari kokoh milik sang ayah.

Maka tentu saja, setelah ia merasakan kasih yang berbeda, Namjoon merasa tertarik. Dia merasa sangat nyaman dan ingin memiliki. Hingga hari setelah ia benar-benar sudah sangat dekat dengan Junghwa, bidadari cantiknya itu pergi, menghilang seperti di telan bumi. Hampir satu tahun lamannya ia habiskan hanya untuk bertanya tentang keberadaan si cantik, namun nihil. Sam hanya terbungkam, tak ingin mengatakan apapun lagi.

Dan semua berjalan seperti sebuah kejutan saat Junghwa kembali hadir dalam kehidupannya setelah sekian lama menghilang. Hal yang paling membahagiakan dalam hidup Namjoon adalah saat ketika sang ayah mengatakan jika Junghwa akan tinggal bersama mereka, dan ia boleh memanggil wanita tersebut dengan panggilan 'mommy'.

Semenjak itu hari-hari Namjoon hanya dipenuhi oleh kata bahagia. Tapi, sepertnya Tuhan ingin sedikit menguji. Masa kanak-kanak yang orang bilang sangat indah, bagi dirinya tampak biasa saja. Tidak ada yang special dari ini semua. Namjoon memanglah bocah yang membanggakan dan sangat cerdas melebihi anak di usianya. Namun, hal itu tidak membuat anak-anak lain ingin menjalin ikatan pertemanan.

Mereka semua iri. Mereka tidak suka dengan apa yang Namjoon miliki. Perhatian penuh dari guru pengajar, pujian yang terus diterima. Hal itu membuat anak-anak lain merasa tidak dihargai. Mendapat perlakuan buruk oleh banyak orang tentu saja hal yang menyakitkan. Tapi, tak ada seorangpun yang tahu.

Pola pikir anak itu membawanya pada suatu presepsi jika ia mengatakan segalanya, maka semua akan sedih. Sam maupun Junghwa tidak tahu jika selama ini anak mereka tertindas di luar sana karena setelah pulang sekolah, Namjoon tetap menjadi anak yang ceria, sama sekali tidak menujukan jika ia tertekan.

Menceritakan banyak hal yang menyenangkan tentang sekolah, juga tentang begitu baiknya semua teman padanya, kendati yang di alami sungguh tidak seperti itu.

"Dari mana dapat luka ini?" tanya Junghwa malam itu, kala si cantik akan membacakan dongeng penghantar tidur untuk sang anak.

Namjoon hanya tersenyum penuh arti. Dia memainkan surai lembut sang ibu seraya berucap lirih, "jatuh terbentur saat bermain bola di sekolah."

Choco ChipsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang