| 44 | Pertemuan

10.3K 1.3K 528
                                    

Seungyeo mengecek arloji saat waktu sudah menunjukan pukul dua siang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seungyeo mengecek arloji saat waktu sudah menunjukan pukul dua siang. Pria ini sudah datang tepat 30 menit sebelum waktu perjanjian. Sebenarnya, cukup sulit untuk melangkahkan kaki datang kala teringat kembali hal yang telah terjadi pada masa lalu. Ini akan menjadi kali pertama setelah sekian lama berpisah dengan seseorang yang sudah ia lenyapkan jauh dari dalam lubuk hati.

Dan juga ini waktu yang tepat untuk menghancurkan Junghwa sama seperti yang wanita itu lakukan padanya dahulu. Saat-saat yang paling ia tunggu di mana dirinya akan bertemu dengan sang terkasih untuk melakukan pembalasan rasa sakit. Ia tahu pasti, wanita itu datang untuk membicarakan tentang anak-anaknya. Tidak mungkin Junghwa bertujuan menemui dirinya dengan alasan lain.

Mengotak-atik telepon, dia mendapatkan pesan masuk dari nomor tak di kenal. Seringai seketika terbentuk setelah membaca pesan singkat yang memberitahu bahwa orang yang ingin bertemu dengan dirinya sudah tiba di pintu masuk restoran sederhana ini.

Mencoba memasang ekspresi datar, seorang pria berbadan tinggi datang mendekat kemudian. Sejenak membungkuk dan berucap lirih, "apa kau Seungyeo-ssi?"

Ah, jadi ini orangnya? seseorang yang Junghwa puja sampai rela meninggalkan segala hal demi lelaki di hadapan saat ini. Maka sedikit ketus, si tampan menyahut, "iya, aku Seungyeo. Orang yang sudah Junghwa buang demi mendapatkanmu."

Setelah itu dengan jelas ia lihat pria jangkung tersebut sejenak mengepalkan jemari kencang seraya menarik napas dalam, terlihat seperti menahan suatu gejolak amarah. "Tolong, aku benar-benar tidak ingin memulai perkelahian. Junghwa ingin bertemu denganmu untuk membicarakan suatu hal."

Anggukan singkat ia lontarkan pelan. Seungyeo memberikan kode dengan dagu agar lelaki di hadapan saat ini beranjak duduk untuk memulai perbincagan mereka. "Di mana dia sekarang?"

"Sebentar lagi datang. Dia," ucapan pria ini terhenti kala dari arah belakang seorang wanita menyentuh pelan bahu dan mendudukan tubuh tepat di samping kanan dirinya berada.

Tak lain adalah Junghwa. Si cantik dengan senyuman manis yang kini terduduk kaku seraya membiarkan kedua jemari saling meremat di atas paha. Sama sekali tidak berani menatap sang mantan suami. Berbeda dengan Seungyeo, pria berparas arogan tersebut justru mengunci tatapan pada si cantik yang menunduk dalam di hadapan.

"Oh, hai Junghwa? masih ingat aku? ah tidak mungkin kau lupa setelah membuatku hancur lebur lalu menghilang haha," kekeh Seungyeo yang terasa begitu hambar di telinga.

Sam tidak bisa berbuat banyak. Pria tampan itu hanya bisa terdiam mengamati, sadar diri jika ini bukan ruang bagi dirinya untuk masuk ke dalam pembicaraan. Sejenak, menoleh pada Junghwa yang masih menunduk. Lembut sekali, pria ini menggenggam kepalan jemari sang istri untuk meyakinkan rasa gundah yang mungkin menyelimuti hati wanita manis tersebut.

"Oh ayolah, jika ingin bermesraan jangan di hadapanku. Aku muak sekali melihat hal yang romantis," tutur Seungyeo memutar bola mata jengah. "Cepat langsung pada inti, waktuku hari ini bukan hanya untuk melihat hal menjijikan seperti ini," lanjutnya tanpa ragu.

Choco ChipsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang