| 54 | Marah

11.4K 1.4K 1K
                                    

Belakangan, pekerjaan begitu menumpuk membuat Hyungwoo tidak memiliki banyak kesempatan untuk hadir di tengah keempat prajurit kecil dan tentu saja Yura

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Belakangan, pekerjaan begitu menumpuk membuat Hyungwoo tidak memiliki banyak kesempatan untuk hadir di tengah keempat prajurit kecil dan tentu saja Yura. Namun kali ini si tampan menyempatkan diri mengosongkan jadwal guna menghabiskan waktu bersama keluarganya.

Yah, sungguh mengharukan, tapi ia memiliki satu masalah di sini. Saat anak-anak lain tampak sangat bahagia menyambut kehadiran sang ayah, Yoongi hanya diam seolah tak perduli dan malah menghabiskan waktu bermain lego menjauh dari mereka.

Hal tersebut membuat sang kepala keluarga mengernyitkan dahi bingung. Ia menoleh pada istrinya lantas berbisik kecil, "apakah Yoongi tidak merindukanku?"

"Aku rasa dia merindukanmu. Yah, mungkin sedikit sulit untuk mengekspresikannya," sahut Yura ikut berbisik dengan arah pandang mata yang tak dapat lepas dari intensitas Yoongi di sudut ruangan.

Seketika, Hyungwoo tersenyum tipis. Ia jadi ingat masa lalu. Jika kalian pikir Yura adalah orang yang sangat ramah, memang iya. Tapi tidak dengan dulu. Sebelum mereka saling mengenal, ia hanya tahu Park Yura adalah gadis yang paling angkuh dan cuek di sekolah mereka. Bukan hal yang mudah untuk bisa berteman dengan wanita cantik tersebut.

Yura memiliki kriteria orang yang boleh mendekatinya atau harus menjauh dari dirinya. Dan Hyungwoo masuk opsi kedua. Maka dari itu suatu keajaiban ia dapat menikahi sang istri saat ini dan melihat bagaimana perempuan sedingin es berubah menjadi sehangat mentari.

"Dia mirip sepertimu dulu," lirih Hyungwoo setengah terkekeh.

Yura tidak mengelak. Ia hanya memutar bola mata jengah sembari menyahut singkat, "tentu, dia anakku."

"Kau tahu? aku masih sakit hati saat kau menolakku di hadapan banyak orang saat perpisahan sekolah," ucap si tampan dengan ekspresi wajah yang di buat semenyedihkan mungkin.

"Itu karena dulu kau itu anak nakal, mengacau sana sini, suka menggoda wanita, bukan tipeku sekali," gerutu Yura melipat tangan di depan dada.

Tak merasa malu atau apa, pria berparas tampan tersebut justru mengubah ekspresi menjadi begitu angkuh, tak lupa mengeluarkan smrik menyebalkan seperti biasa, "Yah, tapi akhirnya kau tetap menjadi istriku kan?"

Jitakan keras terasa kemudian. Hyungwoo mengaduh kesakitan memegangi kepala membuat si gembul dan Seokjin yang semula bermain mobil-mobilan terlonjak kaget. "Papa kenapa? kalian bertengkar?"

Seketika raut wajah si gembul menjadi sangat muram. Bahkan bocah itu mulai memajukan bibir seperti ingin menangis mendengar pertanyaan dari sang kakak. "Jangan beltengkal!"

"Tidak kok, siapa sih yang bertengkar?" sahut Yura cepat tanggap sembari meraih leher Hyungwoo untuk ia peluk.

Sedang di sisi lain, Yoongi berdecak kesal di sudut ruangan. Ia membanting kasar lego miliknya kemudian beranjak pergi meninggalkan ruang keluarga menyisahkan empat orang yang menatap kepergiannya dengan padangan bingung juga polos.

Choco ChipsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang