Namjoon cukup terkejut saat menemukan seorang bocah menangis di tengah koridor. Pada awalnya, tidak berniat menghampiri karena sedikit takut, bisa saja anak kecil yang ia lihat tidak benar-benar nyata, bukan? yah tapi pemikiran itu segera ia tepis kala mendengar suara tangisan yang semakin mengeras. Sejenak, Namjoon merutuki kebodohan. Menepuk beberapa kali dahinya, dan melangkah mendekati arah anak kecil di seberang sana.
"K-kenapa menangis?" tanya si tampan takut-takut.
Bocah gembul itu mendongak. Menatap dengan air mata menguncur deras. Namjoon sedikit memundurkan langkah, namun kemudian ia seperti merasa harus mengulurkan tangan kala sahutan kecil terdengar memecah keheningan suasana.
"Hiks, Papa mana? hiks cari-cari Papa," ujar si bocah sembari meremat erat kostum beruang madu yang dia kenakan.
Baru saja Namjoon berniat memberanikan diri untuk mendekat, tiba-tiba saja ia di kejutkan oleh suara sang ayah yang tampak kacau dari belakang sana. "Namjoon!"
Sam melangkah menghampiri sang putra dan meraih bahu kecil Namjoon sedikit kuat. Sungguh, ia sangat khawatir saat mendapati anaknya tidak ada di sekitar setelah ia selesai berbicang dengan kepala sekolah mengenai pemindahan Namjoon di tempat ini.
"Kau tidak apa-apa? sudah daddy bilang untuk tidak kemana-mana bukan? ini tempat baru, kau belum tahu apapun," tutur sang ayah menasihati membuat bocah tampan itu menunduk merasa bersalah.
Tak lantas marah, Sam hanya menghela dalam setelah kemudian mengusak lembut surai kehitaman milik Namjoon. Baru saja ingin mengajak anaknya pulang, namun seketika ia menyadari tepat di belakang Namjoon ada bocah kecil yang berjongkok sembari menangis lirih.
Bola mata pria setengah baya ini membulat sempurna begitu melihat dengan jelas ada gumpalan daging lucu tengah berjongkok sendirian begitu memelas. "Oh, astaga! siapa itu, Namjoon?"
"Tidak tahu, aku ke sini karena mendengar tangisan. Tapi, sepertinya dia kehilangan Papanya," ucap bocah kecil berlesung dalam tersebut.
"Hiks huhu Papa hiks Yung hiks Mama," isak si gembul menatap sedih ubin kaca yang ia pijak.
Sam iba sekali. Ia mengeser tubuh putranya dan mengambil posisi berjongkok di depan bocah manis tersebut. "Um, apa kau kehilangan ayahmu, Nak? siapa namamu? nama ayahmu? mungkin aku bisa bantu mencarinya."
"Taetae, cari-cari Papa hiks, yunwoo," tuturnya lirih sembari mengusap-usap air mata yang masih terus saja mengalir.
Yang lebih tua mengangguk lembut, lantas berdiri dan mengulurkan tangan pada Taehyung. Semula, bocah itu hanya menatap polos jemari besar pria jangkung di hadapan. Tapi kemudian, si gembul mau meraih kala dibujuk dengan kata-kata penenang.
Mereka bertiga berjalan menuju ruang kepala sekolah untuk membantu Taehyung menemukan Papanya. Namun, tidak ada orang sama sekali di dalam ruangan. Mau tidak mau Sam harus memikirkan cara lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choco Chips
Fanfiction"Ma, Yoongi tidak mau punya adik baru! langsung dua pula, super extra biggest no!" --- Bismillah, Start : 13 July 2019 End : - ✒ Story By Lien 🖇 Cover By RiMa_LA