Bel istirahat berbunyi pertanda pelajaran akan usai untuk sejenak. Seokjin mengeluarkan bekal makan siang yang sudah Yura siapkan dengan sebaik mungkin, lantas menatap empat bocah laki-laki lain yang datang mengampiri.
"Seokjin! aku bawa sandwich, kau mau?" tutur salah satunya menjulurkan isi kotak makan.
Baru saja ia berniat mengulurkan tangan untuk mengambil, tiba-tiba saja seorang gadis kecil bersuara seraya mengetuk jendela di samping mereka dengan sedikit kencang. "Hei, teman-teman, siapa itu? kenapa dia sendirian di sana?"
Semua anak membawa pandangan ke pada arah yang di tunjuk oleh si cantik. Seokjin membulatkan mata begitu menyadari sesuatu. Sosok lelaki di sana bukan orang yang asing bagi dirinya.
"Eh?! a-aku pergi sebentar ya! lanjutkan makan siang kalian!" ucap bocah ini lantas berlari keluar dari kelas dengan cepat, menuruni satu persatu anak tangga menuju taman kecil sekolah mereka.
Helaan napas terdengar begitu ia menemukan seorang bocah laki-laki di sana. Bermain dengan burung beo kecil sembari membuka kotak bekal sendirian. Dengan cepat, Seokjin melangkah mendekat, ia duduk di samping yang lebih muda membuat sentakan terlihat kemudian. Bocah di samping tampak sangat terkejut, terlihat dari manik mata bulat yang membola lucu.
"Hei Namjoon! kenapa sendirian?" tanya Seokjin begitu ramah. Yah, tak lain bocah tersebut adalah Namjoon. Tentu bukan orang asing bagi si tampan. Sejujurnya setelah hari itu, ini adalah kali pertama mereka bertemu lagi karena ternyata Namjoon di tempatkan pada kelas khusus untuk anak-anak dengan kemampuan berpikir di atas rata-rata.
"U-um, aku merasa tidak ada yang mau makan bersamaku," lirihnya menunduk, pelan sekali Namjoon mengeser pantat menepi.
Melihat hal tersebut, si tampan mengerinyitkan dahi bingung, dan ikut mengeser pantat untuk mendekati Namjoon yang tampak gelisah. "Kenapa begitu? tidak mungkin tidak ada yang mau makan bersamamu."
Namjoon kembali mengeser tubuh menjauh dari Seokjin, seraya menyahut kembali, "aku hanya takut, mereka mungkin akan menyakitiku."
"Hah?! bagaimana bisa kau berpikiran seperti itu?!" sentak yang lebih tua memajukan wajah dengan spontan, membuat sang lawan bicara tersentak kaget hingga badan jangkungnya terjerembab jatuh dari kursi mengingat sedari tadi dirinya sudah berada di ujung kursi.
"Aduh!" keluhnya mengusap pantat yang terasa begitu nyeri. Sedang di sisi lain Seokjin hanya tertawa terbahak seolah melihat drama komedi.
"Lihat? kau yang menyakiti dirimu sendiri sekarang," tukasnya sembari menjulurkan tangan berniat menolong.
Namun yang lebih muda tampak sungkan dan juga gusar membuat Seokjin lagi-lagi mengernyitkan dahi bingung. Seingatnya terakhir kali bertemu dengan Namjoon mereka sudah tampak sedikit lebih akrab. Tapi kenapa sekarang dirinya seolah monster kejam yang ingin menerkam anak itu dalam beberapa detik ke depan? kenapa Namjoon tampak takut? apa mungkin anak ini lupa pada dirinya? tapi tidak mungkin, bisa saja karena alasan lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choco Chips
Fanfiction"Ma, Yoongi tidak mau punya adik baru! langsung dua pula, super extra biggest no!" --- Bismillah, Start : 13 July 2019 End : - ✒ Story By Lien 🖇 Cover By RiMa_LA