Sejak hari dimana Jeno mengantarkan Jaemin ke asrama dengan pantatnya yang kesakitan, Jeno menghilang, atau lebih tepatnya Jaemin sangat jarang melihatnya.
Minggu lalu saat kembali kerumah, Jaemin sempat mencuri dengar dari Nancy bahwa kelas mereka sedang mengadakan project, jadi semua orang sibuk mempersiapkan diri untuk project itu.
Jaemin merasa gelisah. Jadi laki-laki brengsek itu sibuk? Terlalu sibuk hingga tidak pernah terlihat? What a bad ass. Melupakanya setelah digunakan! Ia terus-terusan mengutuki Jeno.
Dia merasa kecewa, seperti seorang istri yang dilupakan. Meskipun Jaemin tau, dia tidak memiliki hak apapun atas Jeno karena mereka berdua memang tidak memiliki ikatan layaknya sepasang kekasih. Tetapi baginya sekali mereka melakukan hal itu, dia pastikan bahwa itu berarti sesuatu. Cara berpikiran yang masih kolot.
Karena Jaemin tidak bisa menceritakan masalahnya pada orang lain, akhirnya dia pun membeli sebuah diary dari toserba di dekat kampus.
Di saat semua teman-temannya tidur, Jaemin mengeluarkan diarynya dan mulai menulis. Dengan bantuan penerangan di sebelah tempat tidumya.
Hari X, Bulan X, Tahun x
Hari yang cerah, seorang gadis berjalan menghampiri Jeno dan duduk tepat disebelahnya. Jeno tidak menolak. Dasar sialan!! Seperti yang selalu kukatakan. Tidak ada hal bagus tentang Jeno. Aku bahkan tidak pernah bisa mengerti mengapa begitu banyak orang yang menyukainya. Selain dia tampan, tinggi, pintar, kaya. Sial, terlalu banyak. Menyebalkan!!
Hari X, Bulan X, Tahun X
Masih di hari yang cerah. Aku pergi untuk menemui Nancy dan tanpa sengaja melihat Jeno. Aku melihat gadis B memegang selembar kertas dan berbicara dengan Jeno. Dia tidak menyadari keberadaan ku. Saat itu dia terlihat... sebenarnya aku tidak ingin mengatakan hal ini, tapi dia terlihat seperti seorang idiot, bodoh, konyol. Dan gadis itu, ibuku bahkan lebih cantik dibandingkan gadis yang ada disebelahnya.
Hari X, Bulan X, Tahun X
Langit sedikit mendung. Gadis C menyatakan perasaannya kepada Jeno, itu yang dikatakan Nancy tadi. Thanks God, aku tidak perlu menyaksikan hal itu. Jika aku melihatnya, pasti aku rasanya akan muntah.
Jaemin hampir saja menulis sampai dengan gadis Z. Jaemin membaca ulang kembali diarynya dari awal untuk mencari ide apa lagi untuk dia tulis. Jaemin mulai menyadari bahwa yang dia tulis terlalu-yah seperti wanita. Semua mengandung rasa cemburu, omelan, amarah dan kecewa. Akhirnya dia memutuskan untuk tidak meneruskannya, dan menyembunyikan diary itu dibawah bantal. Tak perlu waktu lama, diary itu pun terlupakan oleh Jaemin.
Dan setiap hari saat dia bangun tidur, lehernya terasa kaku.
🐁🐁🐁
Beberapa hari kemudian, Lucas dengan wajah cemas melompat ketempat tidur. Keempat teman sekamar itu tengah berkumpul untuk mengobrol.
"Huh, kita begitu menyedihkan. Kamar sebelah, mereka selalu berganti-ganti teman wanita dari kemarin. Coba lihat kita. Kita sudah di tahun kedua, dan masih single sejak putus tahun lalu." Lucas belum mencoba berpacaran lagi, dan tiba-tiba dia mulai membicarakan topik ini.
Haechan menambahi, "Semua seniorku juga punya, setidaknya satu wanita."
"Itulah yang aku maksudkan, jika bukan pacar, setidaknya kita harus menemukan teman tidur agar kita tidak kesepian." setuju Xiaojun.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Boyfriend | Nomin
Fanfiction[ R E M A K E ] ❝ Kisah klasik Na Jaemin, sang drama queen yang berusaha menarik atensi Lee Jeno dengan segala tingkah konyolnya.❞ ⚠️bxb ʟᴇᴇ ᴊᴇɴᴏ ✖️ ɴᴀ ᴊᴀᴇᴍɪɴ ғᴀɴғɪᴄᴛɪᴏɴ { Start: 04-07-19 } { Finish: 05-01-21 } piceboo & angelina, 2019