24. Nasib Buruk

16.7K 1.9K 109
                                    

"Dalam semester ini, berapa banyak mata kuliah yang kau siapkan untuk gagal?"

Jeno sedang membaca buku ketika berbicara dengan Jaemin yang sibuk bermain komputer.

"Bagaimana kau bisa mengatakan hal seperti itu? Kau pikir aku berharap untuk gagal? Dosen itu yang tidak membiarkan aku lulus." Jaemin menatap Jeno seperti bocah polos.

"Jika kau gagal lagi semester ini, aku akan memberitahu ayahmu." Jeno mengancam Jaemin.

"Jangan—-jangan begitu kejam. Bahkan dua orang asing pun akan saling menyapa jika mereka bertemu, apalagi kita dan hubungan kita sekarang." Jaemin mendekat maju dan mengedip-ngedipkan matanya berulang kali pada Jeno.

"Hubungan seperti apa? Yang aku tahu jika kau masih saja gagal, hubungan kita akan menjadi penyiksa dan yang disiksa."

Mendengar perkataan Jeno langsung membuat Jaemin ketakutan. Dia melompat dari tempat duduk dan segera berlari mengambil bukunya yang sudah penuh debu dari dalam lemari. Jaemin mulai untuk belajar, tetapi belum lama berlalu sudah membuatnya sakit kepala. Dia pun berbaring di atas paha Jeno.

"Menurutmu, apakah hal seperti ini akan berhasil? Ketika aku sedang ujian, kau bisa berjalan disekitar ruang ujianku, lalu gunakan daya pikatmu untuk mengalihkan perhatian dosen. Lalu kemudian aku bisa—-"

"Kau pikir aku mau melakukan hal yang tidak masuk akal seperti itu?" Jeno menutup buku yang dibacanya tadi dan menggetokkan buku itu di kepala Jaemin. Kemudian dia memutuskan untuk tidak mengganggu Jaemin belajar.

🐁🐁🐁

Pada hari ujian, Jaemin bergegas pergi kerumah Nancy. Dia ingin bertanya pada tetangganya itu untuk memberikannya bantuan. Karena saat masih di sekolah menengah dulu, Nancy terkenal sebagai orang yang paling pintar berbuat curang di sekolah.

Ibu Nancy membukakan pintu untuk Jaemin. "Oh... Jaemin, kau datang begitu pagi."

"Bibi, apa Nancy ada?" di depan ibu Nancy, Jaemin berpura-pura menjadi teman baik. Dia tidak ingin orang lain mengetahui seberapa banyak kebenciannya pada wanita itu.

"Dia masih di dalam kamarnya. Mungkin masih tidur. Bibi sedang membuat sarapan. Kau naik saja sendiri."

Jaemin berjalan memasuki rumah, lalu mengetuk pintu kamar Nancy. Pintu pun terbuka. Jaemin sangat terkejut. Dia terdiam mematung melihat Nancy yang hanya mengenakan bra dan celana dalam. Saat Nancy menyadari kalau yang datang adalah Jaemin bukan Ibunya, dia segera berteriak dengan keras.

"Aku akan mengatakan pada Jeno!! Kau mesum!!" setelah itu Nancy membanting pintu dengan keras.

Jaemin masih mematung di depan pintu sambil menggigit bibirnya. "Apa-apaan tadi! Melihat hal menjijikan sepagi ini. Hari ini pasti hari yang buruk!!"

Setelah beberapa lama kemudian, Nancy yang sudah berpakaian lengkap pun membukakan pintu untuk Jaemin. "Apa yang kau inginkan?"

Jaemin memasang wajah baiknya untuk mencoba memenangkan simpati Nancy. Hanya karena dia sedang sangat membutuhkan gadis itu sekarang.

"Kakak Nancy, aku datang ke sini meminta saranmu untuk mencontek di kelas. Di seluruh dunia ini siapa yang tidak tahu kalau kau adalah seorang ratu mencontek. Lihat saja sekarang, kau bahkan sudah kuliah."

"Kata-katamu itu bermaksud untuk manyanjungku atau menyindirku?" Nancy membiarkan Jaemin masuk ke dalam kamarnya.

"Kau ingin bisa mencontek! Ok. Aku akan mengajarimu tanpa bayaran sepeserpun:"

Karena Nancy mau menyetujui permintaannya tanpa memberikannya banyak syarat, membuat Jaemin sedikit sulit untuk percaya. 'Tidak ada kesepakatan? pertukaran? atau harus berlutut didepannya? Hmmm... Ini terasa tidak benar. Ini seperti bukan Nancy yang biasanya.'

[✔️] Boyfriend | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang