Dengan stempel dari perusahaan Jeno, Jaemin dapat meninggalkan kampus dengan mudah. Dan semua yang dikatakan Jaemin kemarin juga begitu saja dia lupakan.
Dengan santai Jaemin meletakkan kedua kakinya di atas sofa sambil menonton TV. Jaemin memang tipe orang yang seperti itu, dia akan dengan mudah membuat janji, tetapi sulit untuk menepatinya.
Ketika Jeno berjalan masuk ke dalam rumah dan melihat tingkah Jaemin, dengan sangat mengejutkan Jeno tidak mengatakan apapun setelahnya. Tidak ada omelan ataupun makian untuk Jaemin.
Beberapa hari ini Jeno memang sering pulang terlambat. Dia pulang larut malam karena banyak urusan di perusahaan yang harus dia tangani. Bahkan Jeno merasakan kalau kedua matanya terasa panas dan sedikit sakit, sepertinya dia terkena iritasi.
Saat melihat kedua mata Jeno yang berwarna merah, Jaemin segera melompat bangun dari sofa.
"Jeno! Ada apa dengan matamu?"
"Bukan masalah besar, ku rasa cuma iritasi ringan."
Jaemin merasa bahwa dirinya adalah orang yang paling bertanggung jawab di rumah segera meraih lengan Jeno dan mulai mengomelinya.
"Sudah berapa kali aku katakan padamu, kau jangan terlalu sering menonton TV, bermain game di komputer atau membaca berkas-berkasmu itu. Kedua matamu juga perlu istirahat. Kau tidak pernah mau mendengarkanku. Coba kau lihat betapa sehatnya kedua mataku ini. Mata yang seperti punyaku ini lah yang disebut dengan mata sehat."
Jeno sedikit kesal dengan ucapan Jaemin. "Perhatikan sikapmu saat sedang berbicara denganku!"
"Aku hanya mengkhawatirkanmu. Coba sini aku lihat."
Kemudian Jaemin menatap kedua Mata Jeno, tetapi Jeno segera mendorongnya menjauh.
"Hanya hal kecil, mataku akan baik-baik saja setelah tidur."
Sambil berkata seperti itu, Jeno berjalan menuju kamar. Jaemin yang tahu bahwa kemarin Jeno harus bekerja lembur tidak ingin mengganggunya. Saat melihat Jeno langsung tertidur nyenyak, Jaemin segera pergi ke apotek untuk membeli tetes mata dan antibiotik. Jaemin merasa dirinya sudah melakukan hal hebat. Diatas kepalanya kini seperti terdapat sebuah lingkaran malaikat.
'Jeno, serahkan semuanya padaku! Aku akan merawatmu.'
🐁🐁🐁
Siang hari Jaemin melirik kearah jam dinding, setelah itu dia mengecek ke dalam kamar. Akhirnya dia segera pergi ke dapur dan memasak masakan sederhana untuk Jeno. Tanpa menimbulkan suara, Jaemin membawa makanan itu ke dalam kamar.
Jeno tidur dengan nyenyak, dia begitu lelah hingga tidak mengganti pakaiannya terlebih dahulu sebelum tidur.
Jaemin meletakkan makanan yang dia bawa tadi ke atas meja nakas. Kemudian dia memanjat naik ke atas kasur, perlahan dia mulai melepaskan kemeja dan celana Jeno.
Hanya saat Jaemin akan menurunkan resleting celana; tiba-tiba Jeno terbangun.
"Apa yang sedang kau lakukan?"
Saat Jeno membuka kedua matanya, dia bisa melihat Jaemin berada di antara kedua kakinya dan berusaha melepaskan celananya.
Wajah Jaemin berubah merah karena tatapan Jeno.
"Aku lihat kau tertidur tanpa sempat mengganti pakaianmu, jadi aku akan membantumu untuk berganti pakaian. Kau jangan salah paham."
"Apa benar begitu? Ku pikir kau ingin menyerangku saat aku sedang tidur."
"Tidak mungkin! Kau pikir aku apa?! Aku bahkan sudah memasakkanmu makanan."
Jeno beranjak bangun dan meraih mangkuk makanan yang Jaemin letakkan di meja nakas.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Boyfriend | Nomin
Fanfiction[ R E M A K E ] ❝ Kisah klasik Na Jaemin, sang drama queen yang berusaha menarik atensi Lee Jeno dengan segala tingkah konyolnya.❞ ⚠️bxb ʟᴇᴇ ᴊᴇɴᴏ ✖️ ɴᴀ ᴊᴀᴇᴍɪɴ ғᴀɴғɪᴄᴛɪᴏɴ { Start: 04-07-19 } { Finish: 05-01-21 } piceboo & angelina, 2019