22. Boot Camp, Rehersal, Drill

17.1K 2.1K 435
                                    

Dabel apdet ya. Udah, nggak usah minta NC NC lagi

.

Saat Jaemin dan Jeno sedang bermesraan di dalam kantor, Nancy dengan sengaja berteriak sangat keras dari luar ruangan.

"Na Jaemin!! Ibumu datang mencarimu!!"

Jaemin sangat terkejut, hingga dia melompat turun dari pangkuan Jeno. Kemudian berdiri, bergerak menjauh dan segera membetulkan kemejanya yang berantakan.

"Mama, aku tidak mengenal pria ini. Aku tidak tahu mengapa dia tanpa malu terus saja memelukku. Aku juga tidak mengerti mengapa aku bisa disini."

Jaemin kemudian menoleh, melihat sekitarnya. Tidak ada orang lain di dalam ruangan itu selain mereka berdua. Dia akhirnya menyadari kalau Nancy hanya mengerjainya.

Jeno menatap sinis Jaemin dengan matanya yang nyaris terpejam. "Kau berani mengulang lagi apa yang kau katakan tadi?!"

"Ah---aku hanya bercanda." Jaemin tahu dia sudah membuat kesalahan, kemudian dengan perlahan kembali mendekati Jeno.

"Sekali kau mendengar bahwa itu ibumu, kau menjadi sangat ketakutan. Bahkan sampai tidak lagi mengenalku? Na Jaemin, jika suatu hari nanti orang tuamu mengetahui hubungan kita berdua, aku kira kaulah yang pertama kali akan kabur."

Jaemin dengan segera menggelengkan kepalanya. "Kau sudah tau bagaimana aku. Kita sudah lama bersama. Bagaimana kau masih belum mengerti bagaimana aku?"

Jeno berdiri dan berjalan untuk menghampiri Jaemin. Jaemin mengambil beberapa langkah mundur. Jeno semakin berjalan maju.

"Apa kau pernah memikirkan masa depan kita? Kau tidak bisa selamanya menyembunyikan hal ini pada kedua orangtuamu, atau..." Jeno mendongakkan dagu Jaemin. "Atau kau merasa jika dua orang pria bersama itu sangat memalukan?"

"Tidak!! Ini salah paham!! Kau selalu berpikir terlalu jauh! aku katakan padamu, jika orangtuaku mengetahuinya, akulah yang paling pertama akan berdiri di garis depan." Jaemin mencengkram erat lengan baju Jeno, menatap mata tajam itu dengan tatapan seperti anak kucing.

"Apa benar?" Jeno menundukkan kepalanya, menyamakan tinggi mereka dan mencium Jaemin kembali.

Ciuman terlepas, Jeno menatap kebelakang Jaemin. "Na Jaemin, ibumu berada di belakang."

Jaemin sekali lagi mendorong tubuh Jeno menjauh. "Mama, aku tidak mengenal orang ini. Aku tidak tahu mengapa dia tanpa malu terus memelukku. Aku juga tidak mengerti mengapa aku disini."

Setelah Jaemin menyadari masih tidak terlihat orang lain selain mereka berdua. Seluruh ruangan kini terasa penuh dengan tatapan membunuh Jeno.

"Hahahahaha... aku mendapatkanmu!! Dua kali!!" Jaemin mencoba untuk bercanda.

"Hari libur nasional nanti, kau libur berapa lama?" Jeno yang tiba-tiba mengganti topik pembicaraan membuat Jaemin sedikit merasa aneh.

Tetapi Jaemin menjawab dengan baik. "Lima hari, jika ditambah dengan akhir pekan itu akan menjadi libur seminggu penuh."

"Kalau begitu kau datang ke tempatku. Sebenarnya aku sudah berpikir untuk melakukan ini setelah kau lulus. Tetapi kau memaksaku untuk melakukannya lebih cepat."

"Melakukan apa?" Jaemin memikirkan 'hal itu', dia menjadi malu dan merona.

"Pelatihanmu."

"Apa?"

🐁🐁🐁

Hari ini adalah hari libur Nasional. Jaemin berkemas dan pergi dari asrama menuju rumah Jeno. Apa yang Jeno maksud dengan Pelatihan adalah mempersiapkan Jaemin jika kedua orangtuanya mengetahui hubungan mereka. Supaya Jaemin bisa mengatakan apa yang perlu dikatakan nanti. Memberikannya persiapan lebih awal.

[✔️] Boyfriend | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang