Saat ini Jaemin sedang merasa sedih karena mengingat kembali perkataan Shotaro padanya beberapa waktu lalu.
"Jika saja kau seorang wanita, pasti tidak akan ada masalah."
Haruskah Jaemin melakukan operasi kelamin?
Sebenarnya saat itu Shotaro hanya sedang mengganggu Jaemin. Seseorang yang sejak kecil sudah tumbuh bersama Jeno pasti memiliki sifat sama kejamnya.
Tapi bukan Jaemin namanya kalau tidak selalu menganggap serius gurauan orang lain padanya. Sampai hari ini dia masih terus saja memikirkan perkataan Shotaro.
Seandainya saja dirinya adalah seorang wanita? Melakukan operasi kelamin? Mengganti 'little brother' menjadi 'little sister'? Semakin lama dia memikirkannya, Jaemin semakin merasa ketakutan.
Setelah selesai bekerja, Jaemin dan Jeno bersama-sama berjalan masuk ke dalam rumah. Jaemin menggunakan kesempatan itu untuk bertanya pada Jeno.
"Jeno, seandainya aku melakukan operasi kelamin bagaimana menurutmu?"
Jeno sudah terbiasa dengan sifat Jaemin yang gemar menanyakan hal-hal konyol padanya.
"Kenapa? Kau sudah bosan dengan penis kecilmu itu?"
"Hei! Punyaku tidak kecil. Ini besar!"
Jeno menatap wajah Jaemin, kemudian menurunkan pandangannya ke bagian bawah tubuh Jaemin, lalu dia kembali menatap wajah Jaemin lagi.
"Untuk apa aku berbohong? Kau pikir aku belum pernah melihat milikmu itu?"
Jaemin nyaris saja ingin protes dengan perkataan Jeno, tetapi dia menahannya agar tetap berada di pembicaraan sebelumnya.
"Aku bukan merasa bosan dengan milikku"
"Lalu, kenapa kau ingin berubah menjadi seorang wanita?"
"Aku tidak ingin menjadi seorang wanita! Aku hanya penasaran jika semisal aku mengganti kelaminku, apa aku nanti akan menjadi seorang wanita yang cantik?"
"Kau bahkan penasaran dengan hal seperti itu?!" Jeno memberikan tatapan terganggu pada Jaemin.
"Jadi kalau aku seorang wanita, apa kau akan jatuh cinta padaku?" Jaemin menunggu jawaban Jeno.
"Aku tidak pernah menyukai sesuatu yang palsu."
"Aku kan mengatakan seandainya."
"Tidak ada seandainya."
"Aku benar-benar tidak bisa berkomunikasi denganmu!" protes Jaemin.
"Ada yang harus aku tegaskan padamu. Jaemin, tidak peduli seberapa jauh imajinasimu itu bekerja, kau juga tetap harus tahu batasannya."
"Apa membayangkan sesuatu itu salah? Melanggar hukum? Sana kau telpon saja polisi untuk menangkapku. Aku hanya menanyakanmu pertanyaan sederhana." Jaemin merasa tidak senang.
"Kalau begitu, kau suka menjadi seorang pria atau wanita?"
"Siapa yang ingin menjadi seorang wanita?! Tentu saja aku suka menjadi diriku yang sekarang."
"Kalau begitu untuk apa drama yang kau lakukan sejak tadi?!" Kesal Jeno.
"Aku hanya ingin mengatakan apa yang ada dalam pikiranku."
"Sudahlah, anggap saja aku tidak mengatakan apapun tadi." Jeno menghentikan pembicaraan konyol mereka, lalu mulai menonton televisi. Jaemin juga beranjak duduk di sebelah Jeno, ikut menonton TV.
Entah sejak kapan, Jaemin mulai terbiasa menonton TV berdua dengan Jeno. Walaupun mereka berdua tidak membicarakan apapun, Jeno juga terlihat tidak menggubrisnya. Walaupun Jaemin tidak memahami acara TV yang sedang mereka berdua tonton. Yang Jaemin inginkan hanyalah satu, Jeno selalu berada di dekatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Boyfriend | Nomin
Fanfiction[ R E M A K E ] ❝ Kisah klasik Na Jaemin, sang drama queen yang berusaha menarik atensi Lee Jeno dengan segala tingkah konyolnya.❞ ⚠️bxb ʟᴇᴇ ᴊᴇɴᴏ ✖️ ɴᴀ ᴊᴀᴇᴍɪɴ ғᴀɴғɪᴄᴛɪᴏɴ { Start: 04-07-19 } { Finish: 05-01-21 } piceboo & angelina, 2019