82. Pergi Liburan?

9K 1.2K 487
                                    

300+ komen aku up

Jaemin terlihat sedang sibuk membaca komik, sedangkan Jeno bermain komputer di sebelahnya. Beberapa hari ini Jaemin mulai gemar membaca komik. Bagi seorang Na Jaemin, satu hal yang tidak akan pernah berubah dari dirinya hanyalah perasaan cintanya pada Jeno. Sedangkan hal lainnya akan mudah berganti.

"Hey Na Jaemin, apa aku sudah pernah membawamu berlibur ke suatu tempat sebelumnya?"

Tiba-tiba Jeno bertanya pada Jaemin. Tetapi kedua matanya masih sibuk menatap ke arah layar komputer.

Jaemin tampak berpose seperti orang berpikir, mencoba mengingat. "Apa berkemah waktu itu juga dihitung?"

"Maksudku yang hanya kita berdua saja."

"Oh! Kalau yang kau maksud cuma kita berdua saja ... hm ... sepertinya belum pernah."

"Kalau begitu kita akan pergi besok."

Pernyataan Jeno yang tiba-tiba itu berhasil membuat Jaemin kaget hingga komik yang tadi sedang dia baca terjatuh ke atas lantai.

"Besok? Kenapa tiba-tiba?"

"Kenapa? Kau tidak ingin pergi? Kalau begitu lupakan saja, aku hanya sekedar bertanya."

"Aku ingin pergi! Aku ingin pergi! Siapa yang bilang kalau aku tidak ingin pergi?! Benar hanya kita berdua? Tanpa Nancy? Tanpa Hyunjin? Tanpa Mark? Tanpa orang lain? Apa kau benar-benar yakin kalau hanya kita berdua?"

"Jika kau ingin mengajak mereka juga tidak masalah."

"Aku tidak mau!" Jaemin kini berbaring di atas sofa, tangannya terlihat mengelus-ngelus dagunya sambil menatap ke arah Jeno.

"Jeno, kau nakal. Tiba-tiba kau memberikanku kejutan besar. Bahkan besok bukanlah hari penting."

"Kau urus ijin liburmu sendiri."

"Aku akan melakukannya, kau tidak perlu khawatir. Jadi kemana kita akan pergi?" Jaemin melompat turun dari atas sofa dan berjalan mengelilingi ruangan. Terlihat begitu antusias.

"Yang perlu kau lakukan hanyalah menyiapkan apa yang akan kita bawa besok."

Jaemin melompat memeluk leher Jeno dari belakang.

"Baiklah. Aku akan mendengarkanmu. Jeno, aku sangat mencintaimul" sambil berkata seperti itu, Jaemin memberikan Jeno sebuah kecupan di pipi.

"Sana kerjakan." Masih tanpa ekspresi, Jeno membersihkan air liur yang menempel di pipinya.

Jaemin dengan riang melompat-lompat ringan pergi mengambil tas bepergian mereka. Dia mulai mengemasi barang-barang untuk mereka besok.

"Sebaiknya kau tidak memasukkan benda-benda yang tidak perlu." ucap Jeno memperingatkan Jaemin.

Jaemin terdiam, dengan perlahan ia mengeluarkan tangannya dari dalam tas. Saat itu dia sedang memegang benda yang tadi disebut Jeno sebagi benda yang tidak berguna, lalu kembali meletakkan benda itu diluar.

Jaemin kini berbalik melihat ke arah Jeno. Jeno terlihat masih sibuk bermain dengan komputernya. 'Apa bagian belakang kepala Jeno juga memiliki mata? Bagaimana dia bisa tahu apa yang akan aku lakukan?'

"Jeno, bagaimana kau bisa tahu?" tanya Jaemin sembari memasukkan pakaian ke dalam tas.

"Hanya kau dan kepintaranmu yang tidak seberapa itu. Apapun yang kau pikirkan, apapun yang sedang kau kerjakan, kau pikir bisa menyembunyikannya dariku?"

"Kau benar-benar memiliki keahlian seperti itu?" Jaemin masih sulit mempercayai perkataan Jeno.

"Kalau begitu, coba tebak apa yang sedang aku lakukan sekarang? Aku sedang melakukan apa?" Jaemin kini memunggungi Jeno, dan mulai menggoyang-goyangkan bokongnya.

[✔️] Boyfriend | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang