Meskipun Jaemin tidak mendapatkan apa yang dia inginkan; yaitu kata-kata romantis dari Jeno, tetapi Jaemin merasa kalau apa yang sudah dia terima lebih dari cukup. Hubungan mereka berdua kembali normal seperti semula. Setiap pagi, dia akan ikut bangun dengan Jeno, sarapan bersama, pergi bekerja, makan siang, kembali ke rumah, makan malam, menonton TV, kemudian tidur.
Setelah kejadian sebelumnya, Jeno sudah hampir satu minggu ini tidak menyentuh Jaemin. Kali ini giliran Jaemin yang merasa cemas. Mereka berdua sudah kembali seperti semula, lalu kenapa Jeno tidak pernah menyentuhnya lagi?
Hari ini, karena hujan badai yang sangat ekstrim, tempat Jaemin bekerja terpaksa diliburkan. Jaemin sangat bosan. Karena sudah lama tidak merasa sebebas itu, Jaemin merasa sedikit aneh.
"Bagaimana kalau...?" dengan bersemangat Jaemin berlari menuju ruang belajar. Dia mengambil sebuah buku, baru membuka berapa halaman saja sudah membuatnya mengantuk. Jaemin pun meletakkan buku itu di atas meja.
"Jeno sedang tidak ada dirumah, lalu untuk siapa aku harus menunjukkan semua ini?"
Jaemin sedang sibuk menggerutu sendiri di ruang belajar, dia melihat foto-foto yang dulu mereka berdua. Wajahnya berubah merah dan mulai membayangkan hal-hal aneh. Dia sedang mengingat kembali kenangan ketika dia dan Jeno pertama kali bertemu yang tidak romantis. Bagaimana jika ceritanya seperti :
(Peringatan!! Cerita di bawah adalah imajinasi Jaemin!)
Semester baru sudah dimulai, mahasiswa dan mahasiswi terlihat sibuk di kampus. Bunga sakura mulai berguguran. Kelopak bunga mulai berjatuhan di atas atap, di tanah, di kaca jendela, hingga membuat segalanya berubah menjadi pink. Sebuah kelopak bunga sakura terjatuh di atas surai hitam. Jaemin menyekanya dengan telapak tangan dan menarik napas panjang.
Musim semi sudah tiba.
Jaemin terlihat menyingkirkan rambut halus dan indahnya kebelakang telinga yang membuat para gadis di sekitarnya mulai menjerit-jerit. Jaemin melemparkan sebuah senyuman hangat kearah mereka.
'Maafkan aku, aku tidak bisa menerima perasaan kalian untukku saat ini karena aku sedang menunggu seseorang. Seseorang yang akan ditakdirkan untuk meluluhkan hatiku yang dingin.'
Gadis-gadis itu pun memberikannya julukan : Pangeran Es.
Sambil membawa buku di tangannya, Jaemin berjalan-jalan disekitar kampus. Tanpa sengaja, dia bertabrakkan dengan seseorang. Buku-buku yang dibawanya berjatuhan. Dia dengan segera memungut kembali buku-bukunya. Pria yang bertabrakkan dengannya terlihat membantu, tanpa sengaja kedua tangan mereka saling bersentuhan. Jantung Jaemin tiba-tiba berdetak cepat, 'Ada apa ini...? Apa orang ini seseorang yang selama ini aku cari?'
Pria itu berdiri dan mengulurkan tangannya pada Jaemin, "Ayo berdiri."
Dengan wajah merona Jaemin mendongak, ekspresi wajahnya tiba-tiba berubah kecewa... Sialan! Kenapa Hyunjin yang muncul di khayalannya??!
Sekali lagi Jaemin mengulang jalan ceritanya, pria itu berdiri lalu mengulurkan tangannya pada Jaemin, "Ayo berdiri."
Dengan malu-malu Jaemin mendongakkan wajahnya, kini dia melihat seorang pria tampan yang tengah memberikan senyum padanya. Jaemin meraih tangan pria itu. Ketika pria itu menarik tangannya, tiba-tiba dia terpeleset dan terjatuh ke dalam pelukannya.
Jaemin pun memekik kaget. "Ahh---!"
Jaemin refleks mendorong tubuh pria itu menjauh. Wajahnya sudah berubah seperti kepiting rebus. Perasaan apa ini? Dia adalah seorang pria, kenapa dia memiliki perasaan seperti ini?! Tidak-tidak... itu pasti salah. Dia tidak mungkin menyukai seorang pria... pasti ada yang salah!!
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Boyfriend | Nomin
Fanfiction[ R E M A K E ] ❝ Kisah klasik Na Jaemin, sang drama queen yang berusaha menarik atensi Lee Jeno dengan segala tingkah konyolnya.❞ ⚠️bxb ʟᴇᴇ ᴊᴇɴᴏ ✖️ ɴᴀ ᴊᴀᴇᴍɪɴ ғᴀɴғɪᴄᴛɪᴏɴ { Start: 04-07-19 } { Finish: 05-01-21 } piceboo & angelina, 2019