Jeno belum sampai di rumah ketika Jaemin selesai dengan jadwal kuliahnya yang padat hari itu.
Jaemin melihat jam di dinding, "Biasanya dia sudah ada di rumah. Apa sesuatu sedang terjadi di perusahaan?"
Tidak lama kemudian terdengar suara langkah kaki Jeno yang berjalan masuk ke dalam rumah.
Ditangan Jeno terlihat sebuah tas belanjaan, lalu dia lemparkan pada Jaemin.
"Untukmu."
Jaemin mengintip isi di dalamnya. Ada sebuah kotak ponsel yang masih baru. Jeno berjalan, duduk di sofa kemudian menyalakan TV dan menghisap rokoknya.
"Bagaimana denganmu?" tanya Jaemin.
Jeno mengeluarkan sebuah ponsel dari dalam kantong celana, lalu meletakkannya di atas meja.
Jaemin melihat ponsel milik Jeno, kemudian dia kembali mengamati ponsel miliknya. "Kenapa ponsel milikku dan milikmu berbeda?"
"Kenapa harus sama? Itu akan mudah tertukar."
"Kan warnanya bisa berbeda, paling tidak ponsel untuk pasangan."
"Kau mau ponsel warna Pink atau Ungu?!"
"Kalau begitu bagaimana dengan nomor pasangan?"
"Tidak masuk akal!"
Melihat semua idenya ditolak mentah-mentah, Jaemin pun menundukkan wajahnya kemudian bergerak duduk di sebelah Jeno. Dia mengambil rokok yang sedang di hisap Jeno.
"Aku terus saja menggunakan uangmu, apa aku begitu menyusahkanmu? Tunggu saja. Sebentar lagi setelah aku lulus, aku akan mencari pekerjaan dan mulai menghasilkan uang untukku sendiri."
Jeno mengambil kembali rokoknya dari tangan Jaemin.
"Yang jadi pertanyaannya, apa kau bisa lulus dengan lancar? Sekarang kau sudah di tahun keempat, lalu apa rencanamu berikutnya?"
"Aku akan tetap tinggal di kampus selama satu tahun lagi. Jika aku mulai praktek kerja sekarang, aku tidak akan memiliki waktu luang."
"Tidak bisakah kau lebih berambisi?"
"Kau tidak akan mengerti. Kau selalu bekerja di dalam ruangan. Sedangkan aku setiap hari harus menggunakan helm keselamatan dan selalu kotor oleh debu. Atau—-apa aku bisa praktek kerja di perusahaanmu?" Tanya Jaemin memohon.
"Mengapa perusahaanku harus mempekerjakan seseorang yang tidak berguna sepertimu?"
Jaemin cemberut. "Tidak bisakah kau tidak terlalu blak-blakan? Kau kan bisa mengajariku—-?"
"Mengajarimu? Selain naskah drama di TV yang bisa kau ingat dengan cepat, apa lagi yang bisa kau pelajari? Lupakan soal bekerja di perusahaanku. Belajarlah dengan giat dan segera lulus. Setelah kau lulus, aku akan membawamu liburan ke luar negeri."
Jaemin merasa sangat bersemangat. Dia segera bangun dari sofa untuk menuju ruang belajar.
"Kau harus menepati janjimu, aku akan belajar sekarang!" Jaemin begegas berjalan ke ruang belajarnya.
"Na Jaemin, apa kau masih mengenali wajah pemabuk yang nyaris memperkosamu itu?"
Karena Jeno yang tiba-tiba bertanya kembali mengenai kejadian malam itu, Jaemin menghentikan langkahnya dan mulai berpikir, "Aku tidak begitu yakin. Tapi jika aku bertemu dengannya lagi mungkin aku bisa mengingatnya. Kenapa tiba-tiba kau bertanya seperti itu?"
Sebelumnya Jaemin sudah menjelaskan setiap detail kejadian pada Jeno saat mereka di dalam pesawat menuju Seoul. Kenapa sekarang Jeno tiba-tiba menanyakan kembali soal masalah ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Boyfriend | Nomin
Fanfiction[ R E M A K E ] ❝ Kisah klasik Na Jaemin, sang drama queen yang berusaha menarik atensi Lee Jeno dengan segala tingkah konyolnya.❞ ⚠️bxb ʟᴇᴇ ᴊᴇɴᴏ ✖️ ɴᴀ ᴊᴀᴇᴍɪɴ ғᴀɴғɪᴄᴛɪᴏɴ { Start: 04-07-19 } { Finish: 05-01-21 } piceboo & angelina, 2019