84. Liburan Terindah (part 2)

8K 1.2K 583
                                    

Dan nyatanya, Jaemin tidak diserang oleh hewan buas apapun hari itu. Jaemin dan Jeno berhasil tiba di penginapan sebelum gelap.

Begitu sampai, mereka segera menyewa sebuah kamar. Jaemin langsung merebahkan dirinya diatas tempat tidur. Sejak awal mendaki dia sudah berkeringat cukup banyak.

Setelah beristirahat cukup lama, Jaemin baru merasakan kalau udara di sana mulai dingin. Saat itu masih musim panas, kenapa di atas sini terasa dingin? Ketika ingat kalau dia masih harus mandi, Jaemin pun langsung memasang ekspresi kecut.

Tempat mereka berdua menginap malam ini bukan termasuk tempat yang bagus. Tapi kamar yang mereka sewa masih termasuk lumayan dibandingkan kamar-kamar lainnya yang ada disana. Setidaknya kamar mereka memiliki sebuah kamar mandi dan toilet sendiri. Tetapi harga sewa kamar itu terbilang cukup mahal. Jaemin merasa kalau penginapan ini sudah melakukan penipuan pada kustomernya.

Makanan yang disediakan penginapan juga tidak cocok dengan selera Jaemin. Tiba-tiba saja Jaemin jadi merindukan makanan ringannya tadi yang dia habiskan di mobil. Jika saja Jaemin tahu akan seperti ini, dia pasti tidak akan menghabiskan semuanya sekaligus.

Saat Jeno bersiap-siap akan mandi, Jaemin segera berlari masuk kedalam kamar mandi sebelum Jeno sempat menutup pintu. Kamar mandi yang dari awal memang kecil itu pun kini semakin sempit karena dipakai berdua.

Jeno menatap ke arah Jaemin. "Apa yang kau inginkan? Aku sudah mendaki sepanjang hari. Aku tidak memiliki cukup tenaga untuk memberimu 'makan'."

Wajah kecil itu kini merah merona. "Cih! Aku juga lelah. Bagaimana pikiranmu bisa begitu kotor? Aku hanya ingin mandi bersama, pasti lebih hangat."

Jaemin mengabaikan Jeno yang akan protes. Dia langsung melepaskan seluruh pakaiannya lalu mulai mandi. Jeno menutup pintu kamar mandi dan juga mulai melepaskan pakaiannya. Jaemin menatap tubuh telanjang Jeno. Entah bagaimana, dia tiba-tiba merasa malu. Jaemin mencoba untuk membuat dirinya terlihat santai dan tenang. Tetapi kedua matanya tidak mendengarkan pikirannya dengan baik dan terus saja diam-diam mencoba mencuri lihat ke arah milik Jeno.

"Sudah cukup melihat-lihatnya?"

Jeno menyeringai licik dan mulai menyalakan shower. Karena mereka sedang berada di dataran tinggi, air yang mengalir keluar pun tidak terlalu deras. Jaemin mundur sedikit.

"Jeno, coba kau rasakan airnya. Kalau hangat bilang padaku."

Baru selesai Jaemin berkata seperti itu, tubuhnya sudah ditarik oleh Jeno tepat di bawah keran shower yang menyala. Jaemin kini sudah basah sepenuhnya dengan kedua mata yang tertutup.

"Jeno... dingin!!!"

"Jangan protes! Sebaiknya cepat selesaikan mandimu."

Jeno menunggu Jaemin menyelesaikan mandinya. Jaemin terlihat menekan botol sampo dan mulai menggosok kepalanya.

"Kau tidak ikut mandi denganku? Jika kau diam saja seperti itu, kau bisa masuk angin."

"Cepat selesaikan saja mandimu. Tidak perlu mempedulikanku." Jeno masih menungguu Jaemin menyelesaikan mandinya.

Saat keluar dari kamar mandi, Jaemin terlihat begitu kelelahan. Dia menyesal kenapa tadi memutuskan untuk mandi bersama dengan Jeno. Tubuhnya yang sudah kelahan karena mendaki kini semakin lelah karena iblis mesum itu.

Jaemin dengan tubuh telanjangnya langsung melompat ke atas tempat tidur. Jaemin membungkus rapat-rapat tubuhnya dalam selimut, lalu duduk di atas tempat tidur seperti patung buddha. Jeno keluar dari kamar mandi dengan keadaan berpakaian. Kini dia membuka jendela lalu mulai menyalakan rokoknya.

[✔️] Boyfriend | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang