Ketika Jaemin sedang berjalan-jalan keluar, tanpa sengaja dia menemukan kafe untuk para Gay. Jaemin begitu penasaran hingga membuatnya bersemangat untuk mengintip ke dalam. Dia ingin melihat bagaimana orang-orang sepertinya saat sedang berkumpul dalam satu tempat.
Setelah berjalan mondar-mandir di depan pintu masuk kafe, akhirnya Jaemin memberanikan diri masuk ke dalam. Di dalam kafe cahaya terlihat remang. Di jam seperti ini belum banyak orang didalam sana. Beberapa pria terlihat sedang minum di dekat meja bar, beberapa orang lainnya sibuk mengobrol di sebuah meja bundar. Jaemin masih berdiri di depan pintu masuk, dia menatap ke arah pasangan yang sedang mengobrol. Jaemin merasa nyaman di situ. Disana tidak ada orang-orang yang menganggap remeh hubungan seperti mereka. Semua orang terlihat begitu terbuka dengan orientasi seks mereka masing-masing.
Seorang pria yang sedang duduk di meja bar tengah mengamati Jaemin dari tadi.
"Mau menemaniku minum segelas?" Tawar pria itu.
"Tidak, terimakasih. Aku hanya ingin melihat-lihat." sambil berkata seperti itu Jaemin cepat-cepat berbalik keluar kafe dengan wajah malu.
Saat Jaemin sudah berjalan tidak jauh dari pintu keluar, beberapa orang berandalan di dekat sana tengah memperhatikan Jaemin. Mereka memperhatikan mulai dari atas hingga ke bawah dengan tatapan yang merendahkan.
Jaemin tidak suka cara mereka menatapnya dan segera bergegas pergi. Tetapi beberapa orang berandalan itu menghalangi langkahnya. Salah satu dari brandalan itu menghisap rokok yang ada di sela jarinya kemudian menghembuskan asapnya tepat di wajah Jaemin. Jaemin refleks memalingkan wajahnya.
"Apa yang kalian inginkan? Biarkan aku lewat!"
"Hey... bocah ini punya tempramen yang buruk! Apa karena priamu lupa menggunakan pelumas sebelum memasukimu tadi malam?"
Beberapa pria lainnya tertawa mendengar perkataan temannya itu. Wajah Jaemin kini berubah pucat, dia mengigit bibir bawahnya dengan keras.
"Biarkan aku lewat!" Jaemin mencoba mendorong pria yang menghalangi didepannya.
Tetapi seorang pria lain kini menarik rambut Jaemin dengan keras dari belakang. Dia dipaksa untuk berhadapan dengan pria yang berbicara dengannya tadi.
Pria itu melanjutkan perkataannya, "Aku sangat benci dengan kafe homo itu. Para homo menjijikan! Membuatku ingin muntah."
"Biarkan aku pergi!"
Tetapi rambut Jaemin masih dicengkram keras hingga membuat kepalanya mulai terasa sakit. Kini pria itu mendorongnya berhadapan dengan dinding. Jaemin melenguh sakit. Tapi Jaemin masih mencoba untuk terlihat biasa saja dihadapan para brandalan itu.
"Sakit?" pria tadi kini berada di hadapannya. "Tidak sakit? Yah tentu saja, jika di bandingkan saat pasanganmu memasukan penisnya di lubangmu tentu hal seperti ini tidak akan berarti apa-apa. Apa kau tidak merasa jijik? Saat aku membayangkan hal seperti itu, aku bahkan kehilangan napsu makanku!!
"Brengsek!! Bajingan seperti kalian tahu apa!" Jaemin dengan garang menatap tajam mereka.
Pria itu pun kini tertihat semakin emosi ketika mendengar perkataan Jaemin.
"Bocah brengsek! Kau ingin mati?! Sini ku berikan kau pelajaran hingga dunia ini bisa bersih dari orang-orang sepertimu!" Pria itu kemudian menyeret tubuh Jaemin hingga terlempar ke jalan.
"Dari yang bisa aku lihat kalian semua lah sampah yang mengotori dunia ini!!" Jaemin mencoba untuk bangun, tetapi tubuhnya kini di injak oleh pria lainnya.
"Hari ini aku akan memberimu pelajaran!!"
Mereka kemudian berkerumun di hadapan Jaemin yang masih tersungkur di aspal dan mulai menendangi tubuh Jaemin. Jaemin merasa sakit disekujur tubuhnya hingga kini pandangannya mulai mengabur.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Boyfriend | Nomin
Fanfiction[ R E M A K E ] ❝ Kisah klasik Na Jaemin, sang drama queen yang berusaha menarik atensi Lee Jeno dengan segala tingkah konyolnya.❞ ⚠️bxb ʟᴇᴇ ᴊᴇɴᴏ ✖️ ɴᴀ ᴊᴀᴇᴍɪɴ ғᴀɴғɪᴄᴛɪᴏɴ { Start: 04-07-19 } { Finish: 05-01-21 } piceboo & angelina, 2019