Sekembalinya dari berlibur, Jaemin terlihat mulai sibuk mengerjakan laporan skripsinya. Atau yang lebih tepatnya Jeno lah yang membuatnya terpaksa cepat-cepat menyelesaikan skripsinya. Jaemin sendiri tidak menyukai aktivitas belajar yang membosankan seperti ini, tidak seperti kekasihnya, Jeno.
Jaemin melingkari sebuah tanggal di atas kalender di ruang belajar, menandai tanggal kelulusannya. Jaemin sangat berharap hari itu segera tiba dan Jeno akan memenuhi janjinya. Setelah menandai kalender, Jaemin bergegas menuju mobil Jeno yang sudah menunggu di bawah dan bersiap pergi bekerja.
Saat Jaemin sampai di tempat kerjanya, dia bertemu dengan Renjun yang sudah lama sekali tidak dia jumpai.
Renjun yang melihat Jaemin segera berjalan menghampirinya. "Na Jaemin! Beberapa hari ini kau kemana saja, bocah?!"
"Aku pergi berlibur selama beberapa hari kemarin. Ada perlu apa kau disini?"
"Aku hanya sekedar lewat. Dan selagi aku disini, sekalian saja aku mampir untuk melihat-lihat. Bagaimana dengan pekerjaanmu?"
"Yah ... seperti itu lah."
Jaemin terlihat senang karena bertemu kembali dengan sahabatnya yang juga teman sekelasnya, terlebih lagi mereka juga selalu duduk bersebelahan di kelas.
Pekerjaan yang Jaemin jalani saat ini juga Renjun lah yang mencarikan untuknya. Tapi yang sebenarnya adalah, sejak Jeno mengatakan janji penting untuknya kemarin, Jaemin mulai beranggapan kalau apapun yang sedang dia jalani saat ini merupakan hal yang menyenangkan. Walaupun tanpa sengaja menginjak kotoran sekalipun, dia merasa senang.
"Bagaimana kalau kita berdua pergi minum setelah bekerja nanti?" Renjun terlihat mengalungkan sebelah tangannya di pundak Jaemin.
"Hm... itu..." Jaemin menggeser rangkulan tangan Renjun di pundaknya. Ia terlihat ragu-ragu.
"Sejak kapan kau bersikap seperti ini? Ayolah, lagipula kau juga masih belum berterimakasih padaku karena sudah mencarikan pekerjaan untukmu di sini." Bujuk Renjun.
Jaemin berpikir sebentar. Diam-diam dia mengirimkan sebuah pesan pada Jeno. Setelah dia mendapatkan ijin, baru Jaemin setuju untuk pergi minum dengan Renjun.
🐁🐁🐁
Setelah waktu pulang kerja tiba, mereka berdua segera menuju ke tempat yang biasa mereka kunjungi di daerah sekitar kampus. Jaemin mencoba untuk mengendalikan minumnya. Renjun kini sibuk bercerita mengenai apa saja yang pernah terjadi saat mereka di kampus dulu.
Waktu perlahan terus berjalan, Jaemin melihat ke arah jam di tangannya. Sudah waktunya dia pulang. Kini dia berpaling menghadap Renjun, Jaemin bisa melihat kalau kedua mata pria itu terlihat mulai sayu. Sepertinya Renjun sudah mabuk, dia pun mendorong pelan tubuh Renjun.
"Hey, ini sudah malam. Ayo pulang."
Sambil berkata seperti itu, Jaemin beranjak bangun dari kursi, berniat untuk membayar tagihan mereka lalu mengantarkan Renjun pulang. Tetapi siapa yang bisa menduga, Renjun tiba-tiba saja menarik Jaemin untuk kembali duduk di sebelahnya.
"Apa yang kau lakukan?!" Jaemin berusaha melepaskan genggaman di lengannya yang terasa sakit.
"Jaemin, aku ingin mengatakan sesuatu padamu." Ucap Renjun pelan.
"Apa yang ingin kau katakan? Ayolah, sebaiknya kita segera pulang! Aku akan menelponkan taksi untukmu."
Jaemin sangat merindukan Jeno yang pasti kini sudah menunggunya. Yang dia inginkan saat ini adalah segera sampai di rumah. Hari ini Jaemin tidak memasak apapun untuk Jeno. Apa yang pria itu makan? Mie instan?
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Boyfriend | Nomin
Fanfiction[ R E M A K E ] ❝ Kisah klasik Na Jaemin, sang drama queen yang berusaha menarik atensi Lee Jeno dengan segala tingkah konyolnya.❞ ⚠️bxb ʟᴇᴇ ᴊᴇɴᴏ ✖️ ɴᴀ ᴊᴀᴇᴍɪɴ ғᴀɴғɪᴄᴛɪᴏɴ { Start: 04-07-19 } { Finish: 05-01-21 } piceboo & angelina, 2019