59. Pemberontakan Jaemin (Part 2)

10K 1.5K 447
                                    

Jaemin masih duduk di depan pintu apartemen menunggu Jeno pulang. Jaemin bisa merasakan bahwa menunggu seseorang tidaklah menyenangkan. Kalau begitu bagaimana dengan perasaan Jeno ketika menunggunya kemarin malam?

Saat dia sibuk dengan pikirannya sendiri, pintu lift yang berada di depannya terbuka. Jeno sempat terpaku saat melihat Jaemin menunggunya. Jeno berjalan mendekat, tapi dia masih bungkam tidak mengatakan apapun. Dia mengeluarkan kunci apartemennya kemudian membuka pintu.

Jaemin menarik lengan baju Jeno. "Jeno, aku disini."

Jeno masih mengabaikan Jaemin.

"Jeno, aku tahu aku salah. Aku tidak akan berani melakukannya lagi."

Pintu apartemen terbuka, Jeno berjalan masuk ke dalam dengan Jaemin yang mengikutinya dari belakang. Jeno melemparkan jaketnya ke atas sofa dan menatap tajam Jaemin.

"Apa kesalahanmu kali ini?"

"Aku seharusnya tidak keluar hingga larut malam dengan Lucas dan lainnya, tapi mereka lah yang memaksaku untuk ikut."

"Keluar!" usir Jeno dingin.

Jeno tahu bahwa Jaemin masih belum mengerti apa yang sebenarnya begitu penting baginya. Jaemin sudah berani berbohong. Jika dia sudah berani berbohong sekali, suatu saat nanti pasti akan ada yang kedua, ketiga dan seterusnya. Kali ini Jeno sudah memutuskan untuk memberikan pelajaran pada Jaemin.

Sedangkan Jaemin tidak mengerti, dia sudah datang untuk meminta maaf pada Jeno. Tapi pria itu masih bersikap begitu dingin padanya?

Jaemin mulai merasa kesal. "Apa yang kau katakan?"

"Keluar!"

"Sebenarnya apa yang kau inginkan? Aku sudah meminta maaf, tapi kenapa kau masih bersikap seperti ini?"

"Kubilang keluar!!"

"Baiklah, aku pergi. Sebaiknya kau ingat sikapmu ini!"

Jaemin keluar dari apartemen dengan penuh emosi. Selama perjalan pulang, dia masih merasa tidak mengerti dengan sikap Jeno. Dia sudah meminta maaf, tapi kenapa Jeno masih bersikap begitu dingin padanya? Sikap macam apa itu! Jika kau tidak mempedulikanku, aku juga tidak akan peduli padamu!

🐁🐁🐁

Satu hari berlalu begitu saja.

Dua hari.

Hingga hari ketiga Jaemin masih belum mendapatkan kabar apapun dari Jeno. Jaemin mulai khawatir dan gelisah. Pada awalnya Jaemin pikir dia pasti bisa bertahan selama beberapa hari. Tetapi sekarang dia seperti sedang berada di tepi tebing dan sangat ingin melompat lalu mati.

Jika keadaan seperti ini terus berlanjut, apa hubungan mereka berdua akan berubah menjadi seperti orang asing? Lalu akhirnya mereka berdua pun berpisah?

Semakin Jaemin memikirkannya dia semakin cemas.

Tiba-tiba terlihat sebuah nama di layar ponsel Jaemin. Telepon dari asramanya.

"Jaemin, sebentar lagi kuliah akan dimulai. Kau tidak ingin bermain keluar dulu?"

"Aku sedang tidak ingin keluar!" Ketus Jaemin.

"Kenapa? kau masih belum berbaikan dengan Jeno?"

"Apa aku terdengar baik-baik saja?!"

"Jangan emosi seperti itu. Jika kau terus tinggal di rumah seperti mayat, hubungan kalian juga tidak akan membaik. Ayo keluar dan bersenang-senang dengan kami. Saat kuliah dimulai nanti, kau tidak akan memiliki kesempatan seperti ini."

[✔️] Boyfriend | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang