76. Seekor Rubah

8.1K 1.3K 548
                                    

Mengenai segala hal tentang Shotaro, Jaemin mencoba untuk menahan dirinya dan tidak bertanya pada Jeno hampir tiga hari ini. Dia terus berusaha menenangkan dirinya sendiri. Sebagai seorang pria, dia tidak boleh bersikap terus khawatir seperti itu. Tapi nyatanya di dalam hati Jaemin merasa terus terganggu.

Dan saat ini, Shotaro tengah duduk di kursi yang seharusnya merupakan tempat Jaemin duduk. Dia sibuk membicarakan sesuatu dengan Jeno. Sedangkan Jaemin kini duduk di kursi belakang, masih terus menatap ke arah mereka berdua yang berada di depannya, merasa terganggu.

Jeno biasanya selalu bersikap dingin ketika bersama orang lain, tapi kenapa ketika dia tengah mengobrol dengan Shotaro, Jeno terlihat lebih bersahabat?

Dan 'kebetulan' hari ini mobil Shotaro tiba-tiba rusak. Akhirnya Jeno menawarkan untuk mengantar Shotaro pulang. Tapi di mata Jaemin, Shotaro sengaja melakukannya.

Entah dari sudut manapun Jaemin melihat Shotaro, tidak bisa dipungkiri kalau pria itu benar-benar memiliki wajah yang menarik. Seperti wajah seorang wanita. Shotaro seperti memiliki kualifikasi untuk menjadi seorang uke kualitas terbaik. Dan dia terus saja tersenyum ke arah Jeno. Tetapi saat Shotaro bertatapan dengan Jaemin, dia akan terlihat seperti ingin membunuhnya.

"Tunggu sebentar di sini. Aku akan mengambil beberapa dokumen di kantor." Jeno beranjak keluar dari dalam mobil.

Saat ini di dalam mobil hanya tinggal mereka berdua. Jaemin bisa merasakan kalau suasana terasa tegang. Jaemin berpura-pura bermain game di ponselnya. Dia mencoba untuk mengabaikan suasana canggung yang ada.

"Tak perduli sebanyak apapun aku memikirkannya, aku masih tidak mengerti kenapa Jeno bisa menyukaimu."

"Ini sudah kedua kalinya kau mengatakan hal seperti itu." Sejak awal Jaemin sudah tidak menyukai Shotaro, kini dia semakin tidak menyukainya.

"Jeno meninggalkan perusahaan pusat begitu saja. Dia menyerah untuk mengurusnya dan malah memilih untuk mengurus perusahan cabang. Ku pikir orang yang dia sukai kali ini pasti adalah seseorang yang begitu istimewa, tapi ternyata, begitu mengecewakan. Ternyata kau lah Na Jaemin—" Shotaro mengalihkankan tatapannya pada Jaemin. "—-yang bisa kulihat, kau bahkan tidak lebih baik daripada aku."

Jaemin tidak membalas perkataan Shotaro. Karena semua yang pria itu katakan benar adanya. Pria ini benar-benar seperti rubah.

Shotaro dengan sengaja mengabaikan ekspresi sedih diwajah Jaemin dan melanjutkan perkataannya.

"Terakhir kali yang aku tahu, banyak orang yang bahkan terlihat lebih baik dari aku yang mengejar-ngejar Jeno, tapi dia tidak memperdulikan mereka. Tidak pernah kusangka bahwa saat ini dia memilih pria seperti kau. Aku sungguh merasa kasihan padanya."

Ternyata benar apa yang Jaemin duga sebelumnya, mereka berdua sudah saling mengenal sejak lama. Bahkan keduanya seperti sudah saling memahami dibandingkan Jaemin dengan Jeno. Selama Jaemin bersama Jeno, dia belum pernah sekalipun mendengar mengenai Shotaro. Apa Jeno menganggap dirinya seperti orang asing? Jaemin mencubit tangannya sendiri. Dia tidak tahu harus berkata apa lagi. Setelah terdiam cukup lama akhirnya Jaemin pun mengatakan sesuatu.

"Kau bukan Jeno. Bagaimana kau bisa mengatakan kau merasa kasihan padanya?"

"Na Jaemin, seberapa banyak kau mengetahui soal masa lalu Jeno?"

Merasa seperti dirinya diingatkan, Jaemin terdiam. Jaemin benar-benar tidak tahu apapun soal masa lalu Jeno. Karena Jaemin tidak pernah bertanya sebelumnya. Dan Jeno juga tidak pernah menceritakan apapun padanya. Selain soal kedua orang tua Jeno, Jaemin tidak mengetahui sedikitpun soal masa lalunya. Jaemin benar-benar tidak tahu apapun.

[✔️] Boyfriend | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang